Analisis Peran Pembimbing Rohani Islam dalam Mengembangkan Kecakapan Hidup Generik

pembimbing rohani islam disini juga untuk mengarahkan dan mengingatkan anak-anak agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif. Dengan adanya kegiatan tersebut anak dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan menghasilkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Kecakapan hidup generik merupakan suatu proses untuk memperoleh tingkah laku, kepercayaan, dan nilai-nilai yang telah di tetapkan, agar dapat diterima sebagai anggota masyarakat. Untuk mengetahui nilai-nilai dan tingkah laku yang sesuai dengan harapan masyarakat, hanya dapat dilakukan dengan mengadakan interaksi dengan orang lain. Dari hasil pengamatan peneliti, “anak-anak yang melakukan kegiatan bersama, seperti: diskusi, mengerjakan tugas sekolah bersama, kegiatan bersih-bersih yang melibatkan seluruh anak panti, melaksanakan kegiatan bimbingan rohani islam dan melakukan evaluasi belajar dengan membentuk kelompok kecil, dapat mengembangkan kecakapan hidup generik mereka”. 62 Banyak yang terjadi, anak yang hanya dibekali dengan pendidikan akademik saja tanpa pendidikan agama untuk menjaga kepribadian dan sosial yang baik, mereka akan sulit untuk mengaktualisasikan dirinya dalam masyarakat secara maksimal. Kondisi demikian karena kurangnya kesiapan mereka dalam menghadapi kenyataan hidup, karena sejak awal mereka hanya dibekali dengan ilmu akademik, tetapi kurang disiapkan untuk 62 Hasil pengamatan peneliti saat mengunjungi lokasi di panti asuhan Aria Putra Ciputat pada tanggal 10 April 2013. memperoleh kecakapan hidup generik secara lengkap sebagai modal untuk berjuang dalam hidup. Hal demikian jika sebaliknya juga akan berdampak buruk pada anak, karena kurangnya pendidikan akademik akan menyebabkan banyaknya kerugian terhadap diri anak, keluarga, dan juga masyarakat. Contohnya: mudah di tipu, di remehkan, dan semakin meningkatkan minimnya pendidikan negara. Perlunya memiliki kecakapan hidup generik bermanfaat untuk mengarahkan seseorang agar mampu membangun hubungan interpersonal dengan orang lain, mampu berkomunikasi secara efektif, mampu memastikan bahwa pesan yang disampaikan tepat dan tidak terjadi miskomunikasi dan misintepretasi, semakin taat beribadah kepada Allah SWT, dapat mengembangkan diri, dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan, memperoleh banyak pengetahuan dari hasil bertukar pikiran dengan teman, perbaikan perilaku, dan dapat memilih solusi yang efektif terhadap suatu masalah. Berikut kutipan wawancara pribadi peneliti dengan Satria Andoni, manfaat yang di rasakan setelah mengikuti bimbingan rohani islam terhadap kecakapan hidup generik menurutnya: “berbicara lebih sopan, lebih tahu agama”. 63 Pendapat yang sama juga di ungkapkan oleh Nuraida, menurutnya manfaat yang di rasakan dari kegiatan bimbingan rohani islam terhadap kecakapan generik yaitu, “Jadi ingin menolong yang lain, misalkan saya kan 63 Wawancara Pribadi dengan Satria Andoni, Ciputat, 23 April 2013. disini di kasih sama orang lain saya ingin nantinya jadi donator yang membantu juga, terus jadi lebih luas aja pergaulannya, disini kan dari jauh- jauh asalnya jadi saling kenal, klo ada butuh-butuh jadi saling membantu” 64 Peran pembimbing rohani islam sangat penting untuk mengingatkan, dan menunjukkan jalan yang benar. Seperti yang di perintahkan oleh Allah SWT di dalam surat Ali imran03 ayat 104:                 “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung”. 65 Ayat diatas menjelaskan agar semua umat manusia menyeru pada kebaikan dan menjauhi apa yang telah dilarang oleh Allah SWT, karena itu semua demi kebaikan manusia. Selanjutnya di dalam surat An-Nahl16 ayat 125 Allah SWT berfirman:                           “Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, dialah yang lebih mengetahui 64 Wawancara Pribadi dengan Nuraida, Ciputat, 29 April 2013. 65 Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan terjemahnya, Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, Bandung: PT Syaamil Cipta Media, h. 63. tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. 66 Dari kedua ayat di atas dapat dikaitkan dengan peran pembimbing rohani islam yaitu mengajak anak untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan yang jahat agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. sebagai seorang pembimbing harus sabar dalam menghadapi tingkah laku anak-anak. adanya pengaruh dari lingkungan luar panti yang tidak baik, dapat mempengaruhi tingkah laku anak-anak. Seperti yang dikemukakan oleh kakak Arief selaku pembimbing rohani menurutnya, “karena mereka pengaruhnya dari luar lebih banyak, walaupun disini kita sudah berusaha semaksimal mungkin pembinaan dan lain-lain nya tapi tetap mereka sekolahnya di luar. Jadi pengaruh dari teman di luar lebih kuat, disini kita sudah meluruskan dengan cara memberikan bimbingan rohani, dialog, nasehat, motivasi. kadang mereka sadar tetapi ketika di luar terpengaruh lagi, khususnya anak laki-laki”. 