Jenis Penelitian Lokasi Penelitian Teknik Pengumpulan Data

67

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu metode penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif . Penelitian kualitatif adalah suatu aktivitas pengamatan yang tertuju pada perilaku manusia dan proses kerja dan menghasilkan data yang bersifat mendalam, kaya dan nyata. Idrus, 2009: 22. Tujuan dari studi kasus adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang, status terakhir, dan interaksi lingkungan yang terjadi pada suatu satuan sosial seperti individu, kelompok, lembaga, atau komunitas. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki keadaan, atau suatu kondisi, dan dalam kegiatan penelitian ini, peneliti hanya memotret apa yang terjadi pada obyek yang diteliti atau wilayah yang diteliti.Arikunto, 2010:3 Penelitian deskriptif kualitatif pada umumnya memiliki data berbentuk kalimat-kalimat atau uraian yang merupakan informasi mengenai keadaaan sebagaimana adanya sumber data dalam hubungannya dengan permasalahan penelitian. Dalam hal ini , maka pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus dapat memberikan gambaran mengenai fungsi pesta tugu luhutan bolon dalam mempertahankan integrasi sosial pomparan raja silahisabungan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di desa Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi. Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah karena di desa Silalhi Universitas Sumatera Utara 68 Nabolak merupakan kampung induk dari kelompok Marga Silahisabungan. Desa ini juga merupakan tempat perkumpulan keturunan Raja Silahisabungan dan dihuni keturunannya bertahun-tahun lamanya dan desa Silahi Nabolak juga merupakan tempat dimana Tugu Raja Silahisabungan dibangun dan tempat diadakannya pesta Tugu Luhutan Bolon tiap tahunnya.

