Faktor Kemampuan Faktor Motivasi Faktor Disiplin Faktor Individu

Menurut Mangkunegara 2009:16-17, faktor-faktor penentu pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu dalam organisasi adalah sebagai berikut:

1. Faktor Kemampuan

Secara psikologi, kemampuan pegawaiterdiri dari kemampuan dalam hal kepintaran dan juga kemampuan dalam hal keahlian.Artinya pegawaiyang memiliki IQ diatas rata-rata dengan pendidikan sehari-hari, maka iaakan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

2. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja.Motivasi merupakan kondisi penggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi.Pemimpin dapat mendoorong bawahannya melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitive,semakin termotivasi pegawain untuk bekerja secara positif semakin baik pula kinerja yang dihasilkan.

3. Faktor Disiplin

Disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku jadi disiplin pegawai adalah kegiatan pegawai yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia berkerja.

4. Faktor Individu

Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis rohani dan fisik jasmani.Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikisdan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik.Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu manusiauntuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secaraoptimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari haridalam mencapai tujuan organisasi. 5. Faktor Lingkungan Organisasi Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, target kerja yang menantang,pola komunikasi kerja yang efektif, hubungan kerja harmonis, iklimkerja respek dan dinamis, peluar berkarier, dan fasilitas kerja yangrelatif memadai.

I.5.4. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

Gaya Kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untukbekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinanuntuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Artinya, gaya kepemimpinandapat menuntun pegawai untuk bekerja lebih giat, lebih baik, lebih jujur danbertanggungjawab penuh atas tugas yang diembannya sehingga meraihpekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Dalam suatu organisasi yang besar,efektivitas seorang pemimpin tergantung pada kekuatan pengaruh gayakepemimpinannya terhadap atasan, rekan sejawat, dan pengaruhnya terhadapbawahan Yukl, 2001:174. Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupunberbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung padaefektivitas kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan.Dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatuorganisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilanorganisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutamaterlihat dalam kinerja para pegawainya Siagian, 1999:84. Pemimpin yang terdapat pada organisasi harus memiliki kelebihankelebihan dibandingkan dengan bawahannya, yaitu pegawai yang terdapat diorganisasi yang bersangkutan, sehingga dapat menunjukkan kepadabawahannya untuk bergerak, bergiat, berdaya upaya yang tinggi untukmencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.Akan tetapi hanyamengerahkan seluruh pegawai saja tidak cukup, sehingga perlu adanya suatudorongan agar para pegawainya mempunyai minat yang besar terhadappekerjaanya. Atas dasar inilah selama perhatian pemimpin diarahkan kepadabawahannya, maka kinerja pegawainya akan tinggi. Sebagaimana yangdikemukakan Kartono 1993:76, pemimpin adalah menggerakkan orangoranglain agar orang-orang dalam suatu organisasi yang telah direncanakandan disusun terlebih dahulu dalam suasana moralitas yang tinggi, denganpenuh semangat dan kegairahan dapat menyelesaikan pekerjaannya masingmasingdengan hasil yang diharapkan.

I.6. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yanag mana kebenerannya perlu untuk diuji dan dibuktikan melalui penelitian.Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasrkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiric. Sugiyono, 2005:70. Berdasarkan pengertian tersebut, penulis mengetengahkan suatu hipotesis yang dilandaskan pada teori yang relevan, yaitu dengan adanya gaya kepemimpinan yang baik maka diharapkan kinerja pegawai dapat ditingkatkan . Adapun hipotesinya adalah: Ho : Tidak ada pengaruh Gaya Kepemimpinan Dengan Kinerja Pegawai di KantorCamat Teluk Nibung Kota Tanjung Balai Ha :Adapengaruh positif antara Gaya Kepemimpinan Dengan Kinerja Pegawaidi Kantor Camat Teluk Nibung Kota Tanjung Balai.

I.7. Definisi Konsep

Konsep adalah suatu hasil pemaknaan dalam intelektual manusia yang memang merajuk ke gejala nyata kealam empiric.Konsep adalah sarana merujuk kedua empiris dan bukan merupakan refleksi sempurna mutlak dunia empiris bahkan konsep bukanlah dunia empiris itu sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut, maka penulis mengemukakan definisi dari beberapa konsep yang digunakan : 1. Kepemimpinan merupakan suatu kemampuanyangdimilikiolehseorangpemimpin untukmempengaruhidanmenggerakkanbawahannyaagar bawahannya secarasukarelamaumengejartujuan organisasi. 2. Kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dapat dicapaiseseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan hasil yang di harapkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. 3. Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bejerka sama dan berdaya upaya denga penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

