Analisis Peran Pembimbing Rohani Islam dalam Mengembangkan Kecakapan Hidup Generik
                                                                                pembimbing  rohani islam disini  juga  untuk  mengarahkan  dan  mengingatkan anak-anak  agar  tidak  terjerumus  ke  dalam  hal-hal  yang  negatif.  Dengan
adanya  kegiatan  tersebut  anak  dapat  menjalankan  kehidupan  sesuai  dengan petunjuk Allah SWT dan menghasilkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Kecakapan  hidup  generik merupakan  suatu  proses  untuk  memperoleh tingkah  laku,  kepercayaan,  dan  nilai-nilai  yang  telah  di  tetapkan,  agar  dapat
diterima  sebagai  anggota  masyarakat.  Untuk  mengetahui  nilai-nilai  dan tingkah laku yang sesuai  dengan harapan masyarakat,  hanya dapat dilakukan
dengan mengadakan interaksi dengan orang lain. Dari  hasil  pengamatan  peneliti, “anak-anak  yang  melakukan  kegiatan
bersama,  seperti: diskusi,  mengerjakan  tugas  sekolah  bersama,  kegiatan bersih-bersih  yang  melibatkan  seluruh  anak  panti,  melaksanakan  kegiatan
bimbingan  rohani islam dan  melakukan  evaluasi  belajar  dengan  membentuk kelompok kecil, dapat mengembangkan kecakapan hidup generik mereka”.
62
Banyak  yang  terjadi, anak  yang  hanya  dibekali  dengan  pendidikan akademik saja tanpa pendidikan agama untuk menjaga kepribadian dan sosial
yang  baik,  mereka  akan  sulit  untuk  mengaktualisasikan  dirinya  dalam masyarakat secara maksimal. Kondisi demikian  karena  kurangnya  kesiapan
mereka  dalam  menghadapi  kenyataan  hidup,  karena  sejak    awal    mereka hanya    dibekali    dengan    ilmu    akademik,  tetapi    kurang    disiapkan    untuk
62
Hasil pengamatan peneliti saat mengunjungi lokasi di panti asuhan Aria Putra Ciputat pada tanggal 10 April 2013.
memperoleh  kecakapan  hidup generik secara  lengkap  sebagai  modal  untuk berjuang  dalam  hidup.
Hal  demikian  jika  sebaliknya  juga  akan  berdampak  buruk  pada  anak, karena  kurangnya  pendidikan  akademik  akan  menyebabkan  banyaknya
kerugian  terhadap  diri  anak,  keluarga,  dan  juga  masyarakat.  Contohnya: mudah di tipu, di remehkan, dan semakin meningkatkan minimnya pendidikan
negara. Perlunya  memiliki  kecakapan  hidup  generik bermanfaat  untuk
mengarahkan  seseorang  agar  mampu  membangun  hubungan  interpersonal dengan orang lain, mampu berkomunikasi secara efektif, mampu memastikan
bahwa  pesan    yang    disampaikan    tepat    dan    tidak    terjadi    miskomunikasi dan    misintepretasi, semakin  taat  beribadah  kepada  Allah  SWT,  dapat
mengembangkan  diri, dapat  menyesuaikan  diri  dalam  lingkungan,
memperoleh  banyak  pengetahuan  dari  hasil  bertukar  pikiran  dengan  teman, perbaikan  perilaku,  dan  dapat  memilih  solusi  yang  efektif  terhadap  suatu
masalah. Berikut  kutipan  wawancara  pribadi  peneliti  dengan  Satria  Andoni,
manfaat  yang  di  rasakan  setelah  mengikuti  bimbingan  rohani islam  terhadap kecakapan  hidup  generik menurutnya:  “berbicara  lebih  sopan,  lebih  tahu
agama”.
63
Pendapat  yang  sama  juga  di  ungkapkan  oleh  Nuraida,  menurutnya manfaat  yang  di  rasakan  dari  kegiatan  bimbingan  rohani islam  terhadap
kecakapan  generik yaitu,  “Jadi  ingin  menolong  yang  lain,  misalkan  saya  kan
63
Wawancara Pribadi dengan Satria Andoni, Ciputat, 23 April 2013.
disini  di  kasih  sama  orang  lain  saya  ingin nantinya  jadi  donator  yang membantu  juga,  terus  jadi  lebih  luas  aja  pergaulannya,  disini  kan  dari  jauh-
jauh asalnya jadi saling kenal, klo ada butuh-butuh jadi saling membantu”
64
Peran  pembimbing  rohani islam sangat  penting  untuk  mengingatkan, dan  menunjukkan  jalan  yang  benar.  Seperti  yang  di  perintahkan  oleh  Allah
SWT di dalam surat Ali imran03 ayat 104:
 
