Analisis Data Pola Makan Individu Induk Orangutan Bukit Lawang

makan batang muda, Foth makan yang lain seperti tanah atau material lainnya, Fw minum air dan Forg makan makanan dari pemberian orang.

3.6.2.2 Teknik Makan Feeding Tehnic and Tool Use

Apabila individu target orangutan sedang melakukan pola makan lalu teramati teknik makannya maka dicatat dalam lembar data sedang makan apa dan bagaimana teknik makannya. Kemudian dicatat jika individu target orangutan terlihat menggunakan alat saat mengambil atau meraih sesuatu.

3.7 Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan menampilkan data dalam bentuk tabel dan gambar. Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pola Makan Individu Induk Orangutan Bukit Lawang

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan selama 17.872 menit 298 jam dan analisis data terhadap tiga individu induk orangutan Minah, Pesek dan Sandra di Bukit Lawang didapatkan data pola makan yang cukup bervariasi antara ketiga individu induk orangutan, baik dilihat dari keragaman pakan maupun penggunaan pakan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini: Buah 28.12 Daun Muda 26.03 Daun Tua 1.58 Batang 3.30 Bunga 7.51 Marau 5.46 Kulit Kayu 4.84 Kambium 0.51 Susu 1.32 Serangga 3.48 Lain-lain 6.41 Kunyahan 11.44 Gambar 4.1 Persentase Keragaman Pakan yang Umum Digunakan Ketiga Individu Induk Orangutan Bukit Lawang Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 4.1 di atas terlihat bahwa terdapat delapan bagian tumbuhan yang umum digunakan ketiga individu induk orangutan Minah, Pesek dan Sandra sebagai makanannya, yaitu: buah, daun muda, daun tua, batang, bunga, marau, kulit kayu dan kambium. Selain bagian dari tanaman, ketiga individu induk juga memakan hasil kunyahan sendiri, serangga dan tanah. Disamping itu ketiga individu induk orangutan juga menggunakann pakan dari pemberian manusia seperti buah dan susu. Berdasarkan persentase keragaman pakan yang paling sering dimakan oleh individu induk orangutan Minah, Pesek dan Sandra di Bukit Lawang secara umum adalah buah, yaitu sebesar 28,12 kemudian baru diikuti berturut-turut ; daun muda 26,03 , kunyahan sendiri 11,44 , bunga 7,51 , lain-lain 6,41 , marau 5,46 , kulit kayu 4,84 , serangga 3,48 , batang 3,30 , daun tua 1,58 , susu 1,32 dan kambium 0,51 . Hal tersebut sesuai seperti yang dikatakan Rijksen 1978, Galdikas 1986 dan Meijaard et al. 2001 bahwa buah merupakan jenis makanan utama bagi orangutan. Keragaman pakan lain-lain 6,41 bersumber dari jenis makanan berupa tanah, air, kayu tua dan makanan-makanan yang dikonsumsi oleh ketiga individu induk orangutan yang tidak dapat diketahui jenis makananya. Penggabungan keragaman pakan tersebut ke dalam kategori keragaman pakan lain-lain dikerenakan rendahnya persentase waktu pengunaan keragaman pakan tersebut. Akan tetapi perlu diketahui bahwa penggunaan sumber buah di atas merupakan penggunaan sumber pakan buah dari alam ditambah buah yang diberikan oleh manusia baik pada saat feeding time maupun pada saat aktivitas tracking pengunjung. Untuk lebih jelasnya, penggunaan keragaman pakan dengan membedakan penggunaan buah yang berasal dari alam dan buah yang berasal dari pemberian manusia dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Persentase Penggunaan Keragaman Pakan Individu Induk Orangutan Bukit Lawang Keragaman Pakan Minah Pesek Sandra 1. Buah dari Alam 3 17,66 2 20,37 2 14,31 2. Buah dari Pemberian Manusia 2 18,62 6,82 9,80 3. Daun Muda 1 29,70 1 28,29 1 21,37 4. Daun Tua 1,93 1,38 1,57 5. Batang 0,32 