Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

“Dan ujilah anak yatim itu sebelum baligh sampai mereka cukup umur untuk menikah. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas pandai memelihara harta, Maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan janganlah kamu tergesa- gesa menyerahkannya sebelum mereka dewasa. barang siapa di antara pemelihara itu mampu, maka hendaklah ia menahan diri dari memakan harta anak yatim itu dan barangsiapa yang miskin, Maka bolehlah ia makan harta itu menurut cara yang patut. Kemudian, apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, Maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi tentang penyerahan itu bagi mereka. dan cukuplah Allah sebagai pengawas”. 6 Kematian orangtua ayahibu merupakan psikotrauma bagi anak yang sedang berkembang. Kehilangan cinta kasih sayang orang tua akan menimbulkan gangguan pada anak, seperti: depresi dan kecemasan. Menurut Rutter dalam buku Dadang Hawari adanya pengaruh yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan manakala yang meninggal ayah atau ibunya. Rutter menjelaskan: 1. Kematian ibu pengaruhnya pada anak laki-laki 18 sedangkan pada anak perempuan lebih kurang sama. 2. Kematian ayah pengaruhnya pada anak laki-laki 35 sedangkan pada anak perempuan 13. 7 Menurut Dadang Hawari Bobot pengaruh orangtua ayahibu yang meninggal terhadap perkembangan anak juga berbeda-beda. Menurutnya: “Pada anak usia balita peran ibu jauh lebih penting dan dominan dari pada ayah, pada anak usia antara 6 hingga 13 tahun pra-puber peran ibu dan ayah mulai seimbang, sedangkan pada anak usia puber 14 hingga 18 tahun peran ayah lebih penting dan dominan. Pada usia puber wibawa ibu biasanya sudah 6 Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan terjemahnya, h. 77. 7 Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Jasa, 2004, Edisi III Revisi, h.746. menurun, anak kurang patuh dan mendengar kata-kata ibunya, pada masa demikianlah ayah hendaknya tampil ke depan”. 8 keluarga yang tidak harmonis dapat mempengaruhi psikologis anak, anak akan mecontoh apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Misalkan, adanya kekerasan dalam rumah tangga, anak akan mencotoh apa yang dilakukan ayah atau ibunya seperti memukul, menganiaya bahkan membunuh. Hal ini akan berdampak buruk, sekarang ini banyaknya kasus anak-anak yang terlibat tawuran, pemerkosaan, mabuk-mabukan, narkoba, mencuri, dan lain sebagainya. Dari data akhir tahun 2012 yang di himpun Komisi Nasional Perlindungan Anak Komnas PA menunjukan angka memprihatinkan. Sebanyak 82 pelajar tewas sepanjang 2012. Komnas PA mencatat 147 kasus tawuran, dari 147 kasus tersebut, sudah memakan korban jiwa sebanyak 82 anak. penyebab paling konkret yang terjadi di lapangan, Antara lain: adanya keinginan meningkatkan pamor sekolah dengan menyerang sekolah lain, pertandingan antar sekolah yang memicu keributan, tradisi senior kepada juniornya, lemahnya antisipasi aparat hukum dan kurangnya perhatian orangtua dan pihak sekolah pada anak 9 . Fakta ironis yang mengejutkan adalah ternyata bukan hanya anak-anak dari sekolah menengah atas saja yang tawuran tetapi anak SMP dan SD pun ada. Selain kasus tawuran banyak anak-anak sekarang yang berani melakukan seks bebas bahkan sampai hamil dan menggugurkan bayinya. Seperti data yang di dapat dari komnas Perlindungan Anak berdasarkan data yang dihimpun Komnas PA, “tercatat 86 remaja yang melakukan aborsi pada 2011, 8 Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, h.746. 9 http:megapolitan.kompas.comread201212211053423982.Pelajar.Tewas.Siasia.karena.T awuran. dan di tahun 2012 meningkat menjadi 121 orang”. 