Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini perkembangan dunia perbankan semakin pesat dan modern baik dari segi ragam produk misalnya produk kredit yang beragam, produk tabungan yang beragam, dll, kualitas pelayanan, dan teknologi yang dimiliki. Perbankan semakin mendominasi perkembangan ekonomi dan bisnis suatu negara, tidak hanya di negara maju tapi juga di negara berkembang. Bank merupakan salah satu badan penyedia dana pembiayaan pembangunan, antara lain melalui kegiatan penyaluran kredit dan investasi. Kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan oleh bank ini membantu debitur mengatasi kekurangan modal dalam mengelola, membiayai operasi, dan mengembangkan usaha sehingga mampu meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing. Bank adalah bisnis yang unik karena mereka melakukan bisnisnya dengan menggunakan dana orang lain. Kita dapat mengetahui hal ini dengan memperhatikan laporan keuangan bank. Di neraca kita dapat melihat bahwa kredit yang diberikan masih menduduki porsi terbesar dari earning asset bank. Neraca juga menunjukkan bahwa sumber pembiayaan utama untuk kredit tersebut adalah dana pihak ketiga tabungan, deposito, dan lain-lain. Bank berfungsi sebagai “financial intermediary” dengan usaha utama menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat serta memberikan jasa–jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran. Universitas Sumatera Utara 14 Sebagai badan usaha, bank akan selalu berusaha mendapatkan keuntungan yang sebesar–besarnya dari usaha yang dijalankannya. Sebaliknya sebagai lembaga keuangan, bank mempunyai kewajiban pokok untuk menjaga kestabilan nilai uang, mendorong kegiatan ekonomi, dan perluasan kesempatan kerja. Seiring peningkatan jumlah bank, persaingan untuk menarik dana dari masyarakat semakin meningkat. Semua bank berlomba menghimpun dana dari masyarakat yang akan disalurkan kembali kepada masyarakat bagi yang membutuhkan baik untuk tujuan produktif maupun konsumtif. Fungsi intermediasi ini bukanlah hal mudah bagi perbankan, mulai dari aktivitas penghimpunan sampai penyaluran dana mengandung risiko sehingga perbankan diharuskan untuk dapat menjaga keseimbangan antara pengelolaan risiko yang dihadapi dengan layanan yang diberikan kepada masyarakat. Kredit adalah bisnis yang beresiko, dimana ada kemungkinan kredit yang diberikan tidak dapat tertagih. Debitur penerima kredit dapat mengemukakan sejuta alasan untuk itu. Di sisi lain, bank harus membayar setiap Rupiah dana masyarakat yang ditempatkan padanya. Apapun yang terjadi pada kredit, bank tidak boleh tidak membayar dana masyarakat. Peranan bank sebagai lembaga keuangan tidak pernah lepas dari masalah kredit. Bahkan kegiatan bank sebagai lembaga keuangan, pemberian kredit merupakan kegiatan utamanya. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun dari simpanan banyak maka akan menyebabkan Universitas Sumatera Utara 15 bank tersebut rugi. Oleh karena itu, pengelolaan kredit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Pemberian pinjaman kredit merupakan salah satu layanan yang sangat banyak menarik minat masyarakat dan merupakan aktivitas paling pokok dari perbankan sebagai akibat dari salah satu fungsi intermediasi bank. Tetapi dalam kenyataannya, tujuan pemberian kredit sering tidak tercapai karena munculnya kendala seperti kredit bermasalah atau diistilahkan kredit macet. Kredit macet yang terjadi terutama disebabkan oleh faktor manajemen bank yang tidak tepat, faktor tersebut antara lain pengawasan kredit yang lemah, analisis kredit yang tidak akurat, analisis laporan keuangan yang tidak cermat, bank terlalu mengejar target, sasaran kredit yang tidak jelas dan pegawai bank yang tidak kompeten. Kredit macet dalam jumlah yang besar secara langsung mempunyai dampak negatif terhadap pertumbuhan kredit karena mengakibatkan semakin terbatasnya dana dan menimbulkan dampak psikologis yang kurang menguntungkan bagi perbankan. Fenomena yang terjadi beberapa tahun terakhir ini adalah adanya ancaman lonjakan angka kredit bermasalah NPL, baik yang berasal dari debitur korporasi maupun debitur individual. NPL yang menumpuk akan membuat bank-bank tersebut semakin tak leluasa berekspansi kredit. Bank yang menjadi objek penelitian dalam skripsi ini adalah PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk. BRI juga mengalami kenaikan tingkat NPL Non Performing Loan. Angka NPL BRI semester pertama 2009 mengalami peningkatan menjadi 3,7, dibandingkan periode yang sama tahun 2008 sebesar 3,37. Namun, pada semester kedua tahun Universitas Sumatera Utara 16 2009 BRI mampu menekan NPL nya menjadi sebesar 3, 52 . Tingkat NPL ini masih berada di bawah NPL maksimum yang ditetapkan Bank Indonesia 5. inilah.com. Pihak bank diharapkan lebih selektif lagi dalam melakukan penilaian kredit. Selektifitas ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko terjadinya kredit macet yang akan berdampak pada profitabilitas bank. Sehubungan dengan hal tersebut, sudah seharusnya bank hanya memberi kredit pinjaman kepada debitur yang layak. Bank harus dapat mengendalikan resiko kredit yang diberikannya. Untuk menjaga agar kredit yang disalurkannya adalah kredit yang layak, bank mengembangkan suatu proses seleksi atas seluruh proposal kredit yang diterimanya. Penilaian kelayakan pemberian kredit yang dilakukan oleh bank yang menjadi bahan penelitian ini melalui rasio keuangan debitur. Ada berbagai jenis kredit yang ditawarkan oleh bank. Jenis kredit yang menjadi fokus dari penelitian ini adalah kredit modal kerja. Kredit modal kerja adalah kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Kredit modal kerja cukup banyak diminati oleh masyarakat seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat akhir-akhir ini. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas masalah perkreditan di dalam suatu skripsi yang berjudul : Pengaruh Rasio Keuangan Debitur terhadap Pertimbangan Permohonan Kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk Cabang Umum Medan Sisingamangaraja. Universitas Sumatera Utara 17

B. Perumusan Masalah