 
 
 
 
 
 
 
“Dan  hendaklah  ada  di  antara  kamu  segolongan  umat  yang menyeru  kepada  kebajikan,  menyuruh  kepada  yang  maruf  dan
mencegah  dari  yang  munkar  merekalah  orang-orang  yang beruntung”.
65
Ayat  diatas  menjelaskan  agar  semua  umat  manusia  menyeru  pada kebaikan  dan  menjauhi  apa  yang  telah  dilarang  oleh  Allah  SWT,  karena  itu
semua  demi  kebaikan  manusia.  Selanjutnya  di  dalam  surat  An-Nahl16  ayat 125 Allah SWT berfirman:
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
“Serulah  manusia  kepada  jalan  Tuhan-mu  dengan  hikmah dan pelajaran  yang  baik  dan  berdebatlah dengan mereka  dengan  cara
yang  baik.  Sesungguhnya  Tuhanmu, dialah  yang  lebih  mengetahui
64
Wawancara Pribadi dengan Nuraida, Ciputat, 29 April 2013.
65
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan terjemahnya, Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, Bandung: PT Syaamil Cipta Media, h.
63.
tentang  siapa  yang  tersesat  dari  jalan-Nya  dan  dialah  yang  lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
66
Dari  kedua  ayat di  atas  dapat  dikaitkan  dengan  peran  pembimbing rohani islam yaitu mengajak anak untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti
petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan yang  jahat agar  mereka  mendapat kebahagiaan  di  dunia  dan  akhirat. sebagai
seorang pembimbing harus sabar dalam menghadapi tingkah laku anak-anak. adanya  pengaruh  dari  lingkungan  luar  panti  yang  tidak  baik,  dapat
mempengaruhi tingkah laku anak-anak. Seperti  yang  dikemukakan  oleh  kakak  Arief selaku pembimbing
rohani menurutnya, “karena  mereka  pengaruhnya  dari  luar  lebih  banyak, walaupun  disini  kita sudah  berusaha  semaksimal mungkin pembinaan  dan
lain-lain nya tapi tetap mereka sekolahnya di luar. Jadi pengaruh dari teman di luar  lebih  kuat, disini  kita sudah  meluruskan  dengan  cara  memberikan
bimbingan  rohani,  dialog,  nasehat,  motivasi. kadang  mereka  sadar tetapi ketika di luar terpengaruh lagi, khususnya anak laki-laki”.
67
Pembimbing panti berkewajiban untuk selalu mengingatkan anak-anak panti,  salah  satunya  dengan  bimbingan  rohani  islam  yang  dilakukan  rutin
setiap  hari  dapat  mengembangkan  kecekapan  hidup  generik.  Melalui  kgiatan tersebut  bertujuan,  agar  anak-anak  panti  memiliki  akhlak  yang  terpuji,
mandiri,  dan  mudah  beradaptasi,  baik  di  lingkungan  panti  maupun dikehidupan bermasyarakat.  Pengetahuan agama, berfungsi sebagai pembatas
66
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan terjemahnya, h. 281.
67
Wawancara Pribadi dengan Arief Suci, Ciputat, 30 April 2013.
diri  individu  untuk  melakukan  hal-hal  yang  negatif.  Karena  di  dalam  agama islam  khususnya,  Allah  SWT  telah  memberikan  contoh  melalui  Rasulullah
