Endangered Species of Wild Fauna and Flora CITES memasukkan orangutan ke dalam Appendix I kategori satwa yang tidak dapat diperdagangkan.
Berbagai usaha penegakan hukum perlindungan orangutan telah dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan keberadaan orangutan. Salah satunya dengan jalan
menangkap para pemburu, penyelundup dan pemelihara ilegal orangutan, serta menyita orangutan yang mereka miliki. Usaha ini berharga bagi pemulihan kondisi
populasi orangutan, karena diharapkan mampu menciptakan efek jera bagi pelanggar hukum tersebut. Selain itu orangutan sitaan tersebut memiliki potensi untuk dilepas-
liarkan kembali Meijaard et al, 2001.
2.7 Sejarah Perkembangan Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera PPOS
PPOS yang berada di Desa Bukit Lawang, Kecamatan Bohorok merupakan bekas stasiun rehabilitasi orangutan yang didirikan pada tahun 1972 oleh Regina Frey dan
Monica Borner dengan bantuan dana dari Frankfrut Zoological Society FZS dari Jerman. Tujuan didirikannya stasiun rehabilitasi tersebut sebagai upaya untuk
merehabilitasi orangutan bekas peliharaan masyarakat sebelum dikembalikan ke alam. Pengelolaan stasiun rehabilitasi orangutan tersebut kemudian diserahkan penuh
kepada pemerintahan Indonesia pada tahun 1980.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 280 Kpts II 1995, stasiun rehabilitasi tersebut ditutup. Akan tetapi hingga tahun 2003
masih terjadi penerimaan orangutan sitaan dari masyarakat dilokasi ini. Penerimaan orangutan dilakukan karena kawasan hutan Bohorok dipandang lebih mendekati
habitat alami orangutan dibandingkan kebun binatang. Sedangkan pelepasan orangutan dilakukan untuk menghindari kepadatan orangutan disekitar stasiun
rehabilitasi.
Data yang diperoleh dari Resort Bukit Lawang pada tahun 2008, Seksi Konservasi Wilayah III Balai Besar Taman Nasional Gunung leuser BBTNGL,
Universitas Sumatera Utara
jumlah orangutan yang diterima dari tahun 1973 sampai dengan tahun 2003 adalah sebanyak 229 individu dengan rincian: mati dalam proses rehabilitasi 53 individu,
diliarkan kembali ke habitatnya 26 individu, liar sendiri 138 individu, dikirim ke Kebun Binatang Malaysia 1 individu, dikirim ke Kebun Binatang Medan 1
individu, berada di sekitar tempat pemberian makan 9 individu dan dikandang karantina 1 individu. Untuk individu anak orangutan dari tahun 1993 sampai dengan
2008 tercatat: 16 individu anak yang meninggal, 6 individu anak orangutan liar sendiri dan 6 anak orangutan tidak diketahui keberadaannya.
Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera untuk saat ini merupakan sebuah perubahan nama dari stasiun rehabilitasi. Karena fungsi kawasan ini berorientasi pada
wisata. Menurut pernyataan Rifan pada tahun 2009 Staf BBTNGL, PPOS merupakan sebuah program yang masih memerlukan sosialisasi dengan para
stakeholder karena telah banyaknya pihak yang selama ini terlibat dalam pengelolaan wisata di Bukit Lawang. Program yang direncanakan adalah aktivitas wisata terbatas
yang berbasis ekologi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 BAHAN DAN METODE