2,12 6,37 6. Bunga 0,16 7,10 3 12,45 7. Marau 0,80 5,53 8,24 8. Kulit Kayu 4,65 5,90 3,82 9. Kambium 0,00 1,01 0,29 10. Susu 2,25 0,28 1,86 11. Serangga 4,98 2,21 3,92 12. Lain-lain 4 10,75 5,62 4,61 13. Kunyahan 8,19 3 13,36 4 11,37 Dari Tabel 4.1 di atas terlihat bahwa untuk ketiga individu induk orangutan persentase penggunaan sumber pakan yang paling tinggi didapatkan adalah daun muda, yaitu 29,70 Minah, 28,29 Pesek dan 21,37 Sandra. Berdasarkan pemilihan bahan pakan utama, yaitu yang lebih besar dari 10 diantara ketiga individu orangutan ternyata juga cukup bervariasi, dimana untuk individu Minah pemilihan pakan yang paling tinggi berturut-turut adalah daun muda 29,70, buah dari pemberian manusia 18,62, buah dari alam 17,66, tanah, air dan lain-lain 10,75, sedangkan individu Pesek pemilihan pakan yang paling tinggi berturut-turut adalah daun muda 28,29, buah dari dari alam 20,37, kunyahan 13,36, serta individu Sandra pemilihan pakan yang paling tinggi berturut-turut adalah daun muda 21,37, buah dari alam 14,31, bunga 12,45, kunyahan 11,37. Terjadinya variasi pemilihan bahan pakan diantara ketiga individu induk orangutan menunjukkan bahwa individu Pesek dan Sandra lebih berhasil memanfaatkan bahan pakan dari alam bila dibandingkan dengan individu Minah. Diketahui bahwa persentase penggunaan buah dari alam tertinggi adalah individu Pesek 20,37 , kemudian individu Minah 17,66 dan individu Sandra 14,31 . Buah yang digunakan umumnya dari jenis: rambung Ficus sp., akar susu Alyxia sp., liana Moraceae, petai hutan Parkia speciosa, kecibang Ficus sp., Universitas Sumatera Utara mangga hutan Mangifera sp. dan arang-arang Diospyros sp.. Dari hasil pengamatan di lapangan orangutan untuk mengambil buah tidak mengandalkan pada satu cabang saja, karena mempunyai berat badan yang besar sehingga orangutan membutuhkan dukungan dari beberapa cabang lainnya, jika buah berada pada ujung ranting, buah diambil dengan cara menekuk dan mematahkan cabang buah. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Rijksen 1978 bahwa orangutan dalam mengambil buah sebagai makanannya berpijak pada beberapa cabang, karena memiliki bobot tubuh yang besar dan berat, bila buah berada di ujung ranting maka orangutan akan menekuk dan mematahkan cabang buah ke arahnya sehingga mampu mengambil makanan di ujung ranting dari pohon pakan. Untuk penggunaan sumber buah dari pemberian manusia, individu Minah memiliki persentase penggunaan tertinggi 18,62 , kemudian individu Sandra 9,80 dan Pesek 6,82 . Tingginya penggunaan buah yang dimiliki oleh individu Minah dimungkinkan karena tingginya tingkat pertemuan antara individu Minah dengan manusia. Keadaan ini menunjukkan bahwa individu Minah memiliki tingkat dominansi yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu Pesek dan individu Sandra. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa individu Minah masih lebih tergantung terhadap pemberian pakan dari manusia. Bila dibandingkan antara penggunaan sumber pakan buah dari alam dengan bagian tumbuhan lainnya yang digunakan dari alam maka penggunaan daun muda sebagai sumber pakan dari alam memiliki persentase tertinggi. Tingginya pengunaan daun muda sebagai sumber pakan dimungkinkan pada saat pengamatan sedang tidak dalam musim berbuah, karena berdasarkan hasil pengamatan disekitar kawasan penelitian sangat sedikit sumber buah di alam. Ketiga individu induk orangutan mempunyai strategi makan yang mirip dengan orangutan liar pada umumnya. Rendahnya konsumsi buah yang digantikan dengan tingginya konsumsi