67 Pembimbing panti berkewajiban untuk selalu mengingatkan anak-anak panti, salah satunya dengan bimbingan rohani islam yang dilakukan rutin setiap hari dapat mengembangkan kecekapan hidup generik. Melalui kgiatan tersebut bertujuan, agar anak-anak panti memiliki akhlak yang terpuji, mandiri, dan mudah beradaptasi, baik di lingkungan panti maupun dikehidupan bermasyarakat. Pengetahuan agama, berfungsi sebagai pembatas 66 Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan terjemahnya, h. 281. 67 Wawancara Pribadi dengan Arief Suci, Ciputat, 30 April 2013. diri individu untuk melakukan hal-hal yang negatif. Karena di dalam agama islam khususnya, Allah SWT telah memberikan contoh melalui Rasulullah SAW dan telah di jelaskan juga di dalam Al-Qur’an. Mulai dari masalah individu, keluarga, sosial, akhlak, fiqih, jual-beli, adab, dan lain-lain. Dari hasil wawancara pribadi peneliti dengan anak panti yang sudah lama tinggal dan yang baru tinggal di panti asuhan Aria Putra. Dapat dilihat adanya perbedaan, pertama perbedaan tersebut dapat di lihat dari pengetahuan agama mereka. Anak yang sudah lama tinggal memiliki pengetahuan agama yang lebih dibandingkan yang baru tinggal, karena mereka mendapatkan pendidikan agama setiap harinya dan lebih teratur. Sedangkan anak yang baru tinggal di panti kurangnya memiliki pengetahuan agama disebabkan minimnya pendidikan agama yang mereka dapat selama di luar panti. Seperti yang dikutip dari wawancara peneliti dengan M. Aulia Rahman. menurut Rahman manfaat yang sudah di dapat dari kegiatan bimbingan rohai islam adalah, “bisa mengenal islam lebih jauh, mengerti segala sesuatunya dengan baik dan benar ,terus bisa mengatur diri ke jalan yang benar, atau baik dan buruk, akrab dengan teman-teman”. 68 Kemudian berikut kutipan wawancara peneliti dengan Satria Andoni, menurut Doni manfaat dari kegiatan bimbingan rohani Islam yang sudah di ikuti selama di panti adalah, “saya waktu di kampung cuma shalat magrib 68 Wawancara Pribadi dengan M. Aulia Rahman, Ciputat, 23 April 2013. doank, sekarang jadi shalat 5 waktu shalat dhuha juga. Sekarang lebih mandiri”. 69 Padahal pentingnya memiliki pengetahuan agama sedini mungkin agar mereka memiliki pegangan yang kokoh, dan arah yang benar dalam menjalani kehidupan, serta tidak mudah terombang ambing oleh keadaan yang merusak yang tidak diinginkan. dalam menghadapi tantangan yang semakin luas dan kompleks yang ditandai dengan derasnya perubahan sosial dan nilai budaya yang terjadi di sekitar kita, maka pembinaan agama, mental, dan moral generasi muda dan calon pemimpin bangsa haruslah mendapat perhatian yang serius. Seperti yang dijelaskan dalam surat Ali Imran03 ayat 101:                    “Bagaimanakah kamu sampai menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan rasul-Nya Muhammad pun berada di tengah-tengah kamu? barangsiapa yang berpegang teguh kepada agama Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. 70 Allah SWT sudah memerintahkan agar kita memiliki agama sebagai pegangan hidup, tujuan manusia diciptakan di muka bumi ini juga untuk beribadah seperti yang di jelaskan dalam surat Adz-Dzariat51 ayat 56: 69 Wawancara Pribadi dengan Satria Andoni, Ciputat, 23 April 2013. 70 Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan terjemahnya, h. 63.        “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. 71 Selanjutnya yang kedua perbedaan tersebut dapat dilihat dari cara anak-anak tersebut beradaptasi di lingkungannya, anak yang baru masuk panti baru bisa beradaptasi dengan teman sekamar saja. Berikut kutipan wawancara peneliti dengan Satria Andoni, “Akrab, paling akrab sama k’rahman teman sekamar. 72 Sama seperti Satria Andoni M. Aulia Rahman juga mengungkapkan hal yang sama ketika pertama kali tinggal di panti asuhan Aria Putra. Berikut kutipannya: “Pertama kali saya ga betah banget disini saya nangis terus ingin pulang, waktu itu kan saya disini paling kecil sama ade saya. Pernah pulang juga saya terus di nasehatin sama orang tua saya cuma karna masih kecil belum ngerti, ya saya cobalah mengerti keadaan keluarga”. Selanjutnya M. Aulia Rahman mengungkapkan, “Pertama kali disini akrabnya sama orang Pamulang juga itu sama kak Nuraida, sekarang deket sama semuanya”. 73 Ketika pertama kali masuk panti, bukan hal yang mudah untuk seorang anak beradaptasi di lingkungan yang baru di temuinya, di tambah dengan usia mereka yang masih di bawah umur harus berpisah dari keluarga. 71 Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan terjemahnya, h. 523. 72 Wawancara Pribadi dengan Satria Andoni, Ciputat, 23 April 2013. 