dua bagian tumbuhan yang berbeda. Buah dan daun muda merupakan kombinasi bagian tumbuhan yang paling sering digunakan Galdikas, 1984.
Berdasarkan penggunaan keragaman pakan yang digunakan orangutan, disimpulkan oleh Meijaard et al 2001 bahwa orangutan merupakan tipe pengumpul
atau pencari makan yang oportunis, yaitu memakan apa saja yang dapat diperolehnya. Namun tidak seperti pada simpanzee, sebab indikasi orangutan sebagai pemburu aktif
tidak pernah tercatat dalam data pengamatan lapangan.
2.6 Status Perlindungan Orangutan Sumatera Pongo abelii
Jumlah populasi orangutan liar telah menurun secara terus menerus dalam beberapa dekade terakhir akibat hilangnya hutan dataran rendah, namun beberapa tahun terakhir
kecepatan penurunan populasi orangutan terus meningkat. Hasil lokakarya Pengkajian Status Populasi dan Habitat Population and Habitat Viability AnalysisPHVA yang
dilaksanakan pada Januari 2004 memberikan gambaran terkini tentang sebaran dan status populasi orangutan di Sumatera dan Kalimantan. Perkiraan populasi orangutan
di Sumatera saat ini berkisar 6.667 individu Departemen Kehutanan, 2007.
Kondisi orangutan pada saat ini sudah diambang kepunahan sehingga dibutuhkan upaya konservasi dan perlindungan yang harus segera dilakukan. Salah
satu undang-undang yang sangat penting terhadap perlindungan orangutan adalah Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistemnya, termasuk turunannya, yaitu Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar dan Perturan Pemerintah No. 8 Tahun
1999 tentang Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar yang menetapkan bahwa orangutan adalah satwa yang dilindungi. Dalam upaya konservasi orangutan kemudian
dikeluarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. P. 53 Menhut-IV 2007 tentang Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia 2007 – 2017. Di tingkat
internasional IUCN International Union for Conservation and Natural Resources pada tahun 2008 menetapkan orangutan sumatera Pongo abelii ke dalam kategori
terancam punah Criticaly Endangered dan Convention on International Trade of
Universitas Sumatera Utara
Endangered Species of Wild Fauna and Flora CITES memasukkan orangutan ke dalam Appendix I kategori satwa yang tidak dapat diperdagangkan.
Berbagai usaha penegakan hukum perlindungan orangutan telah dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan keberadaan orangutan. Salah satunya dengan jalan
menangkap para pemburu, penyelundup dan pemelihara ilegal orangutan, serta menyita orangutan yang mereka miliki. Usaha ini berharga bagi pemulihan kondisi
populasi orangutan, karena diharapkan mampu menciptakan efek jera bagi pelanggar hukum tersebut. Selain itu orangutan sitaan tersebut memiliki potensi untuk dilepas-
liarkan kembali Meijaard et al, 2001.
2.7 Sejarah Perkembangan Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera PPOS