37 pandangan negatif saja . masyarakat atau kelompok yang memperbolehkan
konflik sebenarnya adalah masyarakat atau kelompok yang memiliki kemungkinan yang rendah dari ancaman ledakan-ledakan yang akan
menghancurkan struktur sosial. Dalam situasi demikian konflik biasanya tidak berkembang disekitar nilai-nilai inti dan dengan demikian dapat memperkuat
struktur. Di dalam kelompok-kelompok totaliter konflik ditekan dan bila telah meledak akan menghancurkan kesatuan kelompok. Ada beberapa kondisi-kondisi
yang dapat mempengaruhi konflik dengan kelompok luar out-Groups dan struktur kelompok, antara lain, Coser menunjukkan bahwa konflik dengan
kelompok luar akan membantu pemantapan batas-batas struktural. Sebaliknya konflik dengan kelompok luar juga dapat mempertinggi integrasi di dalam
kelompok. Coser 1956:92-93 berpendapat bahwa tingkat konsensus kelompok sebelum konflik terjadi merupakan hubungan timabal balik yang penting dalam
konteks apakah konflik dapat mempertinggi kohesi kelompok. Coser juga menyatakan ,bilamana konsensus dasar suatu kelompok lemah, maka ancaman
dari luar menjurus bukan pada peningkatan kohesi tetapi pada apati umum, dan akibatnya kelompok terancam perpecahan. Coser juga menunjukkan bahwa
konflik dapat merupakan sarana bagi keseimbangan kekuatan , dan lewat sarana yang demikian kelompok-kelompok kepentingan mempertahankan kelangsungan
masyarakat.
1.6.3 Konflik Kelompok Antarkelompok dan Solidaritas Kelompok Dalam
Fungsi konflik yang positif dalam dinamika kelompol dalam In-group versus hubungan kelompok luar out-group. Kekuatan solidaritas internal dan
Universitas Sumatera Utara
38 integrasi kelompok dalam bertambah tinggi karena tingkat permusuhan atau
konflik dengan kelompok luar bertambah besar. Kekompakan yang semakin tinggi dari suatu kelompok yang terlibat dalam konflik membantu memperkuat
batas antara kelompok satu dengan kelompok-kelompok yang lainnya dalam suatu lingkungan, khususnnya kelompok yang bermusuhan atau secara potensial dapat
menimbulkan permusuhan. Didalam kelompok itu ada kemungkinan berkurangnya toleransi akan perpecahan atau pengkotakan, dan semakin tingginya
konsensus dan konformitas. Para penyimpang dalam kelompok itu tidak lagi ditoleransi. Sebaliknya apabila kelompok itu tidak terancam konflikdengan
kelompok luar yang bermusuhan tekanan yang kuat pada kekompakan, konformitas, dan komitmen terhadap kelompok tersebut makin berkurang.
Ketidaksepakatan internal mungkin dapat muncul kepermukaan, dan para penyimpang mungkin akan lebih ditoleransi.
Fungsi konflik eksternal untuk memperkuat kekompakan internal dan meningktkan moral kelompoknya, sehingga kelompok-kelompok dapat berusaha
memancing antagonisme dengan kelompok luar supaya mempertahankan atau meningkatkan solidaritas internal. Ancaman dari luar membantu meningkatkan
atau mempertahankan solidaritas internal. Ketegangan dalam suatu kelompok dapat dihindarkan untuk tidak merugikan kelompok lain jika ketegangan tersebut
dapat diproyeksikan ke suatu sumber lain yang ada di luar. Ikatan-ikatan sosial dengan kelompok luar juga dapat muncul karena beberapa alasan seperti
keinginan untuk berdamai dengan musuh daripada aktif berjuang melawannya. Tetapi kelompok yang ingin berdamai dengan kelompok luar ini dianggap sebagai
Universitas Sumatera Utara
39 pengkhianat. Coser mengemukakan jika konflik dapat menyebabkan perang, atau
jika kelompok itu memeliki pembagian kerja yang tinggi, maka sentralisasi kekuasaan kemungkinan akan naik, namun kondisi seperti ini bisa dihindari jika
ada koordinasi. Doyle 1990: 196
1.6.4 Konflik dan Solidaritas dalam Kelompok