73 Wawancara Pribadi dengan M. Aulia Rahman, Ciputat, 23 April 2013. Dengan berbagai latarbelakang masalah keluarga yang menyebabkan mereka masuk ke panti menyebabkan anak sulit untuk beradaptasi. Adanya kegiatan yang dilakukan bersama akan memudahkan anak untuk saling mengenal dan berbaur dengan teman-temannya. Panti asuhan sebagai lembaga yang mendidik dan merawat anak-anak harus berperan aktif untuk mengembangkan potensi anak, mengasuh, dan bertanggung jawab penuh agar anak tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan agamanya. Pola asuh merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh pembimbing dalam mendidik anak sebagai perwujudan dan rasa tanggung jawab pembimbing sebagai pendidik anak. Secara psikologis anak-anak membutuhkan kasih sayang dalam pergaulan dan persahabatan. Dengan kasih sayang dan perhatian pembimbing harus memperhatikan apakah kasih sayang sudah terpenuhi dengan baik pada mereka. Karena kasih sayang merupakan pilar dan pondasi dalam pendidikan, ketika kasih sayang terpenuhi dengan baik maka akan terwujud ketenangan jiwa, perasaan aman, percaya diri, dan timbulnya kepercayaan kepada pembimbing. Bahkan sejatinya kasih sayang yang didapatkan seorang anak secara proporsional akan berpengaruh pada keselamatan jasmani anak tersebut. Oleh karena itu, tanggung jawab terpenting pembimbing terhadap anaknya adalah berinteraksi dengan lemah lembut, dan penuh kasah sayang serta menampakkan kasih sayang tersebut kepada anak-anaknya secara nyata. Selain cara ini, tidak akan tercipta hubungan baik yang mampu mendorong pada perkembangan dan penyempurnaan mental dan spiritual anak. Hubungan yang dingin, hampa dan tanpa cinta akan mengakibatkan kekeringan ruh dan jiwa dan akhirnya akan mengiring anak-anak bertindak amoral dan berbuat seenaknya di tengah masyarakat. Dengan kata lain, boleh jadi anak-anak yang berbuat nakal dan membuat kerusakan di luar rumah adalah anak-anak yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan kasih sayang orang tua dan orang-orang dekatnya. Adanya kegiatan-kegiatan bersama yang dilakukan selama di panti dapat memudahkan anak untuk cepat beradaptasi dengan lingkungannya. Kecakapan hidup generik dapat di kembangkan melalui kegiatan-kegiatan tersebut, seperti yang di ungkapkan oleh Rohita di dalam jurnal Strategi Pembelajaran Kecakapan Hidup life skills Pada Anak Usia Taman kanak-kanak , menurutnya: “selain pendekatan kontekstual, model pelajaran terpadu, juga merupakan model pelajaran yang mengarahkan pada pengembangan kecakapan hidup”. 74 Tujuan dari kegiatan bimbingan rohani islam itu sendiri dapat memberikan manfaat untuk diri anak-anak panti asuhan Aria Putra dan lingkungannya. Seperti yang di ungkapkan M. Hamdan Bakran Adz Dzaky, sebagaimana dikutip dalam buku Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan 74 Rohita, Strategi Pembelajaran Kecakapan Hidup life skills Pada Anak Usia Taman kanak-kanak, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 8, No. 2, September 2007, h. 74. Madrasah Berbasis Inetegrasi karya Tohirin. Tujuan bimbingan rohani dalam Islam yaitu: a. Untuk perbaikan, kesehatan, dan kebersihan jiwa. b. Untuk perubahan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat untuk diri sendiri dan lingkungan. c. Untuk memunculkan kecerdasan emosi, untuk menghasilkan kecerdasan spiritual, dan untuk menghasilkan potensi Ilahiyah. Sehingga, dengan potensi itu individu dapat menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat memberikan manfaat serta keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan . 75 Selain mendapatkan pengetahuan ilmu agama, anak-anak panti asuhan Aria Putra juga mendapatkan pendidikan kecakapan hidup generik yang meliputi kecakapan mengenal diri, berpikir dan kecakapan sosial. Contohnya: dari kegiatan kultum dan Muhadhoroh melatih anak untuk berkomunikasi dengan baik, percaya diri, berani, mampu menyampaikan pendapat, dan bepikir kreatif. Baik menyampaikan informasi ataupun pesan dengan cara berbicara, penulisan, gerak tubuh dan ekspresi yang efektif dapat mereka lakukan dengan baik sehingga tidak terjadinya miskomunikasi. Kegiatan diskusi, mengerjakan tugas sekolah bersama, kegiatan bersih-bersih yang melibatkan seluruh anak panti, dan melakukan evaluasi belajar dengan membentuk kelompok kecil, dapat mengembangkan kecakapan bekerjasama mereka, dan menyelesaikan masalah secara kreatif dari hasil bertukar pikiran. Semua kegiatan yang ada di panti asuhan Aria Putra bertujuan untuk membangun hubungan antar personal, sehingga terciptanya ikatan seperti keluarga. 75 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Inetegrasi, h. 38. Anak-anak panti asuhan Aria Putra masuk ke panti dengan latar belakang yang berbeda-beda, ketika mereka pertama kali masuk panti akan terasa asing dan belum mampu untuk beradaptasi, karena rata-rata usia mereka ketika masuk panti masih di bawah umur. Tugas anak-anak panti yang sudah lebih dulu tinggal di panti untuk membimbing dan membantu adik-adiknya yang baru masuk untuk beradaptasi. Jika itu semua tidak diajarkan melalui kegiatan-kegiatan yang ada di panti, akan sulit untuk anak beradaptasi dan ikatan seperti keluarga tidak ada yang ada hanya sikap individualistis. Padahal didalam surat Al-Hujarat49 ayat 10 Allah berfirman:             “Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat” . 76 Ayat tersebut menjelaskan bahwa semua muslim itu bersaudara, jadi sesama saudara tidak boleh saling membuka aib saudaranya, menjelek- jelekkan, saling mendengki, membenci, memutuskan hubungan, dan lain-lain. Saling tolong menolonglah dalam kebaikan agar tercipta hubungan yang harmonis, baik kehidupan dunia maupun akhirat. 76 Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan terjemahnya, h. 516.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat 1. Faktor Pendukung