3.3 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

3.3.1 Sejarah Singkat Desa Silalahi Nabolak

Desa Silalahi Nabolak merupakan salah satu bagian dari Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi. Mengenai nama Silalahi Nabolak nama desa ini berasal dari nenek moyang, yaitu Silahisabungan Setelah mengalami transformasi, kata Silahisabungan berubah menjadi desa lahir dan disempurnakan lagi menjadi Silalahi, yang digunakan sebagai nama untuk mengidentifikasi suatu kelompok masyarakat dan suatu kawasan tertentu yang merupakan wilayah kehidupan masyarakat dan suatu kawasan tertentu yang merupakan wilayah kehidupan masyarakat yang bersangkutan Dairi. Karena Desa ini begitu luas namanya menjadi Silalahi Nabolak yang luas Nama dari desa Silalahi Nabolak mengandung dua penegrtian konseptual yaitu konsep teritorial dan kopnsep sosio-kultural. Sebagai konsep teritorial Silalahi menunjukkan suatu kawasan yang jelas batas-batasnya, sementara sebagai konsep sosio kultural, Silalahi selalu menunjukkan suatu kelompok masyarakatdan kebudayaan yang memiliki suatu ciri khas. Menurut Silalahi 2002 dalam Forman Pane, mengatakan salah satu yang menjadi ciri khas budaya masyarakat desa Silalahi Nabolak yaitu: Universitas Sumatera Utara 69 a. Pola garis dan warna ulos yang merupakan salah satu perwujudan kekhasan adat Silalahi. Ulos Silahisabungan ini hanya dapat ditemukan di desa Silalahi Nabolak, ulos ini juga tidak sembarangan untuk dipakai Gambar 1 Keterangan gambar : Ulos tersebut merupakan ulos pomparan Raja Silahisabungan, yang hanya dimiliki oleh keturunan raja Silahisabungan. b. Gondang si 33 gondang Silahisabungan , dikatakan gendang 3 karena jumlah komposisi gendang yang diciptakan Raja Silahisabungan sebanyak 33 yang terdiri dari 11 gendang Saniang Naga Dewa penguasa Air, 11 gendang dewa Uruk Haranagan Dewa Penguasa Alam dan 11 gendang Mula Jadi Nabolon Dewa Pemaaf dan sangat baik Universitas Sumatera Utara 70 Gambar 2 Keterangan Gambar : Taganing dan Gordang Sitolupulu Tolu c. Bahasa Silalahi yang perpaduan dari tiga bahasa Pakpak, bahasa Simalungun dan bahasa Karo d. Jabu Silalahi memiliki arsitektur yang berbeda dengan rumah adat lainnya dengan bentuk atap rumah yang tinggi dan beberapa ukiran-ukiran yang dibuat Silahisabungan untuk mengiasi rumahnya Gambar 3 Keterangan gambar : Gambar diatas merupakan Jabu Parsaktian Rumah Sakti yang merupakan rumah adat Pomparan Raja Silahisabungan. Disebut sakti Universitas Sumatera Utara 71 karena rumah ini merupakan tempat pemanggilan roh leluhur mereka , Raja Silahisabungan, para isterinya Boru Padangbatanghari dan Nairasaon, serta ke delapan puternya serta puterinya Deang Namora. Jabu Parsaktian ini juga merupakan tempat persinggahan para ketrunan Raja Silahisabungan yang berasal dari daerah perantauan, Jabu parsaktion juga digunakan sebagai tempat menyelesaikan masalah jika terdapat masalah di antara keturunan Raja Silahisabungan, dan digunakan juga untuk tempat rapat para tetuah adat yang berada di kecamatan Silahisabungan, jika ada yang menikah ataupun yang meninggal saur matua serta rapat persiapan pelaksanaan Pesta Tugu Raja Silahisabungan setiap tahunnya diadakan di Jabu parsaktion . e. Tao silalahi merupakan danau yang paling luas diantara danau lainnya. Disekitar danau dilarang membuang sampah atau kotoran, karena jika hal itu terjadi maka akan terjadi sesuatu. Masyarakat setempat mempunyai kepercayaan danau ini sangat keramat dan jika ingin mandi, maka harus menggunakan jeruk perut terlebih dahulu. Gambar 4 Keterangan gambar: Gambar diatas merupakan tao silalahi yang terletak di desa Silalahi Nabolak Setelah pemberlakuan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan dalam rangka pendekatan pelayanan kepeda masyarakat dilaksanakan pemekaran kecamatan dan salah satu diantaranya melalui Perda kabupaten dairi Universitas