Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari peneitian ini adalah: Hipotesis

terciptanya rasa puas dalam diri masyarakat. Dalam hal kepuasan dari masyarakat tentunya berkaitan erat dengan baik atau buruknya kinerja yang ditunjukkan oleh para pegawai yang ada di Kantor Camat.Peranan Camatselaku pimpinanjugadibutuhkanuntukmengontrolkegiatanparapegawaiapakah berjalansesuai dengantujuanyangingindicapaiatautidak.Para pegawai harussaling bekerjasama agar kinerja para pegawai itu sendiri dapat sesuai dengan keinginan masyarakat.Masing - masingharusmenyadari tugasdan tanggungjawabnya. Berdasarkan latarbelakang diatas,makapenulistertarik untukmelakukan penelitian yangberjudul,“PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAPKINERJAPEGAWAI PADA KANTOR CAMAT TELUK NIBUNG KOTA TANJUNGBALAI” I.2RumusanMasalah Untuk dapat memudahkan dalam penelitian ini dan agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dalam menginterprestasikan fakta dan data ke dalam penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya. Adapun permasalahan yang diajikan dalam penelitian ini adalah: “Adakah Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja PegawaiPada Kantor Camat Teluk Nibung Kota Tanjung Balai?”

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimanagaya kepemimpinan di Kantor Camat Teluk Nibung Kota Tanjung Balai. 2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja pegawai di Kantor Camat Teluk Nibung Kota Tanjung Balai. 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di Kantor Camat Teluk Nibung Kota Tanjung Balai.

I.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari peneitian ini adalah:

1. Bagi penulis secara subjektif adalah sebagai suatu tahapan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis dan teoritis dalam memecahkan suatu permasalahan secara objektif dan kritis melalui suatu karya ilmiah sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang bersifat teruji dan berguna. 2. Bagi mahasiswa lainnya sebagi khasanah ilmiah untuk penelitian lainnya. 3. Bagi FISIP-USU khususnya Departemen Ilmu Administrasi Negara sebagai bahan referensi, bahan kajian dan bahan perbandingan bagi mereka yang memerlukannya dan orang-orang yang tertarik dengan pemasalahan ini.

I.5. KerangkaTeori

Kerangkateori adalahsebahagiankonsep,defenisi dankontruksi defenisidan proposisiyangmenerangkan suatufenomenasosial secarasistematisdenganmerumuskan konsep.Kerangkateorimerupakanlandasanpemikiranuntukmelaksanakanpe nelitiandan teori digunakanuntukmenjelaskanfenomenasosialyangmenjadi objekpenelitian Singarimbun,2006:73.

I.5.1. Pengertian Pemimpin Dan Kepemimpinan

Kepemimpinan memiliki suatu kemampuan yang tinggi.Selain itu Pemimpin adalah ahli strategi yang menetapkan tujuan organisasi. Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh faktor kepemimpinan.Perkataan pemimpinleadear mempunyai macam- macam pengertian dari para ahli.Berikut ini terdapat beberapa definisi tentang pemimpin yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya. Menurut Malayu S.P Hasibuan 2011, pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan.Menurut Stephen. P. Robbins 2005, pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain dan memiliki wewenang manajerial. Menurut Kartini Kartono 2006, pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan dan kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.Menurut Henry Pratt Fairchild dalam buku Kartini Kartono 2006 pemimpin adalah seorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usahaupaya orang lain atau melalui kekuasaan dan posisi. Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin yang berarti seorang pribadi yang memiliki kecakapandankelebihan khususnya kecakapandankelebihan disatubidangsehinggadiamampumempengaruhioranglainuntukbersama- samamelakukan altivitas tertentudemitercapainyasuatumaksuddantujuan.Kartono, 1993:76 Kepemimpinan padadasarnyamempunyaipokokpengertiansebagaisifat, kemampuan,proses,dan ataukonsepyang dimilikioleh seseorangsedemikian rupasehingga diikuti, dipatuhi, dihormatisehinggaoranglainbersediadenganpenuhkeikhlasanmelakukan perbuatanataukegiatanyangdikehendaki pemimpintersebut. Kepemimpinandapattimbulapabilaterdapatfaktor- faktoryangsalingmempengaruhi satusamalain.Faktor- faktortersebutmeliputi orang-orangbekerjadari sebuahposisi organisatoris,dantimbuldalam suatusituasiyangspesifik.Winardi,2000:48 Pengertiankepemimpinanyanglainadalahprosesmempengaruhikegi atanindividu ataukelompokdalam usahauntukmencapai tujuandalamsituasi tertentu.Hersey dan BlancharddalamSutarto,1991:22,sedangkanpengertiankepemimpinanmen urutSiagian 2002:62adalah kemampuan seseoranguntukmempengaruhi oranglain,dalamhal ini para bawahannyasedemikianrupasehinggaoranglainitumaumelakukankehendak pemimpin tersebutmeskipun secarapribadikepemimpinan adalahkepengikutan. Moejiono 2002 memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya.Para ahli teori sukarela compliance induction theorist cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompokyang memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya untuk mencapai tujuan organisasi

