pemeliharaan manusia yang telah direhabilitasi. Pemberian makan pada orangutan dilakukan di sebuah tempat khusus yang disebut tempat pemberian makan orangutan
feeding platform. Proses tersebut dilakukan agar orangutan mampu beradaptasi dengan lingkungan baru yang sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya. Selain itu
terdapat juga kawasan hutan yang memungkinkan orangutan mencari sendiri makanan alaminya.
Makanan utama orangutan untuk memenuhi kebutuhan energi adalah buah- buahan. Orangutan juga selalu makan jenis-jenis vegetasi lain seperti daun-daunan,
kulit kayu, pucuk daun dan bunga. Rijksen 1978 menyatakan bahwa orangutan menghabiskan 54 waktunya untuk makan buah di pohon-pohon rambung Ficus
spp.. Disamping itu orangutan juga memerlukan mineral dari tanah yang subur, serangga dan vertebrata kecil lainnya sebagai sumber nutrisi hewani. Orangutan
minum dengan menjangkau ke lubang-lubang pohon dan menghirup air dari tangannya Maple, 1980; Ciszek Schommer, 1999.
Aktivitas makan pada orangutan liar di Sumatera Ketambe dan Kalimantan Tanjung Puting menunjukkan bahwa persentase tertinggi dalam aktivitas harian
orangutan adalah aktivitas makan Maple, 1980 dan Galdikas, 1986. Tingginya akktivitas makan pada primata umumnya disebabkan karena aktivitas tersebut mampu
menghasilkan energi melalui penggunaan sumber pakan Dunbar, 1987. Energi akan digunakan individu orangutan dalam setiap aktivitas harian dan penjelajahan Rikjsen,
1978. Peningkatan kebutuhan hingga 50 diatas normal terjadi pada individu betina yang sedang dalam masa intensif menyusui anak Dunbar, 1987.
1.2 Permasalahan
Kelangsungan hidup orangutan di suatu habitat alami sangat tergantung pada daya dukung habitat ketersediaan bahan pakan, tempat bersarang, tempat berbiak,
luasnya daerah jelajah yang tersedia, dan lainnya, pola makan, serta kemampuan orangutan beradaptasi terhadap lingkungannya. Makanan yang diberikan oleh manusia
Universitas Sumatera Utara
pada waktu dan lokasi yang sama di tempat pemberian makan ataupun di jalur-jalur perjalanan yang sering dilalui pengunjung dapat dianggap sebagai sumber pakan bagi
orangutan. Namun demikian sejauh ini belum diketahui bagaimanakah pola makan individu induk orangutan Minah, Pesek dan Sandra yang punya anak di Bukit
Lawang.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola makan induk orangutan Minah, Pesek dan Sandra di Bukit Lawang yang meliputi persentase waktu yang
digunakan untuk makan keragaman pakan dan penggunaan sumber pakan baik yang diperoleh di alam maupun yang diberikan oleh manusia di Pusat Pengamatan
Orangutan Sumatera, Desa Bukit Lawang, Kecamatan Bohorok, Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara.
1.4 Hipotesis
Terdapatnya variasi pola makan diantara induk orangutan Minah, Pesek dan Sandra yang terdapat di Bukit Lawang.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memberikan informasi tentang ketergantungan orangutan pada suatu kawasan melalui kemampuan adaptasi
orangutan bekas rehabilitasi dengan lingkungan alaminya. Informasi berupa pola makan induk orangutan Minah, Pesek dan Sandra di Bukit Lawang diharapkan dapat
digunakan oleh instansi terkait dalam upaya konservasi orangutan secara lebih baik dan dapat juga dijadikan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Orangutan
Orangutan merupakan
hewan vertebrata dari kelompok kera besar yang
termasuk ke dalam Kelas Mamalia, Ordo Primata, Famili Homonidae dan Genus Pongo, dengan klasifikasi berdasarkan tingkat hirarkinya sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Family : Homonidae
Genus : Pongo
Species : Pongo abelii Lesson, 1827 orangutan sumatera
: Pongo pygmaeus Linnaeus, 1760 orangutan kalimantan
http:www.iucnredlist.orgdetails39780. Diakses tanggal 14 Mei, 2009.
2.2 Morfologi dan Biologi Orangutan