daun merupakan salah satu strategi yang dilakukan individu induk orangutan dalam memenuhi kebutuhan energi bagi tubuhnya, ditambah lagi individu induk orangutan sedang dalam masa intensif menyusui anak. Universitas Sumatera Utara Menurut MacKinnon 1972, Rijksen 1978, dan Galdikas 1984 pada kehidupan orangutan liar, dimana saat ketersediaan buah di hutan sangat minim orangutan lebih banyak mengkonsumsi tipe makanan seperti daun, umbut, dan kulit kayu. Selanjutnya Milton 1981 menjelaskan bahwa buah masak merupakan sumber karbohidrat yang besar, sedangkan daun muda merupakan sumber protein bagi orangutan. Akan tetapi strategi makan ketiga individu induk orangutan pada kondisi sedikit sumber buah dari alam harus dianalisis lagi secara lebih mendalam, karena ketiga individu induk orangutan masih mendapatkan suplai makanan dari pemberian manusia pada saat musim sedikit buah. Hal ini jelas berpengaruh terhadap kemampuan beradaptasi oleh ketiga individu induk orangutan tersebut. Daun muda merupakan bagian tumbuhan dari alam yang yang paling tinggi persentase penggunaannya untuk ketiga individu induk orangutan. Kelangkaan buah di alam membuat ketiga individu induk orangutan menggunakan daun muda untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Penggunaan daun muda sebagai sumber pakan yang tertinggi adalah individu Minah 29,70 , kemudian individu Pesek 28,29 dan individu Sandra 21,37 . Beberapa jenis daun yang umum digunakan adalah: semantuk Shorea multiflora, meranti Shorea spp., akar serit Bauhinia sp., liana Moraceae, bambu Bamboosa sp., jahe-jahe Globba sp. dan leba Eugenia sp. Pengguanaan batang sebagai sumber pakan dilakukan oleh individu Sandra 6,37 , kemudian individu Pesek 2,12 dan individu Minah 0,32 . Batang yang digunakan umunya dari batang muda liana dan rotan Calamus spp. Selain buah dan daun sebagai sumber energi utama bagi orangutan, beberapa bagian tumbuhan lain juga dimanfaatkan sebagai sumber pakan. Konsumsi bunga paling tinggi dilakukan oleh individu Sandra 12,45 , kemudian individu Pesek 7,10 dan individu Minah 0,16 . Jenis tumbuhan yang bagian bunga dimakan oleh individu induk orangutan adalah dari jenis: jerik Clausena sp. dan mangga hutan Mangifera sp. Universitas Sumatera Utara Konsumsi marau yang tertinggi digunakan oleh individu Sandra 8,24 , kemudian individu Pesek 5,53 dan individu Minah 0,80 . Tingginya konsumsi bunga dan marau yang dilakukan individu Sandra dimungkinkan karena rendahnya kunsumsi daun dan buah dari alam oleh individu Sandra. Marau merupakan salah satu alternatif bagian tumbuhan yang digunakan oleh individu Sandra sebagai sumber pakan. Jenis tumbuhan yang bagian maraunya dimakan oleh individu induk orangutan umum dari jenis: rotan Calamus spp., kenyit Zingiberaceae, pandan layar Pandanaceae, kecing Quercus sp. dan palem Castanopsis sp.. Konsumsi kulit kayu yang tertinggi dilakukan oleh individu Pesek 5,90 kemudian individu Minah 4,65 dan individu Sandra 3,82 . Rendahnya konsumsi kulit kayu dan bunga oleh individu orangutan disebabkan karena kera besar tersebut memiliki perilaku memilih-milih makanan dalam perilaku makannya Galdikas, 1986. Jenis tumbuhan yang umumnya bagian kulit kayunya dimakan oleh individu induk orangutan adalah dari jenis: petai hutan Parkia speciosa, meranti Shorea sp. dan waru Hibiscus tiliaceus. Umumnya kulit kayu yang dimakan ampasnya dibuang kembali, dimungkinkan individu induk orangutan hanya memanfaatkan sumber air yang terdapat pada kulit kayu yang dimakan. Orangutan makan kulit kayu dengan