Sumatera Utara 72 No 6 tahun 2004, tentang pembentukan kecamatan Silahisabungan sebagai hasil pemekaran dari kecamatan Sumbul yang diresmikan oleh Bupati dairi Dr. MP. Tumanggor pada 14 Juli 2004 di Silalahi. Pada saat pemekaran dan peresmian kecamatan Silahisabungan ada 4 Desa yang menjadi wilayah kerja kecamatan yaitu, desa Silalahi I yang dipimpin oleh Tiopilus Sidebang, Desa Silalahi II yang dipimpin oleh J.Korani Pintubatu, Desa Silalahi III yang dipimpin oleh Anton Situngkir, Desa paropo yang dipimpin oleh Rasaman Situngkir. Saat ini kecamatan Silahisabungan terdiri atas 5 desa yang mana desa Paropo I adalah hasil pemekaran yang untuk pertama sekali dipimpin oleh Aman Sijabat, dengan demikian kecamatan Silahisabungan terdiri dari 5 desa. Sumber: Kantor Camat 2013 3.3.2 Letak Geografis Silalahi Nabolak merupakan salah satu wilayah yang terdapat di kecamatan Silahisabungan, kabupaten dairi, propinsi Sumatera Utara. Kecamatan Silahisabungan sebagai salah satu kecamatan defenitif yang dibentuk berdasarkan kabupaten daerah Nomor 6 Tahun 2004 dan diresmikan pada tanggal 14 Juli 2004. Hal ini dilakukan karena Silalahi Nabolak sudah maju dengan jumlah penduduk yang memadai dan menjadi bona pasogit. Kecamatan Silahisabungan beribukota di Silalahi, dengan luas wilayah 7.562 km², yang terletak pada ketinggian 725 m diatas permukaan laut, antara 02.25 ˚ -02.45 ˚ Lintang Utara, 98.00 ˚-98.30˚ Bujur Timur. Kecamatan Silahisabungan terdiri dari 79,79 tanah kering 8,33 danau, sisanya adalah tanah swah dan bangunanpekarangan . Sebagian besar arealnya juga terdiri dari pegunungan yang bergelombang dan Universitas Sumatera Utara 73 iklim daerah ini adalah iklim sedang sub tropis. Wilayah kecamatan Silahisabungan mempunyai batas-batas sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten karo b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Parbuluan c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sumbul dan Kecamatan Pegangan Hilir d. Sebelah Timur berbatasan dengan Danau TobaKabupaten Samosir Secara administratif keseluruhan kecamatan Silahisabungan dibagi menjadi 5 desayang masing-masing desa dikepalai oleh kepala desa yang terdiri dari Gambar 5 Keterangan gambar : Peta Kabupaten Dairi, Sumatera Utara Tabel I Nama Desa No Nama Desa Luas Daerah Ha 1 Silalahi I 1.581 2 Silalahi II 1.539 3 Silalahi III 1.732 4 Paropo 1.119 5 Paropo I 1.591 Sumber : Kantor Camat 2013 Universitas Sumatera Utara 74 Dari tabel diatas dapat diketahui desa terluas merupakan desa Silalahi III dengan luas daerah 1.732 Ha dan dea Paropo merupakan desa yang paling kecil yaitu 1.119 Ha. 3.3.3Komposisi Penduduk A. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Komposisi penduduk menurut jenis kelamin adalah untuk mengetahui perbandingan antara perempuan dan laki-laki. Jumlah penduduk total masyarakat Silalahi Nabolak adalah 5.102 jiwa. Untuk mengetahui jumlah penduduk laki- laki dan perempuan yang mendiami wilayah ini, maka terlebih dahulu dilakukan pengelompokan penduduk berdasarkan jenis kelamin. Dari hasil penelitian diperoleh jumlah penduduk perempuan lebih besar dibanding jumlah penduduk laki-laki. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel dibawah ini Tabel 2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No Nama Desa Jumlah Lk Jumlah Pr Jumlah Lk+PR 1 Silalahi I 527 731 1253 2 Silalahi II 418 476 894 3 Silalahi III 541 597 1138 4 Paropo 232 279 511 5 Paropo I 674 632 1306 Jumlah 2392 2751 5102 Sumber: Kantor Camat 2013 Dari tabel diatas memperlihatkan bahwa kelompok terbesar adalah jenis kelamin perempuan yaitu 2751 jiwa dan jumlah laki-laki adalah 2392 jiwa. Jumlah laki-laki yang lebih kecil debanding dengan jumlah perempuan Universitas Sumatera Utara 75 diakibatkan beberapa faktor, salah satunya adalah anak laki-laki banyak merantau ke luar dari daerahnya dan menetap didaerah perantauan.