I.5.2. Gaya Dan Tipe Kepemimpinan

Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak, dan kepribadiansendiriyang unikdan khas,hinggatingkahlaku dan gayayangmembedakan dirinyadengan oranglain.Gayahidupnyainipastiakanmewarnaiperilakudantipekepemimpin annya. Menurut Nawawi 2004:83 bahwa apabila aktivitas kepemimpinan dipilih-pilih, makaakanterlihatgayakepemimpinandenganpolanyamasing- masing.Gayakepemimpinan ini gilirannyaternyatamerupakandasardalammembedakan ataumengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan atasan dapat mempengaruhi kesuksesan pegawai dalam berpretasi, dan akan berujung pada keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuanya Suranta,2002:202. Pemimpin perlu memikirkan gaya kepemimpinan yang paling tepat, dimana gaya kepemimpinan yang paling tepat yaitu gaya kepemimpinan yang dapat memaksimumkan kinerja, dan mudah dalam menyesuaikan dengan segala situasi dalam organisasi Rivai,2005:209.. Sedangkan Rivai Veithzal 2005:209 menerangkan bahwa gaya kepemimpinan merupakan pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin dalam rangka mencapai sasaran organisasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yaitudengan menyatukan tujuan organisasi dengan tujuan individu atau pegawai, dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran yang telah menjadi komitmen bersama. Lebih lanjut Suranta 2002:202 menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan bersifat lentur atau fleksibel, maksudnya adalah gaya kepemimpinan yang biasa diterapkan pemimpin dapat berubah dengan gaya kepemimpianan yang lainya seiring dengan berubahnya situasi dan kondisi internal organisasi. Sehinga tercapai kefektifan gaya kepemimpinan, dan tercapainya tujuan organisasi.