menggerogoti langsung pada kulit tipis dari pohon di batang atau dahan, atau mengupas kulit kayu dari ujung cabang. Kulit tersebut dikunyah atau dihisap hingga hancur kemudian dibuang Rodman, 1988. Jumlah material yang dicerna sangat sedikit tapi nilai nutrisi mungkin relatif tinggi karena kulit kayu tersebut mengandung karbohidrat Rijksen, 1978. Individu Minah tercatat sebagai individu yang paling rendah dalam mengkonsumsi kambium 0,00 , sedangkan individu Pesek memiliki persentase tertinggi dalam konsumsi kambium 1,01 , kemudian individu Sandra 0,29 . Jenis tumbuhan yang bagian kambiumnya dimanfaatkan oleh individu induk orangutan sebagai sumber pakan adalah dari jenis nangkih Ficus sp.. Untuk mendapatkan kambium, individu terget orangutan mengupas kulit kayu dengan giginya lalu membuang kulit kayu tersebut. Kemudian individu induk orangutan menggerakkan mulutnya turun naik pada bagian yang sudah dikupas. Universitas Sumatera Utara Susu didapatkan individu induk orangutan pada saat feeding time. Konsumsi susu paling tinggi dilakukan oleh individu Minah 2,25 , kemudian individu Sandra 1,86 dan yang terendah adalah individu Pesek 0,28 . Kebutuhan air oleh individu Pesek umumnya dilakukan dengan memakan buah masak dan memanfaatkan genangan air di lubang pohon. Selain memakan tumbuhan, individu induk orangutan juga memakan serangga. Individu Minah merupakan individu induk orangutan tertinggi mengkonsumsi serangga 4,98 , kemudian individu Sandra 3,92 dan individu Pesek 2,21 . Serangga yang diguanakan ketiga individu induk orangutan umumnya adalah dari jenis rayap Termitidae dan semut Formicidae. Untuk aktivitas memakan rayap, individu induk orangutan mengambil sarang rayap yang melekat pada batang atau cabang pohon. Sarang rayap yang diperoleh dibenturkan ke tangan sampai rayap keluar dari sarangnya kemudian memakan rayap yang melekat di tangan. Selain berasal dari buah, kebutuhan minum individu induk orangutan diperoleh dari air yang tergenang di lubang-lubang pohon, atau dengan mengunjungi mata air, seperti sungai atau genangan air yang menampung air hujan. Menurut Bernhard– Refersaf 1975 dalam Bismark 1984 air hujan mempunyai kandungan beberapa nutrisi, seperti: N, P, K, Ca, dan Mg. Oleh karena itu dikatakan Linburg 1977 dalam Bismark 1984 bahwa air juga merupakan fakor yang menentukan pola pergerakan pada primata. Rendahnya konsumsi air dari lubang pohon, sungai atau dari beberapa sumber air lainnya dimungkinkan karena tingginya konsumsi buah baik dari alam maupun pemberian manusia dan terdapatnya jatah susu yang diberikan kepada individu induk orangutan. Untuk lebih jelasnya, penggunaan keragaman pakan oleh individu induk orangutan dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Ket: BA = Buah dari Alam; BM = Buah Pemberian Manusia 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 BA BM Da u n Mu d a Da u n T u a Ba ta n g B ung a Marau K u lit Ka y u Ka m b iu m Su su S er angg a La in -l ai n K uny ahan Keragaman Pakan Pe rs en ta se Minah Pesek Sandra Gambar 4.2 Persentase Keragaman Pakan Individu Induk Orangutan Bukit Lawang 4.2 Penggunaan Sumber Pakan oleh Individu Induk Orangutan Bukit Lawang Berdasarkan data keragaman pakan yang digunakan oleh ketiga individu induk orangutan, sumber pakan dapat dikelompokkan kedalam tiga sumber pakan yang umum digunakan. Sebagai mana diketahui di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera terdapat banyak aktivitas manusia, sehingga pertemuan antara orangutan dengan manusia tidak dapat dihindarkan, termasuk