B. Menurut Kelompok UmurUsia

Berdasarkan data dari Badan Pusat statistik kecamatan Silahisabungan, kabupaten Dairi, menunjukkan berdasarkan usia jumlah penduduk Silalahi Nabolak didominasi oleh penduduk yang berusia 10-14 tahun sebesar 581 jiwa , sedangkan yang paling sedikit adalah usia 70-74 tahun yakni hanya 86 jiwa.

C. Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan sebagai indikator kesejahteraan nilai sosial budaya masyarakat ditandai dengan kemampuan penduduk untuk bisa baca tulis. Selanjutnya kemajuan suatu bangsa turut ditentukan oleh besar jumlah penduduk yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterima melalui pendidikan formal dan non-formal. Untuk lebih jelas dapat dilihat tabel berikut Tabel 3 Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase 1 Belum Sekolah 618 12,1 2 Belum Tamat SD 448

8.8 3

SD 1.156 22,7 4 SMP 567 11,1 5 SMA 522 10,2 6 D-I 275 5,3 7 D-III 552 10,9 8 S-I 964 18,9 Jumlah 5.102 100 Sumber: Kantor Camat 2013 Universitas Sumatera Utara 76

D. Menurut Mata Pencaharian Penduduk

Kehidupan masyarakat di desa Silalahi bersifat agraris, sehingga pertanian merupakan sumber utama penghasilan bagi masyarakat, tetapi hanya sedikit diantara penduduk menekunipekerjaan lain sebagai mata pencaharian utama. Ada yang bekerja sebagai pegawai negeri,buruh tani, pedagang, dan pekerjaan lainnya. Walaupun mempunyai pekerjaan sebagai pegawai negeri atau pegawai swasta biasanya sepulang dari bekerja mereka pergi keladang karena pada umumnya mereka memeiliki tanah pertanian yang dijadikan sebagai sumber penghasilan tambahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Keluarga Persentase 1 Bertani 482 41,2 2 Nelayan 368 31,4 3 Jasa angkutan 52 4,4 4 PNS 54 4,1 5 Pensiunan 13 1,1 6 Peternak 1. Ikan 2. Itik 3. Babi 4. Kambing 48 4,1 80 6,8 34 3,0 26 2.2 20 1.7 Jumlah 1170 100 Sumber: Kantor Camat 2013 Tabel 5 Luas lahan Menurut Penggunaannya N o Desa Luas Ha Tanahsawah Ha Tanah Kering H Pemukiman Ha Hutan Ha 1 Silalahi I 1.581 53 1.086 230 212 2 Silalahi II 1.539 42 1.362 144 191 3 Silalahi III 1.732 43 1.230 147 112 4 Paropo 1.119 53 878 53 135 5 Paropo I 1.591 58 914 69 550 Jumlah 7.562 249 5.470 579 1.200 Sumber: Kantor Camat 2013 Universitas Sumatera Utara 77 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Silalahi Nabolak adalah petani desa paropo I dengan penggunaan lahan yang paling besar jumlahnya. Hal ini berarti untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan beras, desa Silalahi harus mencari kebutuhan dari wilayah lain. Selain sebagai petani masyarakat setempat juga memeliki mata pencaharian sebagai nelayan dengan menghasilkan produksi ikan yang banyak tiap harinya. Salah satu produksi ikan masyarakat Silahi Sabungan adalah produksi pora-pora, ikan nila dan ikan pora- pora kering.

E. Menurut Agama Kepercayaan

Dari segi agama, penduduk Silalahi Nabolak menganut 3 agama yaitu Protestan, Katolik dan Muslim. Kehidupan beragama di Silalahi Nabolak berlangsung harmonis, tidak pernah terjadi konflik antara umat beragama. Komposisi penduduk menurut agama dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 6 Komposisi Penduduk Menurut Agama No Agama Jumlah Jiwa Persentase 1 Protestan 3.357 65,8 2 Katolik 1.694 33,2 3 Islam 30 0,6 Jumlah 5102 100 Sumber: Kantor Camat 2013 Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Silalahi Nabolak beragama Protestan dengan jumlah 3.357 jiwa, bila dibandingkan dengan agama Katolik dan Muslim. Sementara penganut agama lainnya seperti agama Hindu, budha tidak ada di daerah ini. Universitas Sumatera Utara 78

3.3.4 SaranaFasilitas A. Sarana Fasilitas

Kesehatan merupakan salah satu faktor prnting dalam menjalani kehidupan aktivitas sehari-hari. Faktor krsehatan juga menentukan kualitas masyarakat dalam kesadaran akan kebersihan, kemauan, kemampuan untuk hidup sehat . Perkembangan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta mutu dan kemudahan pelayanan kesehatan yang harus semakin terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dan meningkatkan gizi dan pembudidayaan hidup bersih dan sehat didukung dengan perumahan dan pemukoman yang banyak. Untuk itu perlu adanya pelayanan kesehatan bagi masyarakat, peningkatan mutu dan pemertaan pelayanan kesehatan, terutama bagi masyarakat dalam bidang kesehatan seperti puskesmas pembantu dan posyandu. Tabel 7 Sarana Kesehatan Masyarakat Kecamatan Silahisabungan Tahun 2013 No Sarana Kesehatan Jumlah 1 Puskesmas 1 unit 2 Pustu 2 Unit 3 Posyandu 11 unit 4 Poskesdes 2 unit 5 Polindes 2 unit Sumber: Kantor Camat 2013 Dari tabel menunjukkan bahwa sarana kesehatan yang paling banyak adalah Posyandu dengan jumlah unit 11. Banyaknya posyandu ini sangat berguna untuk mempermudah dalam pemberian kesehatan layanan kepada masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan posyandu diadakan sedikitnya satu bulan sekali yaitu dengan memeriksa kesehatan anak, melihat pertumbuhan dan perkembangan serta memberi imunisasi. Universitas Sumatera Utara 79