10 Hal yang sangat mengkagetkan bangsa Indonesia, remaja adalah generasi penerus bangsa. Jika remaja sekarang banyak yang melakukan hal-hal yang seperti ini bagaimana dengan nasib bangsa Indonesia selanjutnya. Adanya pendidikan baik formal maupun informal berguna untuk mendidik anak-anak menjadi lebih baik, membangun negara agar lebih maju dan berkembang. Pendidikan dari orang tua, gurupembimbing, lingkungan yang baik sangat berpengaruh pada anak. Kurangnya perhatian dari orang tua atau dari guru akan menyebabkan anak tersebut nakal. Usia mereka yang masih muda, mereka sedang mencari jati diri untuk itu tanpa adanya bimbingan dari orang-orang terdekat anak bisa salah mengambil jalan. Seseorang memerlukan suatu keterampilan untuk dapat mempertahankan hidupnya, hal demikian secara sengaja maupun tidak telah ada sejak manusia ada. Karena, masing-masing anak memiliki kemampuan yang berbeda dalam memecahkan masalah. Hal ini dikarenakan setiap anak merupakan pribadi unik, yang tidak dapat disamakan satu dengan yang lain. Perbedaan kemampuan dalam memecahkan masalah menimbulkan pengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama dalam proses interaksinya di lingkungan masyarakat. Semua manusia pasti menghadapi berbagai masalah yang harus di pecahkan. 10 http: megapolitan.kompas.com read 2013 01 31 16375646 Aborsi.Bagian.Gaya.Hidup.R emaja Dalam jurnal Rohita Strategi Pembelajaran Kecakapan Hidup life skills Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak, WHO menyatakan, “kecakapan hidup adalah berbagai keterampilan yang dimiliki untuk mampu beradaptasi dengan baik dan perilaku positif agar dapat menghadapi tuntutan dan tantangan di kehidupan sehari-hari secara efektif”. 11 Selanjutnya, Broling juga mendefinisikan kecakapan hidup di dalam jurnal Rohita Menurutnya, “Kecakapan hidup adalah interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki seseorang sehingga mereka dapat hidup mandiri”. 12 Kecakapan hidup harus dimiliki setiap orang, dengan kecakapan hidup yang dimiliki seseorang dapat memecahkan masalahnya dengan cepat dan tepat. Kecakapan hidup juga berguna untuk membangun kemampuan perkembangan manusia dan membentuk tingkah laku positif, yang memungkinkan mereka menyelesaikan tantangan hidup sehari-hari secara efektif. Memiliki kecakapan hidup akan membuat anak berhasil di lingkungannya, karena anak memiliki bekal yang digunakan untuk mengatasi masalah yang di hadapinya. Dengan kecakapan hidup yang dimiliki anak tidak akan susah dalam berinteraksi dan beradaptasi dengan situasi atau kondisi yang baru ditemuinya. Slamet PH menjelaskan ada lima bidang life skill yaitu, “self awareness kecakapan mengenal diri, thinking skill kecakapan berpikir, social skills 11 Rohita, Strategi Pembelajaran Kecakapan Hidup life skills Pada Anak Usia Taman kanak-kanak, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 8, No. 2, September 2007, h.72 12 Rohita, Strategi Pembelajaran Kecakapan Hidup, h. 72 kecakapan sosial, academic skill kecakapan akademik, dan vocational skill kecakapan vokasional”. 13 Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Slamet PH lima bidang life skill, Iin Hindun juga menjelaskan secara lebih rinci dari lima bidang life skill tersebut. Yaitu: 1. Kecakapan mengenal diri self awareness Goleman menyebutkan self awareness meliputi tiga hal, yaitu: a kesadaran emosi yang berarti mengakui emosi seseorang dan akibatnya, b penilaian secara akurat yang artinya mengetahui kekuatan dan keterbatasan dirinya, c percaya diri, yaitu suatu kepastian tentang kemampuan dan harga dirinya. Dengan demikian maka dari pengenalan diri didapatkan beberapa keuntungan bagi pembentukan pribadi seseorang, individu yang mampu mengenal dirinya, kelemahan, dan kekuatannya akan mampu mengembangkan dirinya. 