pemberian makan oleh manusia kepada orangutan. Dari data pola makan ketiga individu induk orangutan, sumber pakan orangutan dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian besar yaitu: sumber pakan dari alam, sumber pakan dari pemberian manusia dan sumber pakan dari kunyahan sendiri. Makanan yang diberikan oleh manusia adalah seluruh material makanan yang diberikan manusia. Jenis makanan tersebut dapat berupa buah-buahan, seperti pisang Musa sp., markisa Passiflora sp., jeruk Citrus sp., pepaya Carica papaya, nenas Ananas comosus, wortel Daucus carota, timun Randia sp. dan kubis Brassica oleraceae. Selain buah-buahan, makanan lain yang berasal dari pemberian manusia dapat berupa susu, kacang garing dan nasi goreng. Sedangkan makanan dari alam adalah seluruh material yang tersedia di alam dan dapat dimakan oleh individu Universitas Sumatera Utara orangutan. Material tersebut dapat berupa tumbuhan, hewan, air dan tanah. Penggunaan sumber pakan oleh ketiga individu induk orangutan dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Persentase Penggunaan Sumber Pakan oleh Individu Induk Orangutan Bukit Lawang Individu Pakan Alam Pemberian Manusia Kunyahan Minah 61,00 30,82 8,19 Pesek 75,12 11,52 13,36 Sandra 74,41 14,22 11,37 Dari Tabel 4.2 diketahui bahwa individu Pesek merupakan individu induk orangutan yang memiliki persentase tertinggi untuk menggunakan sumber pakan dari alam 75,12 , kemudian individu Sandra 74,41 dan individu Minah 61,00 . Persentase tertinggi penggunaan sumber pakan dari manusia dilakukan oleh individu Minah 30,82 , kemudian individu Sandra 14,22 dan individu Pesek 11,52 . Sedangkan untuk aktivitas memakan kembali kunyahan sendiri, individu Pesek merupakan individu induk orangutan yang memilki persentase tertinggi 13,36 , kemudian individu Sandra 11,37 dan individu Minah 8,19 . Kunyahan sendiri merupakan suatu kebiasaan yang dimiliki oleh orangutan Bukit Lawang dalam aktivitas makannya. Perilaku memakan kunyahan sendiri dapat dilakukan individu induk orangutan sesaat setelah memakan makanan yang diberikan manusia atau makanan dari alam, tetapi dapat juga dilakukakan setelah aktivitas istirahat atau aktivitas bergerak. Perilaku makan ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kembali makanan yang telah dimasukkan ke dalam mulut. Makanan yang dikeluarkan tersebut dapat diletakkan di atas feeding platform, kayu datar atau telapak tangan lalu kemudian dimakan kembali. Perilaku makan kunyahan sendiri yang dilakukan individu induk orangutan dapat juga dengan cara menghentakkan kepala ke kiri atau ke kanan lalu menggembungkan pipi seperti mengeluarkan kembali makanan dari dalam perut, makanan tersebut tidak dikeluarkan dan tidak diletakkan di atas substrat tetapi hanya dikunyah-kunyah di dalam mulut. Perilaku memakan kunyahan sendiri umumnya Universitas Sumatera Utara dapat berlangsung setelah memakan makanan yang diberikan oleh pengunjung pisang, akan tetapi selama pengamatan di lapangan perilaku memakan kunyahan sendiri dapat dilakukan setelah memakan makanan dari pengunjung lalu memakan makanan dari alam seperti daun muda sehingga hasil kunyahan sendiri yang dimakan kembali merupakan campuran makanan yang bersumber dari manusia dan sumber makanan dari alam. Dari hasil pengamatan, tidak hanya setelah memakan buah dari pemberian manusia individu orangutan induk melakukan kebiasaan memakan kunyahan sendiri, tetapi pernah juga teramati individu orangutan target melakukan aktivitas memakan kunyahan sendiri setelah memakan makanan yang bersumber