B. Sarana Pendidikan

Menurut data yang diperoleh dari kantor camat, maka tingkat pendidikan di kecamatan Silahisabungan sudah lumayan maju diberbagai sekolah sudah memiliki fasilitas yang memadai. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat salah satunya dipengaruhi fasilitas pendidikan yang ada didaerah tersebut. Berikut ini dikemukakan tabel yang menunjukkan fasilitas pendidikan Silahisabungan, dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 8 No Nama Sekolah Laboratorium Perpustakaan 1 SDN 030341 Silalahi - - 2 SDN 030342 Silalahi - 1 3 SDN 030343 Binaraga - - 4 SDN 030344 Paropo - 1 5 SDN 034796 Silalahi 1 1 6 SDN 033922 Paropo - 1 7 SMP N I Silahisabungan 1 1 8 SMP SW. Bhakti Paropo - 1 9 SMA N Silahisabungan 1 1 Sumber: Kantor Camat 2013 Dari Tabel memperlihatkan bahwa potensi Sekolah Dasar SD dengan jumlah murid yang terbanyak adalah SDN 034796 Silalahi dengan jumlah siswa 219 orang dan memiliki 1 unit laboratorium dan 1 unit perpustakaan, berbeda dengan sekolah SD 030343 Binaraga dengan potensi Sekolah Dasar SD yang paling sedikit dengan jumlah siswa 80 orang. Tabel juga memperlihatkan bahwa potensi SMP dengan jumlah murid terbanyak adalah SMP N I Silahisabungan dengan jumlah siswa 290 orang dan memiliki 1unit loboratorium dan 1 unit perpustakaan , sementara SMP SW Bhakti Universitas Sumatera Utara 80 Paropo jumlah sisawa hanya 98 orang, dan hanya memiliki 1 perpustakaan saja dan tidak memiliki laboratorium. Tabel juga memperlihatkan potensi SMA N Silahisabungan yang mempunyai siswa 243 orang dan memilki 1unit laboratorium dan 1 unit perpuustakaan. Tingkat pembangunan SMA di kecamatan Silahisabungan dari tahun 2007 masih dalam tahap pembangunan untuk itu pemerintah daerah masih berusaha untuk meningkatkan potensi SMA di kecamatan Silahisabungan.

C. Sarana Ibadah

Untuk kelangsungan peribadatan, umat beragama memerlukan tempat beribadat menurut kebercayaan masing-masing. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya bangunan-bangunan seperti gereja-gereja Protestan dan Katolik, juga musholah Tabel 9 No Sarana Ibadah Jumlah Penganut Jumlah 1 Gereja Protestan 3357 jiwa 6 unit 2 Gereja Katolik 1694 jiwa 2 Unit 3 Musholah 30 jiwa 1 unit Sumber: Kantor Camat 2013 Bila dilihat dari perbandingan dan sarana ibadahnya terlihat bahwa jumlah gereja Protestan.Lebih banyak dari jumlah gereja Katolik dan musholah. Dari tabel tersebut memperlihatkan banyaknya jumlah gereja Protestan menunjukkan jumlah penganutnya juga yang banyak. Banyaknya jumlah gereja Protestan disebabkan adanya beberapa aliran agama Protestan yang memerlukan tempat peribadatannya masing-masing Universitas Sumatera Utara 81

D. Sarana dan Prasarana

Transportasi merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi perkembangn satu wilaya. Jenis transportasi yang dimaksud adalah transportasi darat dan transportasi air yang dapat memperlancar jenis aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat baik petani, pedagang, pengusaha, pegawai negeri maupun pegawai swasta, dan lainnya. Kecamatan Silahisabungan sarana transportasi cukup lancar karena didukung prasarana yang cukup baik pula, sarana transportasi yang digunakan masyarakat dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 10 No Jenis Sarana Transportasi Jumlah Unit 1 Sepeda Motor 79 2 Mobil Pribadi 12 3 Becak 10 4 Bus Umum 17 5 Truck 3 6 Perahu Motor 1 7 Kapal 4 8 Perahu Tidak Bermotor 13 Jumlah 139 Sumber: Kantor Camat 2013 Dari Tabel diatas menunjukkan jenis transportasi terbanyak adalah sepeda motor dan yang paling sedikit adalah perahu motor dengan jumlah unit 1 yang digunakan masyarakat untuk melakukan perjalanan dari desa Silalahi menuju desa yang berada di Kabipaten Toba Samosir dan desa lainnya. Sarana transportasi desa Silalahi Nabolak ini juga didukung oleh prasarananya. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel berikut: Universitas Sumatera Utara 82 Tabel 11 No Keadaan Jalan Panjang KM 1 Aspal 17 2 Diperkeras 3 3 Jalan Tanah 2 4 Jalan Setapak 2 17 Jumlah 24 Sumber: Kantor Camat 2013 Dari tabel memperlihatkan sebagian wilayah Kecamatan Silahisabungan mempunyai keadaaan jalan yang beraspal sepanjang 17 km. Kondisi ini sangat membantu masyarakat dalam melakukan berbagai aktivitas mereka.