1.5.2.1 GayaKepemimpinanKlasik

MengutippendapatdariSugiono2010:31,lima gayakepemimpinan yangdiakui keberadaannyasejak dahulu adalah : 1. GayadanTipeKepemimpinanOtoriter Kepemimpinanotoriter,mendasarkandiripadakekuasaandanpaksaan yangmutlakharusdipatuhi.Setiapperintahdankebijakanditetapkantan paberkonsultasidengan bawahanterlebihdahulu.Pemimpinbergayadanbertipeotoriterselalub erdirijauh dari anggotakelompoknya,dania senantiasamemiliki kekuatan absolutdantunggal, padakondisi dan situasiyangsikapdan prinsipnyakaku.Penonjolan diriyang berlebihansebagaisimbolkeberadaanorganisasi,hinggacenderungber sikapbahwa dirinyadan organisasi adalahidentik.Dalammenentukan danmenerapkan disiplin organisasibegitukerasdanmenjalankannyadengansikapkaku,pemim pinbergaya danbertipeinijuga tidakdapatdikritik,bawahannyajuga tidakmendapatkesempatan untukmemberikansaranmaupunpendapat.Apabilapimpinaninisudah mengambil keputusan,biasanyakeputusanituberbentukperintah danbawahannyahanya melaksanakannyasaja. 2. GayadanTipe Paternalistik Gayadan tipekepemimpinan paternalistikmerupakan kepemimpinanyangbersifat kebapakan,namunbukan tipeidealdanbukan tipeyang didambakan.Seorang pemimipinpaternalistik,senangmenonjolkankeberadaan dirinyasebagai simbol organisasidanmemperlakukanbawahannyasebagaiorang- orangyangbelumdewasa.Iatidakakanmendorongkemandirianbawaha nnyakarena tidakinginberbuat kesalahan.Terkaitdenganitu,maka pemimpinpaternalistikakanbersifatterlalu melindungi,itikadnyamemangbaik,tetapiprakteknyaakannegatif.Kare naiatidak akanmendorongparabawahannyauntukmengambil resikodisebabkan takutakan timbul dampaknegatifpadaorganisasi.Dalammengambil keputusan,pemimpin paternalistik menjadi pusat pengambil keputusan, dimana pelimpahan wewenang untukmengambilkeputusanpadatingkatyanglebihrendahdalamorgani sasitidak akanterjadi. 3. GayadanTipeKepemimpinanLeissezFaire Gayadantipekepemimpinaniniadalahgayadantipekepemimpinanyang “aneh”. Dimanaseseorang dikatakan pemimpin,namun padapraktisnyatidakmemimpin.Ini dapatdilihatdarigayakepemimpinanyangsantai,karenaberangkatdarip andangan bahwaorganisasitidakmemilikimasalahyangserius,dan kalaupun adaselaludapat diketemukanpenyelesaiannya.Iajugatidaksenangmengambil resikodanlebih cenderungpadamempertahankan statusnya.Seorangpemimpinyangbergayadan bertipe ini senang melimpahkanwewenang kepada bawahannya dan lebih menyenangisituasibahwaparabawahanlahyangmengambil keputusan,dan keberadaannyadalamorganisasilebihbersifatsuportif. 4. GayadanTipeKepemimpinanKharismatik Gayadantipekepemimpinankharismatikmemilikikekuatanenergi,da yatarikdan pembawaanyangluarbiasauntukmempengaruhi oranglain,sehinggaiamempunyai pengikutyangsangatbesarjumlahnya.Terlepasdari apakahdiaberfungsisebagai pemimpinformal atauinformal,iamemiliki dayatarikyangkuatbagi oranglain, sehinggaoranglainitubersediamengikutnyatanpaselalubisamenjelask an apa penyebab kesediaanitu.Parapakarbelumsepakattentangfaktor– faktoryangmenjadi “magnit”tersebut.Latarbelakangbiografikal,pendidikan,kekayaanda n penampilan mungkinikutberperan,akantetapimungkinjugatidak.Karenaketidakm ampuanpara ahli mengidentifikasi faktor-faktor penyebabyang dominan, akhirnya hanya ditekankan bahwaseorang pemimpinyangkharismatikmemiliki“kekuatan supranatural”yangtidakdimilikioranglain. 5. GayadanTipeKepemimpinanDemokratis Gayadantipekepemimpinandemokratisadalahkepemimpinan yang berorientasi padamanusiadanmemberikanbimbinganyangefektif kepadaparabawahannya. Terdapatkoordinasi pekerjaan padasemuabawahannya,dengan penekanan rasa tanggungjawab dankerjasamayangbaik.Iareladanmaumelimpahkanwewenang pengambilan keputusan kepada bawahannya sedemikian rupa tanpa kehilangan kendali organisasionalnya,dan tetapbertanggungjawab atastindakan para bawahannya.Pemimpin demokratisbersifatmendidik dan membina,dalam hal bawahannyaberbuatkesalahan dan tidaksertamertabersifatmenghukumatau mengambiltindakanpunitive. 1.5.2.2.GayaKepemimpinan Situasional Situasional Leadership Pendekatan situasional atau kontingensi didasarkan bahwa keberhasilan seorang pemimpin selain ditentukan oleh sifat- sifat dan perilaku pemimpin juga dipengaruhi oleh situasi yang ada dalam organisasi. Model kepemimpinan dari pendekatan ini antara lain gayakepemimpinan kontingensi Flidler, dan gaya kepemimpinan menurut Herseydan Blanchard 1991. Situasi adalah gelanggang yang perlu bagi pemimpin untuk beroperasi.Bagi sebagian besar pemimpin, situasi bisa menentukan keberhasilan atau kegagalan, tetapi keliru jika menyalahkan situasi. Dalam menerapkan kepemimpinan situasional, seorang pemimpin harus didasarkan pada analisis terhadap situasi yang dihadapi pada suatu saat tertentu dan mengidentifikasikan kondisi anggota atau anak buah yang dipimpinnya. Kondisi bawahan merupakan faktor yang penting, karena selain sebagai individu bawahan juga sebagai kekuatan kelompok yang kenyataannya dapat menentukan kekuatan pribadi yang dimiliki pemimpin Veitzal Rivai, 2005:72. 