dari alam seperti buah dan daun muda. Gambar 4.3 Individu Minah Memakan Kunyahan Sendiri Tingginya persentase waktu penggunaan sumber pakan dari alam yang dilakukan oleh individu Pesek dimungkinkan karena rendahnya penggunaan sumber pakan dari manusia. Dari penelitian di lapangan, individu Pesek jarang mendapatkan makanan apabila bertemu dengan pengunjung ketika pengunjung melakukan aktivitas tracking. Para pelaku wisata enggan memberikan makanan pada individu Pesek karena pelaku wisata takut aktivitas mereka dicatat. Rendahnya persentase penggunaan sumber pakan dari pemberian manusia oleh individu Pesek juga Universitas Sumatera Utara dimungkinkan karena jarangnya individu Pesek datang ke feeding platform pada saat feeding time. Rendahnya persentase untuk memanfaatkan sumber pakan dari alam oleh individu Minah dimungkinkan karena tingginya penggunaan sumber pakan dari pemberian manusia. Tingginya persentase individu Minah dalam menggunakan sumber pakan dari manusia dimungkinkan karena individu Minah memiliki karekter yang sangat agresif dan sering berada pada jalur-jalur strategis yang sering dilalui pengunjung. Tingginya penggunaan sumber pakan dari pemberian manusia oleh individu Minah dimungkinkan juga karena individu Minah sering hadir pada saat feeding time. Secara umum rata-rata persentase penggunaan sumber pakan oleh ketiga individu induk orangutan adalah 70,18 berasal dari alam, 18,85 berasal dari pemberian manusia dan 10,97 berasal dari kunyahan sendiri. Dengan demikian, meskipun individu induk orangutan merupakan orangutan bekas rehabilitasi, akan tetapi secara umum ketiga individu induk orangutan dapat menggunakan sumber pakan dari alam dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun besarnya persentase penggunaan sumber pakan oleh ketiga individu induk orangutan dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini: 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 Pakan Alam PA Pemberian Manusia PM Kunyahan Asal Pakan Pe rs en ta se Minah Pesek Sandra Gambar 4.4 Persentase Penggunaan Sumber Pakan oleh Individu Induk Orangutan Bukit Lawang Universitas Sumatera Utara

4.3 Penggunaan Sumber Pakan dari Aktivitas Manusia oleh Individu Induk Orangutan Bukit Lawang

Dokumen yang terkait

Pendugaan Produktivitas Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) pada Kawasan Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera (PPOS), Bukit Lawang

1 40 84

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

2 43 101

Perilaku Sosial Induk-Anak Orangutan (Pongo abelii) di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser

0 33 87

Perilaku Harian Anak Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Akibat Adanya Aktivitas Manusia Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser

4 48 80

Estimasi Kepadatan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berdasarkan Jumlah Sarang Di Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara

0 37 81

Aktivitas Makan dan Preferensi Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) di Resort Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser

1 12 69

PREFERENSI PAKAN ORANGUTAN SUMATERA (PONGO ABELII LESSON) PADA WAKTU TIDAK MUSIM BUAH DI PUSAT PENGAMATAN ORANGUTAN SUMATERA (PPOS) BUKIT LAWANG TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER, SUMATERA UTARA.

6 33 20

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

0 0 28

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

0 0 18

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

0 0 11