3.3.5 Sarana Telekomunikasi

Menurut data yang diperoleh dari kantor camat Silahisabungan sudah dilakukan pendataan terhadap fasilitas jaringan telekomunikasi di kecamatan Silahisabungan dan mengusulkan pembangunan melalui dinas terkait. Dengan memperlihatkan saran telekomunikasi di desa Silalahi Nabolak masih dalam tahap perkembangan, salah satunya di desa Silalahi I, desa Silalahi II kecuali sabungan dilengkapi dengan jaringan kabel dan selular. Sementara desa lainnya seperti desa Paropo dan desa paropo Ihanya tersedia jaringan selular saja. Hal ini juga telah banyak membantu masyarakat dalam menggunakan jaringan telekomunikasi dari daerah keluar daerah.

3.3.6 Sarana Perekonomian

Sarana perekonomian disini dimaksudkan sebagai potensi yang dimiliki desa sebagai penunjang sarana perekonomian masyarakat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara 83 Tabel 12 No Potensi Desa Keterangan 1 Pelabuhan Kapal Bongkar muat barang 2 Tugu Objek Wisata 3 Tao Silalahi, Nauli basa, Mual Sipaulak Hosa Objek Wisata 4 Keramba jaring Apung Budidaya ikan Mas, mujair, nila 5 Instansi air minum Retribusi air Sumber: Kantor Camat 2013 Tabel memperlihatkan bahwa banyakpotensi yang ditemukan di desa Silalahi nabolak yang mampu menggerakkan sistem perekonomian desa melalui bongkar muat barang, objek wisata, budidaya ikan dan retribusi air.

3.3.7 Sistem organisasi Sosial

Berbicara mengenai masyarakat maka dalam masyarakat tersebut mendapat struktur berupa sistem sosial yang mengatur dan sebagai wadah bagi setiap anggotamasyarakat untuk melakukan interaksi sosial. Melalui organisasi sosial dan kerjasama antar kesatuan-keasatuan masyarakat akan dapat terbina dengan baik. Masyarakat Batak Toba secara kekerabatan menarik garis keturunandari pihak Ayah patrilinear, struktur sosial Batak Toba diatur dalam Dalihan Na Tolu, yang meliputi tiga unsur: Hula-hula yang menempati kelas yang paling tinggi,Dongan Sabutuha dan Boru yang menempatikedudukan yang hampir sama. Struktur sosial tersebut bukan sebagai bentuk penguasaan melainkan sebagai sistem yang mengatur kekerabatan antar masyarakat sehingga tetap seimbang dan setiap orang akan mengerti masing-masing kedudukan dalam adat. Sistem kekerabatan yang terdapat pada masyarakat Silahisabungan juga diatur dalam Poda Sagu-Sagu Marlangan yaitu pola hubungan yang mengatur Universitas Sumatera Utara 84 dongan sabutuha abang-adik. Anak laki-laki dan perempuan semarga tidak boleh saling kawin mengawini satu sama lain. Susunan patrilinear ini merupakan tulang punggung dari masyarakat Batak Toba yang terdiri dari kaum marga dan sub suku. Tertib pertalian patrilinear menguasai seluruh hukum adat, hak milikwarisan, dan upacara-upacara pemujaan. Prinsip pada Poda Sagu-Sagu Marlangan, adalah si sada anak, sisada boru dan sisada hasuhuton satu kesatuan terhadap anak laki-laki, anak perempuan secara adat. Selain kesatuan kekerabatan diatas, organisasi lain yang terdapat dalam masyarakat Silalahi nabolak adalah punguan marga menuruk kelompok marganya masing-masing, seperti punguan marga Sihaloho Raja, punguan marga Situngkir Raja, punguan marga Sondi Raja, punguan marga Sidabariba raja, punguan marga Sinabutar Raja, punguan marga Pintu Batu, punguan marga Sidebang raja, dan yang terakhir punguan marga tambun Raja. Selain organisasi yang dibuat secara kelompok marga masing masing, organisasi ini dihimpun dalam satu kesatuan yang besar yaitu Punguan Silahisabungan yang terdiri dari organisasi ke-8 marga – marga silahisabungan. Selain itu organisasi yang ada dalam masyarakat Silahisabungan adalah organisasi kepemudaan, organisasi politik,, organisasi keagamaan, dan organisasi olahraga yang memberikan sumbangan berarti bagi masyarakat tersebut.