1. GayaKepemimpinan Kontingensi Fiedler Teoriinitidakmembahasgayakepemimpinanapayangpalingbaik dan gaya kepemimpinanapayang tidakbaik,tetapiteoriini mengemukakan bagaimana tindakanseorang pemimpin dalam situasi tertentukepemimpinannyayangefektif.Teoriinijugatidakmembahas gayadanperilakuyang berpolatetapiberdasarkansituasikemudianmelakukanpendekatanyangtepat.D engansituasiyang berbedamaka pendekatanyangdilakukanpun akanberbeda. Gayakepemimpinaninimengemukakantigavariable utamayang menentukansuatusituasiyang menguntungkan dantidakmenguntungkan bagi pemimpin :Kepemimpinanberorientasi pada struktur tugas the task structurestruktur tugas menjelaskan sampaisejauhmana tugas-tugas dalam organisasi didefinisikansecara jelas dansampaisejauh mana definisitugas– tugastersebutdilengkapidenganpetunjuk yang rinci dan proseduryangbaku. a. Kepemimpinan berorientasi pada hubungan. Hubungan antarapemimpin dan bawahanmenjelaskan sampai sejauhmana pemimpinitudipercaya dandisukaiolehbawahan, dan kemauan bawahan untuk mengikuti petunjuk pemimpin. b. Kekuatan posisi Position Power Kekuatanposisimenjelaskansampaisejauhmana kekuatanatau kekuasaanyang dimilikiolehpemimpinkarenaposisinya diterapkandalam organisasi untukmenanamkanrasamemiliki akanartipenting dannilaidaritugas– tugasmerekamasing- masing.Kekuatanposisijuga menjelaskansampaisejauhmana pemimpin misalnya menggunakan otoritasnya dalammemberikanhukuman danpenghargaan,promosi dan penurunan pangkat demotions. 2. GayaKepemimpinanHerseydanBlanchard Teori kepemimpinan situasional, teori ini dikembangkan oleh Paul Hersey dan Kenneth Blanchard. Kepemimpinan situasional menurut Harsey danBlanchardadalahdidasarkanpadasalingberhubungannya diantarahal– halberikut: Jumlahpetunjukdanpengarahanyang diberikan olehpimpinan,jumlah dukungansosioemosionalyang diberikanoleh pimpinan dan tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukandalammelaksankantugaskhusus,fungsiatautujuantertentu Thoha, 1983:65. Pemimpin harus mampu untuk malakukan adaptasikepemimpinan terhadap tuntutan lingkungan dimana dia memperagakankepemimpinannya.Dimanaseorang pemimpinharusmempunyai fleksibelitas yangbervariasi.Kebutuhan yangberbedapadaanak buah membuatdia harusdiberlakukanberbeda pula,walaupunbanyakpraktisi yang mengganggaptidakpraktisdalamsetiapkalimengambilkeputusan harus terlebih dahulu mempertimbangkan setiap variablesituasi. Dasar gayakepemimpinan situasional Herseydan Blanchardyaitu : a. Kadar bimbingan dan pengarahan yang diberikan oleh pemimpinperilaku tugas. b. Kadar dukungan sosio emosional yang disediakan oleh pemimpinperilaku hubungan. c. Tingkat kesiapan atau kematangan yang diperlihatkan oleh anggota dalam melaksanakan tugas dan fungsi mereka dalam mencapai tujuan tertentu. I.5.3. Kinerja Pegawai I.5.3.1. Pengertian Kinerja Istilahkinerjaberasaldarikatajobperformanceatauactualperformance prestasikerjaatauprestasisesungguhnyayangdicapaiseseorang.Kinerjaadala hhasilkerjaseorangpegawaipegawaiselamaperiodetertentudibandingkandeng anberbagaikemungkinan, misalnyastandardtarget,sasaran,ataukriteriayangtelahditentukanterlebihdahu ludandisepakatibersama.Jikapegawaitidakmelakukanpekerjaannya,makasuat uorganisasiakanmengalamikegagalan.Sepertijugaperilakumanusia,tingkat,da nkualitaskinerjaditentukanolehsejumlahvariabelperseorangandanlingkungan .Untuklebihjelasnya,akandikemukakanbeberapapengertiankinerja. Kinerja berasal dari kata to perform yang artinya melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Sementara itu dalam praktek manajemen sumber daya manusia banyak terminologi yang muncul dengan kata kinerja yaitu evaluasi kinerja performance evaluation, dikenal juga dengan istilah penilaian kinerja performance appraisal, performance rating, performance assessment, employe evaluation, rating, efficiency rating, service rating pada dasarnya merupakan proses yang digunakan perusahaan untuk mengevaluasi job performance. Menurut Siagian 2002 kinerja adalah konsep yang bersifat universal yang merupakan efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan bagian karya berdasar standar dan kriteria yang ditetapkan.Selanjutnya SuntorodalamTika,2006:121 kinerja adalahhasilkerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi alam rangkamencapai tujuan organisasi dalam priodewaktu tertentu. Menurut Mahsun 2006, bahwa kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi yang tertuang dalam perencanaan strategi organisasi. Sedangkan Simanjuntak 2005, menyatakan bahwa kinerja adalah tingkatan pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu dalam rangka mewujudkan pencapaian hasil untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut Mangkunegara2009:67 dalam bukunya Managemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, mengemukakan pengertian kinerja yaitusebagai hasilkerjasecarakualitasdankuantitasyang dicapaioleh seorang pegawaidalammelaksanakantugasnyasesuaidengan tanggung jawabyang diberikannya.Kinerjamerupakanperilaku nyatayang ditampilkansetiaporang sebagaiprestasikerjayang dihasilkanoleh pegawaisesuai denganperannyadalam perusahaan. Dariuraian– uraiandiatasdapatdisimpulkanbahwakinerjaadalah hasilkerjayang dapatdicapaiseseorangatausekelompokorangdalam suatuorganisasisesuaidenganhasilyang diharapkan dalamrangka mencapai tujuan organisasi dalam priodewaktu tertentu.