Setiap program kegiatan pasti akan menghadapi faktor penghambat dan faktor pendukungnya. Begitu juga dengan kegiatan bimbingan rohani islam di panti asuhan Aria Putra Ciputat, faktor pendukung dari kegiatan ini diantaranya: a. Antusias Anak-anak Anak-anak yang hadir dalam bimbingan ini menyimak dengan baik dan keingin tahuan mereka cukup besar bisa dilihat dari banyaknya pertanyaan yang mereka ajukan khususnya perempuan. 77 b. Pembimbing Pembimbing yang ada di panti asuhan Aria Putra memiliki pengetahuan yang luas, baik tentang agama maupun akademik. Materi yang diberikan kepada anak-anak, pembimbing sudah menguasainya dengan baik. Pembimbing yang membimbing di panti asuhan Aria Putra adalah alumni dari panti tersebut. c. Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana yang ada di panti ini cukup mendukung kegiatan bimbingan rohani, seperti: ruangan, alat tulis, papan tulis, lekar, kursi, buku- buku, dan kipas angin. 77 Hasil pengamatan peneliti saat mengunjungi lokasi di panti asuhan Aria Putra Ciputat pada tanggal 16 April 2013. d. Materi Pembelajaran Materi yang diberikan oleh pembimbing rohani islam sangat bermanfaat untuk anak-anak, pengetahuan yang luas baik agama maupun akademik yang diberikan berguna untuk di kehidupan sehari-hari dan setelah mereka lulus. e. Efektif Kegiatan Bimbingan Rohani Kegiatan bimbingan rohani islam yang dilaksanakan berjalan efektif, dapat dilihat dari anak-anak yang hadir mengikuti kegiatan bimbingan rohani islam.