3.4 Unit Analisa dan Informan

3.4.1 Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Ada sejumlah unit analisis yang lazim digunakan dalam penelitian Universitas Sumatera Utara 85 sosial, yaitu individu dan kelompok sosial yang ada didalam masyarakat. Adapun yang menjadi unit analis dalam penelitian ini adalah Kelompok Marga Silahi Sabungan, yang tinggal di desa Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi.

3.4.2 Informan

Informan adalah orang-orang yang masuk dalam unit analisis dan dipilih menjadi sumber data yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti Arikunto,1998, adapun informan dalm penelitian ini adalah: 1. Para tokoh Silahisabungan, dalam hal ini mereka yang ikut berjuang dan berperan aktif dalam kelompok marga Silahisabungan 2. Masyarakat Silahisabungan yang tahu seluk beluk tentang pesta tugu luhutan bolon Raja Silahisabungan.

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Adapun yang menjaadi populasi dalm penelitian ini adalah semua pomparanketurnan Raja Silahisabungan yang berdomisili di desa Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, yang berusia 25 tahun sampai 65 tahun keatas yang berjumlah 2386 orang.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi yang menggunakan cara tertentu. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah pomparanketurnan Raja Silahisabungan yang berdomisili di desa Silalahi Universitas Sumatera Utara 86 Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, yang berusia 25 tahun sampai 65 tahun keatas. Dengan menetukan jumlah sampel untuk kuesioner, penulis menggunakan rumus Taro Yamane, sebagai berikut: � = � �� 2 + 1 Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d = Presisi 10 dengan tingkat kepercayaan 90 Dari rumus diatas maka dapat diambil sebagi berikut: � = 2386 2386 0,1 2 + 1 = 65,97 orang Maka jumlah sampelnya adalah 96 orang.

3.6 Identitas Responden

Berikut ini akan disajikan data responden berdasarkan umur dan jenis kelamin. Tabel 13 Distribusi Responden Berdasarkan Umur No Umur Jumlah Persentase 1 25-34 tahun 4 orang 8,3 2 35-44 tahun 24 orang 25 3 45-54 tahun 36 orang 37,5 4 55-64 tahun 26 orang 27 5 Diatas 65 tahun 6 orang 6,2 Jumlah 96 Orang 100 Sumber: Data hasil kuesioner tahun 2014 Universitas Sumatera Utara 87 Berdasarkan tabel nomor 1, pomparan Raja Silahisabungan yang menjadi responden di sebagian besar berusia antara 45- 54 tahun. Dari data ini jelas kelihatan bahwa pomparan Raja Silahisabungan yang berusia 25-34 tahun berjumlah paling sedikit. Tabel 14 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1. Laki-laki

57 Orang 59

2. Perempuan

39 Orang 41 Jumlah 96 Orang 100 Sumber : Data hasil kuesioner 2014 Berdasarkan tabel nomor 2 dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden berjenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan, dimana responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 57 orang atau sekitar 59 sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 39 orang atau sebesar 41. Tabel 15 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No Pendidikan Jumlah Persentase

