Morfologi Inti Sel Tinjauan Pustaka

Gambar 3 . Perbedaan gambaran sitologi dari lesi payudara jinak dan ganas. 28

2.5. Morfologi Inti Sel

Persiapan sediaan slide yang baik sangat diperlukan dalam mengevaluasi inti sel. Baik fiksasi maupun prosesing yang kurang baiktidak sesuai, dapat mengakibatkan terbentuknya artefak, ini dapat mempengaruhi diagnosa. Air drying dapat menyebabkan sel membesar, inti akan terlihat kabur dan tidak jelas. Fiksasi sebaiknya menggunakan alkohol, karena gambaran inti akan tampak lebih jelas. Apusan sitologi pada objek glass yang penekanannya terlalu kuat maupun sentrifuge yang terlalu berlebihan juga dapat menyebabkan perubahan pada morfologi inti sel. Meskipun pemeriksaan gambaran sel secara individu merupakan dasar yang penting, tetapi perlu juga diperhatikan dan dibandingkan dengan sel yang ada disekitarnya. Keseragaman bentuk inti sel dengan inti sel yang ada disekitarnya biasanya menunjukkan lesi yang jinak. Sebaliknya bila bentuk inti sel pleomorfik, ini menunjukkan lesi tersebut adalah ganas. Pada pemeriksaan inti sel, hal-hal Fitriani Lumongga : Perbedaan Nilai Numerik Kuantitasi Sitomorfometri Terhadap Keliling Dan Densitas Inti Pada Fibroadenoma, Karsinoma Duktus Dan Karsinoma Lobular Payudara, 2009 yang harus diperhatikan adalah ukuran, bentuk dan letak inti sel, gambaran kromatinDNA, jumlah inti, nukleoli dan mitosis. Ukuran Inti Sel. Dalam melakukan pengukuran inti sel, perlu diperhatikan perbandingan inti dengan sitoplasma serta perbandingan terhadap sel lainnya pada slide yang sama. Perbandingan relatif antara inti dengan sitoplasma pada sebagian besar sel merupakan pencerminan dari perbandingan inti dengan sitoplasma sel pada umumnya N C ratio . Peningkatan perbandingan inti dengan sitoplasma merupakan gambaran yang penting dalam mendiagnosa lesi ganas. Bentuk Inti Sel . Inti sel berbentuk bulat atau oval dengan membran inti yang reguler. Perubahan inti sel menjadi bentuk yang pleomorfik merupakan salah satu dari proses keganasan. Pada keadaan reaktif, bentuk inti juga mengalami pleomorfik dengan tingkat yang beragam, perbandingan NC juga meningkat. Perubahan pada membran inti minimal berupa lipatan, penonjolan, penebalan dan iregular Itidak teratur. Tekstur inti yang iregular merupakan gambaran morfologi yang sering digunakan untuk penggradingan morfologi tumor. Letak Inti Sel . Letak inti pada sebagian besar jenis sel biasanya konstan. Inti terletak di pinggir eksentrik, ini menunukkan diferensiasi dari kelenjar misalnya pada epitel sistem pernafasan, endoserviks . Letak inti pada bagian tengah biasanya terdapat pada epitel skuamous. Bila letak inti sel abnormal, dapat dipertimbangkan adanya proses patologi. Fitriani Lumongga : Perbedaan Nilai Numerik Kuantitasi Sitomorfometri Terhadap Keliling Dan Densitas Inti Pada Fibroadenoma, Karsinoma Duktus Dan Karsinoma Lobular Payudara, 2009 Gambaran Kromatin dan DNA. Kromatin inti menunjukkan morfologi DNA secara garis besar. Ini merupakan gambaran penting untuk proses patologi. Pemeriksaan kromatin inti membutuhkan proses pewarnaan dan fiksasi yang baik. Pemeriksaan kromatin harus menggunakan mikroskop dengan pembesaran yang tinggi 40x, 60x, 100x. Gambaran kromatin normal terlihat halus. Aktivitas sel yang meningkat pada proses reaktif atau neoplasma, kromatin akan mengalami perubahan dan menjadi lebih mudah terlihat, bisa berupa retikular, granular, kasar, berkelompok dan sebarannya bisa merata atau tidak. Gambaran kromatin inti yang tersebar tidak merata merupakan salah satu petunjuk yang kuat untuk keganasan sel. DNA terdapat pada kromatin. Struktur kromatin terdiri dari rangkaian bola-bola histon yang diikat oleh rantai molekul DNA. Histon merupakan komponen protein dasar kromatin. Keberadaan DNA dalam inti dapat ditentukan dan densitasnya dapat diukur. Jumlah DNA inti pada fase interfase adalah tetap, tetapi jumlahnya dapat berubah pada sel-sel yang mengalami pembelahan. Pada proses keganasan, pembelahan sel akan meningkat hebat, sehingga jumlah DNA akan meningkat menjadi lebih dari 2 kali atau lebih dari kelipatan normalnya. Pada sebagian jenis keganasan, terjadi perubahan pada kandungan DNA inti. Metode diagnostik aneuploidi DNA pada saat ini dapat digunakan untuk menentukan kelainan pada DNA, yaitu menwarnai inti sel dengan pewarnaan Feulgen yang spesifik untuk DNA. 21, 26, 27 Jumlah Inti sel . Bila jumlah inti sel bervariasi, ini mencerminkan keadaan patologis yang bisa kita jumpai pada perubahan reaktif terhadap infeksi atau benda asing. Sebagian sel tumor juga mempunyai inti yang banyak, seperti Fitriani Lumongga : Perbedaan Nilai Numerik Kuantitasi Sitomorfometri Terhadap Keliling Dan Densitas Inti Pada Fibroadenoma, Karsinoma Duktus Dan Karsinoma Lobular Payudara, 2009 Reed-Stenberg cell, giant cell tumor . Jumlah inti ini dapat membantu untuk menegakkan diagnosa. Nukleoli atau anak inti. Terdapat pada sel yang normal. Nukleoli akan terlihat menonjol pada sel mengalami regenerasi repair seperti proses infeksi. Nukleoli yang prominen menonjol juga merupakan karakteristik dari sebagian tumor ganas. Pada karsinoma sel skuamous berdiferensiasi buruk, sebagian besar nukleoli akan lebih iregular bila dibandingkan dengan adenokarsinoma. Mitosis . Gambaran mitosis dapat terlihat pada inti yang memulai proses pembelahan. Tetapi pada sediaan sitologi apusan dari biopsi aspirasi jarum halus, mitosis jarang terlihat. Pada sel normal, dijumpai mitosis sel yang minimal dan reguler. Mitosis akan terlihat lebih jelas pada sediaan histopatologi.

2.6. Analisa Gambar Melalui Sistem Komputerisasi