SAW  dan  telah  di  jelaskan  juga  di  dalam  Al-Qur’an.  Mulai  dari  masalah individu, keluarga, sosial, akhlak, fiqih, jual-beli, adab, dan lain-lain.
Dari  hasil  wawancara  pribadi  peneliti  dengan  anak panti yang  sudah lama  tinggal  dan  yang  baru  tinggal  di  panti asuhan  Aria  Putra.  Dapat  dilihat
adanya perbedaan, pertama perbedaan tersebut dapat di lihat dari pengetahuan agama  mereka.  Anak  yang  sudah  lama  tinggal  memiliki  pengetahuan  agama
yang  lebih  dibandingkan  yang  baru  tinggal,  karena  mereka  mendapatkan pendidikan agama setiap harinya dan lebih teratur. Sedangkan anak yang baru
tinggal  di  panti  kurangnya  memiliki  pengetahuan  agama  disebabkan minimnya pendidikan agama yang mereka dapat selama di luar panti.
Seperti  yang  dikutip  dari  wawancara  peneliti  dengan  M.  Aulia Rahman. menurut  Rahman  manfaat  yang  sudah  di  dapat  dari  kegiatan
bimbingan  rohai  islam  adalah, “bisa  mengenal  islam  lebih  jauh,  mengerti segala  sesuatunya  dengan  baik  dan  benar  ,terus  bisa  mengatur  diri  ke  jalan
yang benar, atau baik dan buruk, akrab dengan teman-teman”.
68
Kemudian  berikut  kutipan  wawancara  peneliti  dengan  Satria  Andoni, menurut  Doni  manfaat  dari  kegiatan  bimbingan  rohani  Islam  yang  sudah  di
ikuti  selama  di  panti  adalah, “saya  waktu  di  kampung  cuma  shalat  magrib
68
Wawancara Pribadi dengan M. Aulia Rahman, Ciputat, 23 April 2013.
doank,  sekarang  jadi  shalat  5  waktu  shalat  dhuha  juga.  Sekarang  lebih mandiri”.
69
Padahal pentingnya memiliki pengetahuan agama sedini mungkin agar mereka memiliki pegangan yang kokoh, dan arah yang benar dalam menjalani
kehidupan, serta tidak mudah terombang ambing oleh keadaan  yang merusak yang  tidak  diinginkan. dalam  menghadapi  tantangan  yang  semakin  luas  dan
kompleks  yang  ditandai  dengan  derasnya  perubahan  sosial  dan  nilai  budaya yang  terjadi  di  sekitar  kita,  maka  pembinaan  agama,  mental,  dan  moral
generasi muda dan calon pemimpin bangsa haruslah mendapat perhatian yang serius.
Seperti yang dijelaskan dalam surat Ali Imran03 ayat 101: 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
“Bagaimanakah  kamu  sampai  menjadi  kafir,  padahal  ayat-ayat Allah  dibacakan  kepada  kamu,  dan  rasul-Nya Muhammad pun
berada  di  tengah-tengah  kamu?  barangsiapa  yang  berpegang  teguh kepada  agama  Allah,  Maka  Sesungguhnya  ia  Telah  diberi  petunjuk
kepada jalan yang lurus”.
70
Allah  SWT  sudah  memerintahkan  agar  kita  memiliki  agama  sebagai pegangan  hidup,  tujuan  manusia  diciptakan  di  muka  bumi  ini  juga  untuk
beribadah seperti yang di jelaskan dalam surat Adz-Dzariat51 ayat 56:
69
Wawancara Pribadi dengan Satria Andoni, Ciputat, 23 April 2013.
70
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan terjemahnya, h. 63.
 