1. SMP

2. SMA

25 orang 26

3. DIPLOMA

36 orang 37,5

4. SARJANA

35 orang 36,4 Jumlah 96 orang 100 Sumber: Data hasil kuesioner tahun 2014 Berdasarkan tabel nomor 3, dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden sudah memiliki tingkat pendidikan diploma dan sarjana. Hal ini dapat kita lihat dari tabel diatas dimana responden yang berpendidikan Diploma ada sebanyak Universitas Sumatera Utara 88 37,5 , sedangkan yang berpendidikan sampai SMP, 0. Dari tabel nomor 3 tersebut dapat juga dikatakan bahwa keturunan Raja Silahisabungan ini sudah termasuk orang-orang yang intelektual dilihat dari tingkat pendidikannya. Tabel 16 Distribusi responden berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan Jumlah Persentase

1. PNS

20 orang 21

3. Wiraswasta

26 orang 27,1

2. Petani

35 orang 36,4

3. Pegawai Guru swasta

11 orang 11,4 4 Lain lain 4 orang 4,1 Jumlah 96 orang 100 Sumber: Data hasil kuesioner tahun 2014 Berdasarkan tabel 4, responden terbesar berasal dari kalangan petani yaitu sebesar 36,4. Sedangkan responden yang masuk kategori lain-lain sebesar 4,1 antara lain adalah yang berpofesi sebagai ibu rumah tangga dan yang pensiunan PNS dan seorang supir. Bisa dikatakan keturunan Raja Silahisabungan ini sebagian besar sudah memiliki penghasilan sendiri.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan, maka penulis melakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Data Primer, yang didasarkan pada peninjauan langsung pada objek yang diteliti untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. Untuk mendapatkan data primer, dapat dilakukan dengan: a. Wawancara Mendalam Universitas Sumatera Utara 89 Wawancara mendalam adalah kegiatan tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan yang diwawancarai dalam proses memperoleh keterngan untuk tujuan penelitian. Wawancara dilakukan dengan interview guide dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara spesifik dengan panduan interview giude. Wawancara dengan interview giude dilakukan dengan menanyakan lebih jauh tentang pendapat yang disampaikan seorang informan, dengan begitu peneliti akan memperoleh informasi yang lebih banyak. Data yang diperoleh dari wawancara mendalam yaitu berupa pengetahuan informan mengenai bagaimana fungsi pesta tugu luhutan bolon mampu mempertahankan integrasi pomparanketurunan Raja Silahisabungan yang tersebar diberbagai daerah di Indonesia. b. Observasi Partisipatif Observasi atau pengamatan merupakan aktifitas pencatatan fenomenan yang dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat dapat dilakukan secara terlipat partisipatif ataupun nonpartisipatif. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik observasi partisifatif dalam melakukan penelitian. Observasi partisipatif adalah jenis pengamatan yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan atau aktivitas yang bersangkutan . Peneliti dituntut untuk mengikuti kegiatan keseharian informan dalam waktu tertentu, memerhatikan apa yang terjadi , mendengarkan apa yang dikatakan informan, Universitas Sumatera Utara 90 mempertanyakan informasi yang menarik, dan mempelajari dokumen yang dimiliki. Idrus, 2009: 101 2. Data sekunder, yaitu data yang berkaitan dengan obyek penelitian, namun bukan dari penelitian dilapangan, melainkan diperoleh dari studi kepeustakaan dengan cara mengumpulkan data, informasi dari buku-buku, artikel, tabloid, surat kabar, jurnal yag diperoleh perpustakaan ataupun internet dan beberapa data-data yang diperoleh dari dinas terkait.

3.8 Interpretasi Data

Dokumen yang terkait

Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi)

6 104 155

KEPERCAYAAN KETURUNAN RAJA SILAHISABUNGAN TERHADAP BATU SIGADAP DI DESA SILALAHI NABOLAK KECAMATAN SILAHISABUNGAN KABUPATEN DAIRI.

1 8 21

Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi)

0 0 10

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu - Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Ka

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi)

0 1 31

Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi) SKRIPSI

0 0 11

Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi)

0 0 10

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu - Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Ka

0 1 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi)

0 0 31

Fungsi Pesta Luhutan Bolon Tugu Raja Silahisabungan dalam Mempertahankan Integrasi Sosial Pomparan Raja Silahisabungan (Studi Kasus pada Masyarakat Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi) SKRIPSI

0 0 11