2. Kecakapan berpikir thinking skill Menurut Beyer kecakapan berpikir adalah “thinking is a mental process by which students make sense out of experience”. Menurut definisi ini, berpikir merupakan proses mental pada saat seseorang mencoba memahami pengalaman belajarnya. Kecakapan berpikir meliputi: 1 kecakapan menggali dan menemukan informasi, 2 kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan, serta 3 kecakapan memecahkan masalah secara kreatif. 3. Kecakapan sosial sosial skill Kecakapan sosial mencangkup kecakapan komunikasi dengan empati dan kecakapan bekerjasama. Kecakapan komunikasi dengan empati maksudnya, empati sikap penuh pengertian dan seni komunikasi dua arah, jadi yang dimaksud berkomunikasi di sini bukan sekedar menyampaikan pesan, tetapi isi dan sampainya pesan disertai dengan kesan baik yang akan menumbuhkan hubungan harmonis. Sedangkan kecakapan bekerjasama sangat diperlukan karena sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu bekerjasama dengan manusia yang lain. Kerjasama bukan sekedar kerja sama tetapi yang disertai dengan saling pengertian, saling menghargai, dan saling membantu. 4. Kecakapan akademik academic skill Kecakapan akademik sering disebut kemampuan berfikir ilmiah. Kecakapan akademik mencangkup kecakapan melakukan identivikasi variabel, menjelaskan hubungannya pada suatu fenomena tertentu, merumuskan hipotesis terhadap suatu rangkaian kejadian, serta merancang dan 13 Slamet PH, Pendidikan kecakapn hidup: konsep dasar, jurnal pendidikan dan kebudayaan, tahun ke-8, No. 037, Juli 2002, h. 551 melaksanakan penelitian untuk membuktikan suatu gagasan atau keingintahuan. 5. Kecakapan vokasional vocational skill Kecakapan seseorang untuk melakukan pekerjaan atau tugas, baik dalam dunia kerja maupun untuk hidup kesehariannya. 14 Selanjutnya Iin Hindun mengelompokkan kecakapan hidup menjadi dua macam, yaitu: “general life skills kecakapan hidup generik dan specific life skills kecakapan hidup spesifik. General life skills meliputi kecakapan personal dan sosial, sedangkan specific life skills meliputi kecakapan akademik dan kecakapan vokasional”. 15 Kecakapan-kecakapan yang disebutkan di atas merupakan kecakapan- kecakapan yang penting dimiliki dan dikuasai anak. kecakapan generik yang meliputi kecakapan personal dan sosial hal yang paling penting dimiliki anak, anak yang tidak memiliki kecakapan hidup generik akan sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Memiliki kecakapan hidup generik akan membuat anak berhasil di lingkungannya, karena anak memiliki bekal yang digunakan untuk mengatasi masalah yang di hadapinya. Dengan kecakapan hidup generik yang dimiliki anak tidak akan susah dalam berinteraksi dan beradaptasi dengan situasi atau kondisi yang baru ditemui. Kegagalan penyesuaian pribadi individu ditandai dengan keguncangan emosi, kecemasan, ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya. Sebagai contoh, anak yang kehilangan orang tua akan mengalami 14 Iin Hindun, Model pengembangan Pendidikan Kecakapan Hidup life skills pada sekolah umum tingkat menengah di Kota batu, Jurnal Humanity, Volume I Nomor I September 2005, h. 31. 