4.3 Penggunaan Sumber Pakan dari Aktivitas Manusia oleh Individu Induk Orangutan Bukit Lawang
Di kawasan Pusat Pengamatan Orangutan Bukit Lawang banyak terdapat aktivitas manusia yang berorientasi kepada kegiatan wisata alam. Umumnya tujuan utama para
pengunjung khususnya para pengunjung asing mendatangi kawasan ini adalah untuk melihat orangutan secara langsung. Selain itu, tujuan para wisatawan berkunjung
adalah untuk menikmati panorama alam yang indah dengan melakukan tracking di hutan dan juga untuk menikmati wisata sungai dengan melakukan rafting dan tubing
di Sungai Bohorok yang memiliki arus sungai yang cukup deras.
Tingginya tingkat kunjungan wisatawan yang terjadi di kawasan ini dan banyaknya aktivitas manusia di dalam kawasan hutan yang menjadi populasi
orangutan Bukit Lawang menjadi sumber pakan bagi orangutan Bukit Lawang. Terdapat dua aktivitas manusia di dalam kawasan Pusat Pengamatan Orangutan
Sumatera, yaitu aktivitas feeding time dan aktivitas tracking pengunjung.
Aktivitas manusia di dalam kawasan populasi orangutan Bukit Lawang menghasilkan sampah berupa sisa-sisa kulit buah yang digunakan individu induk
orangutan sebagai sumber pakan. Sisa kulit buah tersebut merupakan sisa makanan pengunjung ataupun sisa buah yang diberikan kepada orangutan baik individu induk
orangutan maupun orangutan lain dimana daging buah telah dimakan dan kulitnya dibuang, akan tetapi beberapa saat setelah melakukan beberapa aktivitas bergerak,
istirahat, sosial dan bersarang kulit buah dimakan kembali oleh individu induk orangutan. Dari pengamatan di lapangan, ketiga individu induk orangutan sering turun
ke permukaan tanah untuk mengambil kulit buah lalu dimakan. Dalam penelitian ini, kulit buah yang digunakan oleh individu induk orangutan dikategorikan sebagai
sumber pakan dari sampah karena merupakan sisa makanan yang tidak diberikan langsung oleh manusia. Persentase penggunaan sumber pakan dari aktivitas manusia
oleh setiap individu induk orangutan Bukit Lawang dapat dilihat pada Tabel 4.3
berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Persentase Penggunaan Sumber Pakan dari Aktivitas Manusia oleh Individu Induk Orangutan Bukit Lawang
Individu Feeding Time
Aktivitas Tracking Sampah
Minah 29,17 56,25
14,58 Pesek 24,00
34,40 41,60
Sandra 56,55 25,52
17,93
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa individu Sandra memiliki persentase
tertinggi menggunakan sumber pakan dari feeding time 56,55 , kemudian individu Minah 29,17 dan individu Pesek 24,00 . Untuk penggunaan sumber pakan dari
aktivitas tracking, individu Minah memiliki persentase penggunaan tertinggi 56,58 , kemudian individu Pesek 34,40 dan individu Sandra 25,52 . Persentase
penggunaan sumber pakan dari sampah tertinggi dilakukan oleh individu Pesek 41,60 , kemudian individu Sandra 17,93 dan individu Minah 14,58 .
Tingginya persentase penggunaan sumber pakan dari aktivitas feeding time yang dilakukan individu Sandra dimungkinkan karena individu Sandra lebih sering
mengunjungi feeding platform dan dari pengamatan dilapangan individu Sandra biasanya menggunakan waktu lebih lama untuk berada di daerah feeding platform
ketika feeding time. Berbeda dengan individu Pesek yang jarang hadir di feeding platform dan sering terlambat hadir pada feeding time.
Tingginya penggunaan sumber buah dari aktivitas tracking pengunjung dimungkinkan karena individu Minah sering berada pada jalur-jalur perjalanan yang
sering dilalui pengunjung daerah cadas. Selain itu, tingginya penggunaan sumber buah dari pemberian manusia oleh individu Minah disebabkan karakter Minah yang
sangat agresif terhadap pengunjung, khususnya pengunjung asing. Selama pengamatan di lapangan, umumnya para pengunjung panik dan takut apabila bertemu
dengan Minah. Sebagai proteksi terhadap pengunjung khususnya pengunjung asing, biasanya para pelaku wisata memberikan makanan berupa buah-buahan pisang,
timun, wortel, markisa, semangka, kacang garing dan nasi goreng. Menurut informasi dari pelaku wisata, Minah merupakan orangutan yang sangat agresif dan sering
menyerang pengunjung. Daerah cadas merupakan daerah yang selalu dilalui pengunjung ketika melakukan aktivitas tracking. Daerah cadas ini dijadikan
Universitas Sumatera Utara
pengujung sebagai tempat beristirahat atau makan karena kawasan ini berada pada posisi yang tinggi sehingga dapat melihat hutan secara luas. Individu Minah
menjadikan daerah cadas menjadi wilayah teritorinya, sehingga tingkat pertemuan antara individu Minah dengan manusia lebih sering terjadi di daerah cadas.
Penggunaan sumber pakan dari aktivitas manusia oleh ketiga individu induk
orangutan Bukit Lawang lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut ini:
0.00 20.00
40.00 60.00
Feeding Time FT
Aktivitas Tracking AT
Sampah SP Aktivitas Manusia
Pe rs
e n
ta se
Minah Pesek
Sandra
Gambar 4.5 Persentase Penggunaan Sumber Pakan dari Aktivitas Manusia oleh Individu Induk Orangutan Bukit Lawang
4.4 Penggunaan Sumber Pakan dari Aktivitas Feeding Time oleh Individu Induk Orangutan Bukit Lawang