I.5.3.2. Pengertian Kinerja Pegawai

Kinerja dalam suatu kegiatan berarti bagaimana cara menjalankan tugas yang telah dilimpahkan kepadanya, dengan mempunyai rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan memang perlu dipertanggung jawabkan dari segala sesuatu yang telah dikerjakan, oleh Ranupndoyo, Pengantar Manajemen, 2001 : 21. Seorang pegawai telah resmi menjadi pegawai pada suatu instansi apakah pem erintah maupun memperlihatkan keterampilan apa yang perlu ditonjolkan atau pegawai mempunyai keterampilan tertentu untuk menopang mereka untuk menduduki jenjang lebih dibandingkan dengan pegawai lain yang fungsinya agar pekerjaan yang dilimpahkan mempunyai nilai lebih dibandingkan pegawai yang sama sekali tidak ada keterampilan yang dimiliki. Dalam hal ini sesuatu yang akan dikembangkan melalui pegawai, akan tetapi apakah pegawai itu sendiri mampu memperdayakan kekuatan dengan tidak memiliki keterampilan khusus yang harus dibina dan perlu diperhatikan oleh pimpinan agar sumber daya manusia dapat berkembang melalui pelatihan dan kursus-kursus. Dengan demikian, segala sesuatunya tergantung pada pegawai itu sendiri, sebab kalau pegawai itu sendiri mampu berkarier dengan segala sesuatunya didukung oleh sarana dan prasarana yang menunjang akan bisa berkembang. Pegawai yang memiliki motivasi kerja yang tinggi berarti pegawai tersebut mempunyai nilai tambah sendiri untuk mengembangkan karier. Selanjutnya, pegawai yang mempunyai potensial untuk menjalankan tugas yang diembangnya, maka posisi mereka bisa dia mengetahui arah kemana nanti kegiatan yang harus di laksanakan, sehingga dapat mengetahui sampai jauhmana tingkat pengetahuan seorang pegawai. Ranupndoyo, Pengantar Manajemen, 2001 : 21.