15 Iin Hindun, Model pengembangan Pendidikan Kecakapan Hidup life skills, h. 31. gangguan seperti: depresi dan kecemasan. Sebagai bentuk pertahanan diri, anak tersebut harus memiliki kecakapan hidup generik yaitu dengan usaha penyesuaian diri. Usaha secara aktif mengatasi tekanan dan mencari jalan keluar dari berbagai masalah, memecahkan masalah secara kreatif, dapat membuat anak berinteraksi dengan lingkungannya dengan baik. Hal ini dapat menumbuhkan rasa aman dan nyaman dalam diri anak sehingga ia mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Kecakapan hidup generik meliputi kecakapan mengenal diri, kecakapan berpikir, dan kecakapan sosial. kecakapan tersebut sangatlah penting dimiliki anak untuk dapat beradaptasi dengan baik di lingkungannya. Anak yang tinggal di panti asuhan mengalami perkembangan yang berbeda dengan anak yang tinggal di rumah. Tanpa pengawasan dan pengarahan tertentu mereka cenderung tidak berkembang dengan baik. oleh karena itu, keberadaan pembimbing rohani bisa membantu mengembangkan kecakapan hidup generik pada anak yatim-piatu di panti asuhan melalui bimbingan rutin dan pengawasan yang dilakukan oleh pembimbing dan pihak asrama secara intensif. Panti asuhan adalah suatu lembaga yang menampungmerawat anak-anak yatim-piatu maupun yang tidak mampu. tempat itulah yang selanjutnya dianggap sebagai keluarga oleh anak-anak tersebut. Panti asuhan berperan sebagai pengganti keluarga dalam memenuhi kebutuhan anak dalam proses perkembangannya. Tujuan pengasuhan di keluarga dan di panti asuhan sebenarnya sama, yang membedakan adalah bentuk pengasuhannya. Jika di rumah orang tua melakukan pengasuhan hanya 1-5 anak sedangkan di panti asuhan pengasuh bisa mengasuh mencapai jumlah yang besar mencapai 30 anak bahkan lebih. Salah satu yayasan panti asuhan yang dikelola swasta adalah panti asuhan Aria Putra. Secara khusus panti ini mengasuh anak-anak yang orang tuanya meninggal dunia atau anak yang datang dari keluarga yang tidak mampu, dengan rentang usia 8 tahun sampai 18 tahun, setelah lulus SMA anak asuh akan di kembalikan ke keluarganya. Dari hasil wawancara awal yang dilakukan di panti asuhan Aria Putra rata-rata pembimbing berasal dari alumnus panti tersebut. Jadi, kedekatan antara pembimbing dengan anak panti sangat akrab seperti keluarga. Di panti ini banyak kegiatan yang dilakukan salah satunya yaitu program bimbingan rohani islam, program ini dilakukan oleh pembimbing rohani islam setiap hari Senin sampai Rabu pukul 16:30 sampai dengan 20:30 WIB. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mencoba menganalisa dengan melakukan penelitian di panti asuhan Aria Putra Ciputat. Untuk dijadikan pembahasan skripsi denga judul: “ Peran Pembimbing Rohani Dalam Mengembangkan Kecakapan Hidup Generik General life skills Pada Anak Yatim-Piatu di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar permasalahan yang berkenaan dengan judul di atas tidak melebar, maka masalah-masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini perlu dibatasi agar arah, tujuan, dan sasarannya lebih jelas. Untuk kemudahan dalam melakukan penelitian maka penulis hanya membatasi penelitian kepada hal- hal sebagai berikut, yaitu: 1. Bagaimana peran bimbingan rohani Islam dalam mengembangkan kecakapan generik general life skills di panti asuhan Aria Putra Ciputat? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat program bimbingan rohani Islam di panti asuhan Aria Putra? 3. Metode apa saja yang digunakan dalam mengembangkan kecakapan hidup generik di panti asuhan Aria Putra?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana pembimbing mengembangkan kecakapan hidup generik pada anak yatim-piatu di panti asuhan Aria Putra. 2. Untuk mengetahui bagaimana kecakapan hidup generik anak panti asuhan Aria Putra. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh kecakapan hidup generik pada anak yatim-piatu di panti asuhan Aria Putra dalam kehidupan sehari-harinya.

b. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dan kegunaan sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada dunia ilmu pengetahuan khususnya dalam disiplin ilmu Bimbingan dan Penyuluhan Islam. 2. Manfaat Praktis: Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penyuluh agama, dan orang tua asuh atau siapapun yang berhubungan dengan panti asuhan dalam mengembangkan kecakapan hidup generik pada anak yatim-piatu dimanapun.

D. Metode Penelitian 1. Metodologi Penelitian

Untuk mengetahui peran pembimbing rohani dalam mengembangkan kecakapan hidup generik anak yatim-piatu, dan mendeskripsikan fenomena yang ada. Maka penelitian menggunakan model pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini penulis berusaha menguraikan atau menggambarkan peran pembimbing rohani islam dalam mengembangkan kecakapan hidup generik pada anak yatim-piatu.

2. Lokasi dan waktu Pelaksanaan Penelitian

Penulis akan melakukan penelitian di panti asuhan Aria Putra Ciputat yang beralamat di Jl. Aria Putra No.1 Ciputat, Tanggerang Selatan. Penelitian dilakukan dari bulan 20 Maret 2013 sampai 8 Mei 2013.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini ialah pembimbing rohani islam di panti asuhan Aria Putra. Sedangkan yang menjadi objek penelitian yaitu anak yang tinggal di panti asuhan Aria Putra Ciputat.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diinginkan, maka penelitian menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a Observasi Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara berkunjung langsung ke panti asuhan Aria Putra untuk memperoleh data melalui pengamatan di lapangan. b Wawancara Wawancara dilakukan secara langsung dan mendalam terhadap pihak yayasan dan anak panti, untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan. c Dokumentasi Pengambilan data-data yang berhubungan dengan penelitian peran pembimbing rohani islam dalam mengembangkan kecakapan hidup generik general life skills di panti asuhan Aria Putra. Sumber data tersebut, baik dari sumber dokumen panti, foto-foto, film, buku-buku, skripsi, maupun biografi.

5. Sumber Data

Adapun sumber-sumber data dari penelitian ini adalah: a Sumber data primer, yakni data yang diperoleh langsung dari informan. b Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, majalah, artikel, dan surat kabar yang memiliki relevansi terhadap objek penelitian ini.

6. Analisis Data

Dalam menganalisis data dari hasil observasi dan wawancara, penulis menginterprestasikan catatan lapangan yang ada kemudian menyimpulkan. setelah itu menganalisa kategori-kategori yang tampak pada data tersebut. Dimana seluruh data yang penulis peroleh dari hasil pengamatan dan wawancara, lebih dahulu penulis kelompokkan sesuai dengan persoalan yang telah ditetapkan lalu menganalisanya secara sistematis.

7. Teknik Penulisan

Dalam teknik penulisan skripsi ini, penulis menggunakan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertai yang disusun oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diterbitkan oleh CeQDA Center for Quality Development and Assurance, tahun 2007 cetakan ke-2.

Dokumen yang terkait

Peranan Yayasan Al-Fikr dalam pelayanan sosial terhadap siswa yatim piatu di desa Gembong RT.02/04 Balaraja Barat Tangerang

0 7 126

ANAK YATIM PIATU

0 5 7

Peran Pembimbing Agama Dalam Pembinaan Aklaq Anak Yatim Piatu di Yayasan Perguruan ISlam Miftahul Jannah Pondok Gede

1 3 93

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA ANAK YATIM DI PANTI ASUHAN YATIM MUHAMMADIYAH PURWOREJO Kesejahteraan Subjektif Pada Anak Yatim Di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Purworejo.

0 3 15

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA ANAK YATIM DI PANTI ASUHAN YATIM MUHAMMADIYAH PURWOREJO Kesejahteraan Subjektif Pada Anak Yatim Di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Purworejo.

0 2 15

UPAYA PANTI ASUHAN YATIM PIATU MUHAMMADIYAH ANDONG DALAM PEMBELAJARAN AL-QURAN TAHUN 2015 Upaya Panti Asuhan Yatim Piatu Muhammadiyah Andong Dalam Pembelajaran Al-Quran Tahun 2015.

0 3 16

UPAYA PANTI ASUHAN YATIM PIATU MUHAMMADIYAH ANDONG DALAM PEMBELAJARAN AL-QURAN TAHUN 2015 Upaya Panti Asuhan Yatim Piatu Muhammadiyah Andong Dalam Pembelajaran Al-Quran Tahun 2015.

0 2 14

APLIKASI PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK KECAKAPAN GENERIK DI SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 1 9

PEMBINAAN AGAMA DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU MELAYU BANGKOK SETENG-NOK Pembinaan Agama di Panti Asuhan Yatim Piatu Melayu Bangkok Sateng Nok Muang Yala Thailand Selatan.

0 1 11

Studi Kasus Mengenai Profil Psychological Well-Being Pada Anak Yatim Piatu di Panti Asuhan Putra 'X' Bandung.

1 1 36