Menurut Meijaard
et al 2001 habitat kecil yang terbaik adalah habitat yang mampu mendukung beberapa orangutan sepanjang tahun, sedangkan habitat yang
tidak baik adalah habitat yang hanya mampu mendukung satu ekor orangutan dalam beberapa minggu. Fakta tersebut mempunyai peranan penting dalam merancang suatu
kawasan konservasi.
2.4 Aktivitas Makan Orangutan
Aktivitas makan merupakan waktu yang dipakai seekor orangutan untuk menggapai, mendapatkan, mengunyah dan menelan makanan pada suatu sumber pakan Galdikas,
1986. Aktivitas tersebut merupakan salah satu dari aktivitas harian utama yang dilakukan orangutan. Aktivitas harian lainnya terdiri dari: aktivitas bergerak, istirahat
dan sosial MacKinnon, 1974.
Data aktivitas makan populasi liar orangutan di Ketambe Sumatera telah menunjukkan bahwa hampir 49,3 dari total aktivitas harian digunakan sebagai
aktivitas makan Maple, 1980. Di Tanjung Puting Kalimantan penggunaan aktivitas makan dilakukan hingga 50 – 60 dari total aktivitas hariannya Galdikas, 1984.
Besarnya aktivitas makan dibandingkan aktivitas harian lainnya dikarenakan aktivitas makan merupakan aktivitas penting dalam menggantikan energi yang hilang Rijksen,
1978.
Rodman 1978 menyatakan bahwa aktivitas utama orangutan didominasi oleh kegiatan makan kemudian aktivitas istirahat, bermain, berjalan-jalan di antara
pepohonan dan membuat sarang. Kegiatan membuat sarang ini umumnya dilakukan dalam persentase waktu yang relatif kecil. Menurut Fakhrurradhi 1998 di Suaq
Balimbing rata-rata dalam satu hari orangutan menggunakan waktu 65 untuk melakukan aktivitas makan, 16 untuk bergerak pindah, 17 untuk beristirahat, 1
untuk membuat sarang dan 0,5 untuk aktivitas sosial.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Pola Makan Orangutan
Orangutan termasuk hewan pelahap buah-buahan frugivora . Disamping itu juga memakan daun, bunga dan kambium, serta rayap dan semut guna mendapatkan
protein. Sedangkan untuk mendapatkan kandungan mineral, kadang-kadang orangutan juga memakan tanah. http:www.cpoi.or.id. Diakses tanggal 14 Mei, 2009.
Meijaard et al 2001 menyatakan bahwa orangutan selain memakan buah- buahan sebanyak ± 60 dan daun ± 25 , sumber makanan lain yang disukai
orangutan adalah kulit batang ± 15 , serangga ± 10 dan beberapa jenis makanan lain seperti : tanah, madu dan bunga ± 2 . Ketika buah menjadi jarang, orangutan
menggunakan sampai 18 dari waktu makannya rata-rata 12 untuk memakan lapisan bawah kulit pohon tertentu, khususnya Ficus spp., tetapi juga pohon lainnya
dari suku Moraceae, misalnya Payena sp. Pada habitat yang berkualitas baik, penggunaan buah sebagai sumber pakan dilakukan sebesar 57 oleh orangutan
jantan dan hampir 80 oleh orangutan betina. Selanjutnya Rodman 1973 dalam Bismark 1984 menyatakan bahwa besarnya waktu yang digunakan orangutan dalam
menggunakan bagian tumbuhan berbeda berdasarkan jenis kelamin dan bagian tumbuhan yang dimakan. Adapun waktu yang digunakan orangutan berdasarkan
perbedaan jenis kelamin terhadap variasi bagian tumbuhan yang dimakan dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikuti ni:
Tabel 2.1 Persentase Penggunaan Bagian Tumbuhan oleh Individu Orangutan Berdasarkan Perbedaan Jenis Kelamin Rodman, 1973 dalam Bismark,
1984. Jenis kelamin
Buah Daun
Kulit kayu Bunga
Serangga Jantan 67,1
23,2 4,9 2,8 1,9 Betina 58,6
22,0 16,6 2,1 0,8 Di Ketambe sedikitnya 4 keragaman pakan yang digunakan orangutan dalam
memenuhi kebutuhan energinya Meijaard et al, 2001, sedangkan di Tanjung Puting, hampir 97 pengamatan aktivitas makan per hari diketahui bahwa orangutan terlihat
memakan campuran berbagai bahan makanan yang berasal dari sekurang-kurangnya
Universitas Sumatera Utara
dua bagian tumbuhan yang berbeda. Buah dan daun muda merupakan kombinasi bagian tumbuhan yang paling sering digunakan Galdikas, 1984.
Berdasarkan penggunaan keragaman pakan yang digunakan orangutan, disimpulkan oleh Meijaard et al 2001 bahwa orangutan merupakan tipe pengumpul
atau pencari makan yang oportunis, yaitu memakan apa saja yang dapat diperolehnya. Namun tidak seperti pada simpanzee, sebab indikasi orangutan sebagai pemburu aktif
tidak pernah tercatat dalam data pengamatan lapangan.
2.6 Status Perlindungan Orangutan Sumatera Pongo abelii