I.8. Defenisi Operasional

Defenisi operasianal adalah unsur yang memeberitahukan bagaimana caranya mengukur variabel melalui indikator-indikatornya. Variabel bebas atau variabel X adalah Gaya Kepemimpinan dengan indikatornya : 1. Gaya KepemimpinanOtoriter a. Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. b. Tidak dapat dikritik bawahannya. c. Selalu menetapkan kebijakan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya terlebih dahulu. d. Tidak dapat menerima saran maupun kritik dari bawahannya 2. Gaya Kepemimpinan Paternalistik a. Senang menonjolkan keberadaan dirinya sebagai simbol organisasi dan memperlakukan bawahannya b. Tidak mendorong para bawahannya untuk mengambil resiko disebabkan takut timbul dampak negatif pada organisasi. 3. Gaya Kepemimpinan Lesseiz Faire a. Memiliki gaya yang santai b. Selalu melimpahkan wewenang kepada bawahannya dan lebih mnyenangi situasi bahwa para bawahanlah yang mengambil keputusan. c. Selalu menetapkan keputusan tetapi tidak mau mengambil resiko 4. Gaya Kepemimpinan Kharismatik a. Memiliki daya tarik yang kuat bagi orang lain b. Para bawahannya mersa bahwa keyakinan pemimpinnya adalah benar c. Dan bersedia selalu mematuhi atasanya 5. Gaya Kepemimpinan Demokratis a. Selau memberikan bimbingan yang efektif b. Mengkoordinasi pekerjaan pada semua bawahannya dengan penekanan rasa tanggung jawab dan kerja sama. c. Pemimpin demokratis ini bersifat mendidik dan membina bawahannya ketika berbuat salah. Variabel terikat atau variabel Y yaitu Kinerja Pegawai diukur dengan indikator: 1. Faktor kemampuan a. Memiliki IQ yang tinggi b. Ditempatkan pada pekerjan sesuai ahlinya c. Mempunyai keahlian dan kemampuan sehingga mudah mencapai tujuan kinerja yang di harapkan. 2. Faktor Motivasi a. Memotivasi sikap dalam mengahadapi situasi pekerjaan. b. Selalu mendapatkan dorongan dari pimipinan agar pegawai termotivasi untuk bekerja secara positif semakin baik pula kinerja yang dihasilkan 3. Faktor disiplin a. Taat kepada peraturan-peraturan yang di sudah tetapkan. b. Menghormati perjanjian kerja dengan organisasi di tempat bekerja 4. Faktor Individu a. memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis rohani dan fisik jasmani. b. mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secaraoptimal c. berkonsentrasi dalam melaksanakan kegiatan atau aktifitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi 5. Faktor Lingkungan Organisasi a. jabatan yang jelas, target kerja yang menantang, b. pola komunikasi kerja yang efektif c. hubungan kerja yang harmonis d. fasilitas kerja yang memadai karena semakin baik sarana yang disediakan oleh atasan akan mempengaruhi semakin baiknya kerja seorang dalam mencapai tujuan dan hasil yang di harapkan.. 29

BAB II METODE PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini kuantitatif dengan analisa regresi linear dengan maksud mencarai pengaruh antara variabel independent X dengan variabel devenden YSugiyono2011:9.Dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh. 2.2. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kantor Camat Teluk Nibung Jln.Hiu no:3 Kelurahan Pematang Pasir Kota TanjungBalai. 2.3. Populasi dan Sampel 2.3.1 Populasi MenurutSugiono2010:90 populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek dan obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian di tarik kesimpulannya.maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Kantor CamatTeluk Nibung Jln.Hiu no:3 Keluarahan Pematang Pasir Kota TanjungBalai yang berjumlah 15 orang.

2.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harap betul- betul representative Sugiyono, 2005:91.Untuk menentukan jumlah sampel penulis menggunakan teknik penarikan sampel berdasarkan jumlah populasi.Hal ini dikarenakan jumlah populasi yang lebih dari 100 orang. Menurut Arikunto 2006:120, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik semua subjek dijadikan sampel sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi. Dalam penelitian ini karena jumlah pegawai yang ada pada Kantor Camat Teluk Nibung Jln.Hiu no:3 Kelurahan Pematang Pasir Kota Tanjung Balai kurang dari 100 yaitu 15 orang, maka dengan demikian keseluruhan pegawai dijadikan sampel.

2.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam peneliti ini penulis menggunakan dua macam data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya, yaitu: 1. Teknik pengumpulan data primer Teknik pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan instrument sebagai berikut: a. Metode Kuisioner Yaitu teknik pengumpulan data melalui pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan berbagai alternatif jawaban. Respondennya adalahpegawai Kantor CamatTeluk Nibung Jln.Hiu no:3 Kelurahan Pematang Pasir Kota TanjungBalai. b. Metode Observasi Pelaksanaan pengamatan secara langsung terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian. 2. Teknik pengumpulan data sekunder : a. Penelitian Kepustakaan Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai literatur seperti buku, majalah dan berbagai bahan yang berhubungan dengan objek penelitian b. Studi Dokumentasi Yaitu pengumpulan data diperoleh melalui pengkajian dan penelahan terhadap catatn tertulis maupun dokumen- dokemen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti

2.5. Teknik Penentuan Skor

Teknik Pengumpulan oleh nilai yang digunakan untuk penelitian ini adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner yang disebarkan kepada responden Singarimbun, 2006 :102 Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden terhadap masing-masing alternatif jawaban apakah tergolong dengan skala sebagai berikut : 1. Untuk pilihan jawaban a diberi nilai skor 5 2. Untuk pilihan jawaban b diberi nilai skor 4 3. Untuk pilihan jawaban c diberi nilai skor 3 4. Untuk pilihan jawaban d diberi nilai skor 2 5. Untuk pilihan jawaban e diberi nilai skor 1 Untuk mengetahui atau menetukan kategori jawaban responden dari masing-masing variabel tergolong tinggi, sedang, atau rendah, maka terlebih dahulu ditentukan skala intervalnya dengan cara sebagai berikut: Banyak bilangan Skor tertinggi – Skor terendah 5 5-1 =0,8 Sehingga dengan demikian dapat ditentukan kategori jawaban responden masing-masing variabel, yaitu : a. Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,21 – 5,00 b. Skor untuk kategori tinggi = 3,41 – 4,20 c. Skor untuk kategori sedang = 2,61 – 3,40 d. Skor untuk kategori rendah = 1,81 – 2,60 e. Skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 – 1,80

2.6. Teknik analisa Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas dan variabel terikat. Adapun metode statistik yang digunakan adalah :

1. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis kuantitatif dengan metode statistic yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh antara variable bebas X dan variable Y Sugiyono2011:9.Metode analisis regresi linier sederhana ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 18.0 yang merupakan salah satu paket program computer yang digunakan dalam mengelola data statistik. Persamaan regresi linier sederhanasebagai berikut: Y = a + bX Dimana : ɑ= ∑�∑� 2 − ∑�∑�� �∑� 2 − ∑� 2 b = � ∑��− ∑�∑� �∑� 2 − ∑� 2 Keterangan: X = Variabel Bebas Y = Variabel terikat a = konstanta Nilai Y apabila X=0 b = Koefisien regresi nilai peningkatan maupun penurunan

2. Koefisien Determinant

Teknik ini digunakan berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas independen X terhadap variabel terikat dependen Y. Perhitungan dilakukan dengan menguadtratkan nilai Koefisien Product Moment. D = r xy 2 x 100 Keterangan : D = koefisien Determinant r xy 2 = Koefisien Pearson Product Moment antara x dan y.

3. Uji “T”

Untuk menguji keberartian koefisien antara variable, digunakan uji statistic t dengan rumus: 2 1 2 r n r t − − = Kriteria pengujian adalah : - Jika harga � ℎ����� � ����� maka hipotesis alternative ditolak - Jika harga � ℎ����� � ����� maka hipotesis alternative ditolak 35

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Sejarah berdirinya Kecamatan Teluk Nibung

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 20 Tahun 1987 tanggal 14 September 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Dati II Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan Jo, Intruksi Menteri Dalam Negeri No.22 Tahun 1987, maka disetujui perluasan Wilayah Kotamadya Tanjungbalai pada tanggal 14 Maret 1988 oleh Gubernur Sumatera Utara. Kecamatan Teluk Nibung adalah salah satu diantara 6enam wilayah Kecamatan yang ada di Kota Tnajungbalai. Pada awal pembentukan Kecamatan T eluk Nibung terdiri dari 4empat desa yaitu : 1. Desa Teluk Nibung I 2. Desa Teluk Nibung II 3. Desa Teluk Nibung III 4. Desa Kapias Pulau Buaya Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor1463372SK1993 tanggal 28 Oktober 1993 tentang pembentukkan 5 lima Desa Persiapan di Tanjung Balai,1satu desa di wilayah Kecamatan Teluk Nibung yaitu Desa Beting Kuala Kapias di mekarkanpemecahan dari Kapias Pulau Buaya,sehingga jumlah Desa di Kecamatan Teluk Nibung seluruhnya menjadi 5lima Desa Perjuangan, Desa Pematang Pasir, Desa Sei Merbau, Desa Kapias Pulau Buaya dan Desa Beting Kuala Kapias. Jumlah kelurahan di Kecamatan Teluk NIbung 5lima kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan 1.255.Ha untuk masing-masing Kelurahan dengan luas wilayah sebagai berikut : Tabel 3.1 Luas wilayah menurut kelurahan NO Nama Kelurahan Luas Wilayah Ha Proporsi 1. 2. 3. 4. 5. Perjuangan Pematang Pasir Sei Merbau Kapias Pulau Buaya Beting Kuala Kapias 128 Ha 420 Ha 136 Ha 311 Ha 260 Ha 10,19 33,46 10,83 24,76 20,71 Jumlah 1.225 Ha 100 Sumber Data : Kantor Camat Teluk Nibung 3.2 Keadaan wilayah dan kependudukan 3.2.1 Geografi

3.2.1.1 Letak wilayah