Biopsi Aspirasi Jarum Halus

Drainase limfatik pada payudara terutama menuju kelenjar limfe di daerah ketiak dan selanjutnya akan dialirkan menuju kelenjar limfe pada daerah bagian dalam payudara mammary interna . Keadaan ini berhubungan dengan penyebaran dari sel-sel kanker. Keterlibatan kelenjar limfe pada mammary interna sekitar 13 pada kanker yang berada pada bagian medial payudara dan sekitar 4 pada kanker yang berada pada bagian lateral payudara . 15,16,17,18

2.2. Biopsi Aspirasi Jarum Halus

Indikasi utama pada biopsi aspirasi jarum halus pada lesi payudara adalah untuk mengkonfirmasi kanker pada saat preoperatif. Pertimbangan lainnya adalah untuk menghindarkan pasien dari tindakan operatif yang sebenarnya tidak diperlukan pada beberapa lesi payudara yang jinak. Indikasi lainnya pada tindakan ini antara lain : 1. Untuk mendiagnosa beberapa jenis kista; 2. Untuk menyelidiki adanya dugaan kekambuhan atau metastasis pada kasus-kasus yang sebelumnya pernah didiagnosa sebagai kanker; 3. Untuk konfirmasi kanker payudara yang inoperabel; 4. Konfirmasi pre- operatif pada lesi yang secara klinis diduga sebagai kanker; 5. Menentukan lesi yang teraba pada payudara sebagai lesi jinak atau ganas; 6. Untuk memperoleh bahan dari tumor yang akan dimanfaatkan dalam analisis maupun penelitian [studi hormon-reseptor, analisa DNA, immunohistokimia dan kultur jaringan]; dan 7. Sebagai pemeriksaan untuk mendukung pemeriksaan mammografi pada lesi payudara yang tidak teraba. 2 Fitriani Lumongga : Perbedaan Nilai Numerik Kuantitasi Sitomorfometri Terhadap Keliling Dan Densitas Inti Pada Fibroadenoma, Karsinoma Duktus Dan Karsinoma Lobular Payudara, 2009 Dalam pemeriksaan sitologi biopsi aspirasi jarum halus, harus diperhatikan mengenai : 1. Selularitas; 2. Latar belakang apusan, misalnya sediaan apusan dengan latar belakang darah tidak selalu menandakan proses yang serius, sediaan apusan dengan latar belakang nekrosis atau lipoproteinaceous sering yang terjadi pada masa laktasi; 3. Sel mioepitel; dan 4. Sel tunggal dengan sitoplasma yang utuh, bila dijumpai sel dapat di duga kemungkinan adanya suatu proses keganasan. 1 Sistem pelaporan hasil sitologi biopsi aspirasi jarum halus pada payudara pada saat ini banyak digunakan kriteria berdasarkan British National Health Service Breast Screening Programme NHSBS, 1994 dan European Breast Screening Neetwork EC, 1996 yang merupakan panduan dalam pelaporan sediaan sitologi dengan menggunakan 5 kategori, yaitu : C1 : Sediaan tidak memuaskan. Dalam kategori ini tercakup : jumlah sel yang sedikit dan kurang dari 5 kelompokan sel; banyak artefak; perdarahan luas yang menutupi sel epitel ataupun smear yang terlalu tebal. C2 : Lesi jinak. Kategori ini memperlihatkan bahan yang adekuat dan tidak terdapat tanda-tanda keganasan; jumlah sel yang cukup lebih dari 5kelompokan sel dan morfologi sel mempunyai ciri-ciri tumor jinak. Contoh : fibroadenoma, nekrosis lemak dan peradangan. C3 : Atipik, lesi diduga jinak. Kategori ini menunjukaan karakteristik tumor jinak, tetapi terdapat gambaran sel yang atipik inti pleomorfik dan hilangnya kohesi antar sel; sel-sel mengalami perubahan pada inti dan sitoplasma akibat pengaruh hormonal atau terapi lainnya. Fitriani Lumongga : Perbedaan Nilai Numerik Kuantitasi Sitomorfometri Terhadap Keliling Dan Densitas Inti Pada Fibroadenoma, Karsinoma Duktus Dan Karsinoma Lobular Payudara, 2009 C4 : Lesi yang dicurigai ganas. Yang termasuk kategori ini adalah sediaan dengan sel-sel yang hampir mendekati kriteria sel ganas, banyak dijumpai sel yang tidak normal, tetapi ahli patologi belum dapat menggolongkannya sebagai sel yang ganas, oleh karena: spesimen dan jumlah sel yang sedikit; beberapa sel memperlihatkan gambaran ganas, tetapi belum cukup kuat untuk membuat kesimpulan sebagai apusan yang ganas; sebagian besar kelompokan sel epitel memperlihatkan karakteristik jinak dengan populasi sebaran sel mioepitel yang banyak, namun sebagian sel-sel dengan gambaran yang ganas. C5 : Lesi ganas. Pada kategori ini sel-sel pada sediaan sitologi dengan jelas memperlihatkan kriteria sel-sel ganas, sehingga para ahli patologi tidak ragu menyimpulkan sebagai apusan ganas. 6,7

2.3. Fibroadenoma Mammae