 
 
“Dan  Aku  tidak  menciptakan  jin  dan  manusia  melainkan  supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
71
Selanjutnya  yang  kedua  perbedaan  tersebut  dapat  dilihat  dari  cara anak-anak tersebut beradaptasi di lingkungannya, anak yang baru masuk panti
baru bisa beradaptasi dengan teman sekamar saja. Berikut kutipan wawancara peneliti  dengan  Satria Andoni,  “Akrab,  paling  akrab  sama  k’rahman  teman
sekamar.
72
Sama seperti Satria Andoni M. Aulia Rahman juga mengungkapkan hal yang sama  ketika  pertama  kali  tinggal  di  panti  asuhan  Aria  Putra.  Berikut  kutipannya:
“Pertama  kali  saya  ga  betah  banget  disini saya  nangis  terus ingin pulang,  waktu  itu kan saya disini paling kecil sama ade saya. Pernah pulang juga saya terus di nasehatin
sama orang tua saya cuma karna masih kecil belum ngerti, ya saya cobalah mengerti keadaan  keluarga”. Selanjutnya  M.  Aulia  Rahman  mengungkapkan,  “Pertama  kali
disini  akrabnya  sama  orang  Pamulang  juga  itu  sama  kak  Nuraida,  sekarang  deket sama semuanya”.
73
Ketika  pertama  kali  masuk  panti,  bukan  hal  yang  mudah  untuk seorang  anak  beradaptasi  di  lingkungan  yang  baru  di  temuinya,  di tambah
dengan usia mereka yang masih di bawah umur harus berpisah dari keluarga.
71
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan terjemahnya, h. 523.
72
Wawancara Pribadi dengan Satria Andoni, Ciputat, 23 April 2013.
73
Wawancara Pribadi dengan M. Aulia Rahman, Ciputat, 23 April 2013.
Dengan berbagai latarbelakang  masalah  keluarga  yang  menyebabkan  mereka masuk ke panti menyebabkan anak sulit untuk beradaptasi.
Adanya  kegiatan  yang  dilakukan  bersama  akan  memudahkan  anak untuk  saling  mengenal  dan  berbaur  dengan  teman-temannya.  Panti  asuhan
sebagai lembaga  yang mendidik dan merawat anak-anak harus berperan aktif untuk  mengembangkan potensi  anak, mengasuh,  dan bertanggung  jawab
penuh  agar  anak  tersebut  dapat  tumbuh  dan  berkembang  menjadi  manusia yang  berguna  bagi  dirinya  sendiri, keluarga, masyarakat,  bangsa  dan
agamanya. Pola  asuh  merupakan  suatu  cara  terbaik  yang  dapat  ditempuh pembimbing dalam  mendidik  anak  sebagai  perwujudan  dan  rasa  tanggung
jawab pembimbing sebagai pendidik anak. Secara  psikologis  anak-anak  membutuhkan  kasih  sayang dalam
pergaulan dan persahabatan. Dengan kasih sayang dan perhatian pembimbing harus memperhatikan apakah kasih sayang sudah terpenuhi dengan baik pada
mereka. Karena kasih sayang merupakan pilar dan pondasi dalam pendidikan, ketika  kasih  sayang  terpenuhi  dengan  baik  maka  akan  terwujud  ketenangan
jiwa,  perasaan  aman,  percaya  diri,  dan  timbulnya  kepercayaan  kepada pembimbing. Bahkan  sejatinya  kasih  sayang  yang  didapatkan  seorang  anak
secara  proporsional  akan  berpengaruh  pada  keselamatan  jasmani  anak tersebut.
Oleh  karena  itu,  tanggung  jawab  terpenting  pembimbing terhadap anaknya  adalah  berinteraksi  dengan  lemah  lembut, dan  penuh  kasah  sayang
serta menampakkan kasih sayang tersebut kepada anak-anaknya secara nyata.
Selain  cara  ini,  tidak  akan  tercipta  hubungan  baik  yang  mampu  mendorong pada perkembangan dan penyempurnaan mental dan spiritual anak.
Hubungan  yang  dingin,  hampa  dan  tanpa  cinta  akan  mengakibatkan kekeringan  ruh  dan  jiwa  dan  akhirnya  akan  mengiring  anak-anak bertindak
amoral dan berbuat seenaknya di tengah masyarakat. Dengan kata lain, boleh jadi  anak-anak  yang  berbuat  nakal  dan  membuat  kerusakan  di  luar  rumah
adalah  anak-anak yang  kurang  atau  bahkan  tidak  mendapatkan  kasih  sayang orang tua dan orang-orang dekatnya.
Adanya  kegiatan-kegiatan  bersama  yang  dilakukan  selama  di  panti dapat  memudahkan  anak  untuk  cepat  beradaptasi  dengan  lingkungannya.