2. Faktor Penghambat

Selanjutnya faktor penghambat bimbingan rohani diantaranya: a. Antusias Anak-Anak Sebagian anak ketika mengikuti bimbingan rohani ada yang fokus ada yang tidak, ada yang diam memerhatikan tetapi ketika di tanya oleh pembimbing tidak paham khususnya laki-laki, ada juga yang pahamnya cepat ada yang lama harus di ulangi beberapa kali. Anak perempuan lebih aktif di bandingkan dengan anak laki-laki, jika tidak di ajak dialog anak laki-laki akan pasif. 78 b. Pembagian Kelompok Anak-anak ketika mengikuti bimbingan rohani sebaiknya dibagi menjadi dua kelompok. Anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar SD mempelajari cara membaca al-Qur’an, tajwid, hafalan juz amma, dan imla. Sedangkan anak yang sudah duduk di bangku sekolah menengah pertama 78 Wawancara Pribadi dengan Arief Suci, Ciputat, 30 April 2013. SMP dan sekolah menengah atas SMA tidak apa-apa bila di gabungkan. Tujuannya agar ketika pembimbing membahas ilmu fiqih yang terkait dengan masalah haid, hubungan suami-istri dan lainnya, anak yang masih sekolah dasar belum cukup umur untuk mendengarkan hal-hal tersebut. Perbedaan daya tangkap anak SD, SMP dan SMA juga berbeda, anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar lebih lambat menerima pelajaran dibandingkan dengan anak SMP dan SMA. Menurut pengamatan peneliti selama berada di panti asuhan Aria Putra, kegiatan yang ada di panti asuhan Aria Putra sudah dilaksanakan dengan baik. Tetapi peraturan yang ada di panti asuhan Aria Putra masih belum maksimal di jalankan dan kegiatan di panti yang sudah tidak berjalan seharusnya di adakan kembali. Seperti kegiatan marawis, menanam pohon bersama, kesenian dan olahraga. Karena dengan adanya kegiatan tersebut anak-anak panti akan semakin aktif, menambah pengetahuan, lebih terarah, dan untuk bekal mereka setelah lulus dari panti, serta dapat mengembangkan bakat anak-anak panti. Menurut Nuraida salah satu penghuni panti yang sudah lama tinggal di panti asuhan Aria Putra Ciputat, kegiatan yang ada di panti banyak tetapi lebih bagus kegiatan yang dulu karena lebih terarah. berikut kutipan wawancara peneliti dengan Nuraida “belajar, ngaji bareng-bareng, ngerjain kegiatan bareng, mengikuti kegiatan yang sifatnya menyeluruh. Dulu kegiatannya banyak lebih terarah, contohnya: marawis, menanam pohon, makan lesehan bareng”. 79