I.5.3.3. FaktoryangMempengaruhiKinerja

Robbins 2005, menyatakan kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan atau ability, motivasi dan kesempatan. Menurut Mangkunegara 2009:16-17, faktor-faktor penentu pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu dalam organisasi adalah sebagai berikut:

1. Faktor Kemampuan

Secara psikologi, kemampuan pegawaiterdiri dari kemampuan dalam hal kepintaran dan juga kemampuan dalam hal keahlian.Artinya pegawaiyang memiliki IQ diatas rata-rata dengan pendidikan sehari-hari, maka iaakan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

2. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja.Motivasi merupakan kondisi penggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi.Pemimpin dapat mendoorong bawahannya melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitive,semakin termotivasi pegawain untuk bekerja secara positif semakin baik pula kinerja yang dihasilkan.

3. Faktor Disiplin

Disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku jadi disiplin pegawai adalah kegiatan pegawai yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia berkerja.

4. Faktor Individu

Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis rohani dan fisik jasmani.Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikisdan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik.Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu manusiauntuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secaraoptimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari haridalam mencapai tujuan organisasi. 5. Faktor Lingkungan Organisasi Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, target kerja yang menantang,pola komunikasi kerja yang efektif, hubungan kerja harmonis, iklimkerja respek dan dinamis, peluar berkarier, dan fasilitas kerja yangrelatif memadai.

I.5.4. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

Gaya Kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untukbekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinanuntuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Artinya, gaya kepemimpinandapat menuntun pegawai untuk bekerja lebih giat, lebih baik, lebih jujur danbertanggungjawab penuh atas tugas yang diembannya sehingga meraihpekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Dalam suatu organisasi yang besar,efektivitas seorang pemimpin tergantung pada kekuatan pengaruh gayakepemimpinannya terhadap atasan, rekan sejawat, dan pengaruhnya terhadapbawahan Yukl, 2001:174. Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupunberbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung padaefektivitas kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan.Dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatuorganisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilanorganisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutamaterlihat dalam kinerja para pegawainya Siagian, 1999:84. Pemimpin yang terdapat pada organisasi harus memiliki kelebihankelebihan dibandingkan dengan bawahannya, yaitu pegawai yang terdapat diorganisasi yang bersangkutan, sehingga dapat menunjukkan kepadabawahannya untuk bergerak, bergiat, berdaya upaya yang tinggi untukmencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.Akan tetapi hanyamengerahkan seluruh pegawai saja tidak cukup, sehingga perlu adanya suatudorongan agar para pegawainya mempunyai minat yang besar terhadappekerjaanya. Atas dasar inilah selama perhatian pemimpin diarahkan kepadabawahannya, maka kinerja pegawainya akan tinggi. Sebagaimana yangdikemukakan Kartono 1993:76, pemimpin adalah menggerakkan orangoranglain agar orang-orang dalam suatu organisasi yang telah direncanakandan disusun terlebih dahulu dalam suasana moralitas yang tinggi, denganpenuh semangat dan kegairahan dapat menyelesaikan pekerjaannya masingmasingdengan hasil yang diharapkan.

I.6. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yanag mana kebenerannya perlu untuk diuji dan dibuktikan melalui penelitian.Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasrkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiric. Sugiyono, 2005:70. Berdasarkan pengertian tersebut, penulis mengetengahkan suatu hipotesis yang dilandaskan pada teori yang relevan, yaitu dengan adanya gaya kepemimpinan yang baik maka diharapkan kinerja pegawai dapat ditingkatkan . Adapun hipotesinya adalah: Ho : Tidak ada pengaruh Gaya Kepemimpinan Dengan Kinerja Pegawai di KantorCamat Teluk Nibung Kota Tanjung Balai Ha :Adapengaruh positif antara Gaya Kepemimpinan Dengan Kinerja Pegawaidi Kantor Camat Teluk Nibung Kota Tanjung Balai.

I.7. Definisi Konsep