Kecakapan hidup  generik dapat  di  kembangkan  melalui  kegiatan-kegiatan tersebut,  seperti  yang  di  ungkapkan  oleh  Rohita  di  dalam  jurnal Strategi
Pembelajaran  Kecakapan  Hidup  life  skills  Pada  Anak  Usia  Taman  kanak-kanak ,
menurutnya: “selain  pendekatan  kontekstual,  model  pelajaran  terpadu,  juga merupakan  model  pelajaran  yang  mengarahkan  pada  pengembangan
kecakapan hidup”.
74
Tujuan  dari  kegiatan  bimbingan  rohani islam itu  sendiri  dapat memberikan  manfaat  untuk diri anak-anak  panti  asuhan  Aria  Putra dan
lingkungannya. Seperti  yang  di  ungkapkan M.  Hamdan  Bakran  Adz  Dzaky, sebagaimana dikutip  dalam  buku Bimbingan  dan  Konseling  di  Sekolah  dan
74
Rohita, Strategi Pembelajaran Kecakapan Hidup life skills Pada Anak Usia Taman kanak-kanak, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 8, No. 2, September 2007, h. 74.
Madrasah  Berbasis  Inetegrasi karya  Tohirin. Tujuan bimbingan  rohani  dalam Islam yaitu:
a. Untuk perbaikan, kesehatan, dan kebersihan jiwa.
b. Untuk  perubahan  tingkah laku  yang  dapat  memberikan  manfaat
untuk diri sendiri dan lingkungan. c.
Untuk  memunculkan  kecerdasan  emosi,  untuk  menghasilkan kecerdasan  spiritual,  dan  untuk  menghasilkan  potensi  Ilahiyah.
Sehingga, dengan  potensi  itu  individu  dapat  menanggulangi berbagai  persoalan  hidup  dan  dapat  memberikan  manfaat  serta
keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan
.
75
Selain mendapatkan pengetahuan ilmu agama, anak-anak panti asuhan Aria  Putra  juga  mendapatkan pendidikan kecakapan hidup  generik yang
meliputi kecakapan mengenal diri, berpikir dan kecakapan sosial. Contohnya: dari  kegiatan kultum dan Muhadhoroh melatih  anak  untuk  berkomunikasi
dengan  baik,  percaya  diri, berani, mampu  menyampaikan  pendapat,  dan bepikir  kreatif. Baik  menyampaikan informasi  ataupun  pesan  dengan  cara
berbicara,  penulisan,  gerak  tubuh  dan  ekspresi  yang  efektif  dapat  mereka lakukan dengan baik sehingga tidak terjadinya miskomunikasi.
Kegiatan  diskusi,  mengerjakan  tugas  sekolah  bersama,  kegiatan bersih-bersih  yang  melibatkan  seluruh  anak  panti,  dan  melakukan  evaluasi
belajar dengan membentuk kelompok kecil, dapat mengembangkan kecakapan bekerjasama  mereka,  dan  menyelesaikan  masalah  secara  kreatif  dari  hasil
bertukar  pikiran. Semua  kegiatan  yang  ada  di  panti  asuhan  Aria  Putra bertujuan  untuk  membangun  hubungan  antar  personal,  sehingga  terciptanya
ikatan seperti keluarga.
75
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Inetegrasi, h. 38.
Anak-anak  panti  asuhan  Aria  Putra  masuk  ke  panti  dengan  latar belakang  yang  berbeda-beda,  ketika  mereka  pertama  kali  masuk  panti  akan
terasa  asing  dan  belum  mampu  untuk  beradaptasi,  karena  rata-rata  usia mereka ketika masuk panti masih di bawah umur.
Tugas  anak-anak  panti  yang  sudah  lebih  dulu  tinggal  di  panti  untuk membimbing  dan  membantu  adik-adiknya  yang  baru  masuk  untuk
beradaptasi. Jika itu semua tidak diajarkan melalui kegiatan-kegiatan yang ada di  panti,  akan  sulit  untuk  anak  beradaptasi  dan  ikatan  seperti  keluarga  tidak
ada yang ada hanya sikap individualistis. Padahal didalam surat Al-Hujarat49 ayat 10 Allah berfirman:
 
 
 
 
 
 
“Orang-orang  beriman  itu  Sesungguhnya  bersaudara.  sebab  itu damaikanlah perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”
.
76
Ayat  tersebut  menjelaskan  bahwa  semua  muslim  itu  bersaudara,  jadi sesama  saudara  tidak  boleh  saling  membuka  aib  saudaranya,  menjelek-
jelekkan, saling mendengki, membenci, memutuskan hubungan, dan lain-lain. Saling  tolong  menolonglah  dalam  kebaikan  agar  tercipta  hubungan  yang
harmonis, baik kehidupan dunia maupun akhirat.
76
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan terjemahnya, h. 516.
                