D. Metode yang

Digunakan Pembimbing dalam Mengembangkan Kecakapan Hidup Generik di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat Hal lain yang menjadi perhatian adalah metode pengajaran yang digunakan. Metode yang biasa digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di panti asuhan Aria Putra, seperti: ceramah, dialog, diskusi, pembagian kelompok kecil. 80 Melalui metode tersebut anak dapat secara aktif melakukan kegiatan dan menemukan berbagai pengetahuan yang dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Keterlibatan anak dalam kegiatan belajar mengajar akan mengembangkan dan menggunakan kemampuan mental dan fisiknya dengan baik. Konsep belajar yang melibatkan ke aktifan anak akan membantu anak menjadi percaya diri, pembentukan pribadi dan ketergantungan pada diri sendiri. Salah satu kegiatan yang ada di panti asuhan Aria Putra adalah evaluasi yang dilakukan dengan cara pembagian kelompok secara acak, kemudian saling memberikan pertanyaan antar teman atau pembimbing yang memberikan pertanyaan kepada anak-anak, pertanyaannya bersifat umum bisa pelajaran sekolah maupun agama. Dari kegiatan tersebut dapat 79 Wawancara Pribadi dengan Nuraida, Ciputat, 29 April 2013. 80 Wawancara Pribadi dengan Arief Suci, Ciputat, 30 April 2013.

Dokumen yang terkait

Peranan Yayasan Al-Fikr dalam pelayanan sosial terhadap siswa yatim piatu di desa Gembong RT.02/04 Balaraja Barat Tangerang

0 7 126

ANAK YATIM PIATU

0 5 7

Peran Pembimbing Agama Dalam Pembinaan Aklaq Anak Yatim Piatu di Yayasan Perguruan ISlam Miftahul Jannah Pondok Gede

1 3 93

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA ANAK YATIM DI PANTI ASUHAN YATIM MUHAMMADIYAH PURWOREJO Kesejahteraan Subjektif Pada Anak Yatim Di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Purworejo.

0 3 15

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA ANAK YATIM DI PANTI ASUHAN YATIM MUHAMMADIYAH PURWOREJO Kesejahteraan Subjektif Pada Anak Yatim Di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Purworejo.

0 2 15

UPAYA PANTI ASUHAN YATIM PIATU MUHAMMADIYAH ANDONG DALAM PEMBELAJARAN AL-QURAN TAHUN 2015 Upaya Panti Asuhan Yatim Piatu Muhammadiyah Andong Dalam Pembelajaran Al-Quran Tahun 2015.

0 3 16

UPAYA PANTI ASUHAN YATIM PIATU MUHAMMADIYAH ANDONG DALAM PEMBELAJARAN AL-QURAN TAHUN 2015 Upaya Panti Asuhan Yatim Piatu Muhammadiyah Andong Dalam Pembelajaran Al-Quran Tahun 2015.

0 2 14

APLIKASI PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK KECAKAPAN GENERIK DI SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 1 9

PEMBINAAN AGAMA DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU MELAYU BANGKOK SETENG-NOK Pembinaan Agama di Panti Asuhan Yatim Piatu Melayu Bangkok Sateng Nok Muang Yala Thailand Selatan.

0 1 11

Studi Kasus Mengenai Profil Psychological Well-Being Pada Anak Yatim Piatu di Panti Asuhan Putra 'X' Bandung.

1 1 36