124 mempertahankan silsilah mereka dan keutuhan, kesatuan kelompok tersebut lewat
pesta tugu luhutan bolon tugu makam raja Silahisabungan. Konflik yang dialami oleh kelompok dalam in-group dalam hal ini
kelompok keturunan Raja Silahisabungan versus kelompok luar out-group, mampu menguatkan solidaritas internal dan integrasi sosial dalam kelompok
dalam in-groupbertambah tinggi karena tingkat permusuhan atau konflik dengan kelompok luar yakni Silahi raja bertambah besar. Lewat deklarasi pada pesta tugu
Silahisabungan, para tokoh-tokoh Silahisabungan seperti Mayjen haposan Silalahi Ruma Sondi, megumandangkan bahwa mereka jelas sepakat secara bersama-sama
keturunan raja Silahisabungan menolak Silahi Raja sebagai anak pertama dari Raja Silahisabungan.
4.2.6 Membangun sikap loyal terhadap budaya dan Adat Silahisabungan.
Sikap loyal terhadap adat dan budaya Silahisabungan ini tercermin dari pembentukan “Arisan Media Komunitas Poda Sagu-Sagu Marlangan di Kota
Pematangsiantar. Arisan media Komunitas PSSM Poda Sagu-Sagu Marlangan PPRS Pomparan Raja Silasisabungan, kota pematangsiantar ini dideklarasikan
tahun 2013 lalu. Salah seorang anggota komunitas PSSM Poda Sagu-Sagu Marlangan, Bapak Sihaloho mengatakan :
“Arisan komunitas PSSM Poda Sagu-Sagu Marlangan, selalu terasa suasana kekeluargaannya dan setiap kali sebelum
memulai arisan kami selalu berjabat tangan dan tak lupa mengucapkan salam khas kami, horas, menjuah-juah, njuah-
njuah, kami juga biasanya mengobrol bersama, bersendau gurau, sebelum acara dimulai kami selalu mengawali dengan
doa dan kemudian diakhir acara kami akan makan bersama.”
Universitas Sumatera Utara
125 Dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Arisan media Komunitas
PSSM Poda Sagu-Sagu Marlangan PPRS Pomparan Raja Silasisabungan, mampu menjalin satu ikatan persaudaraan yang kuat dan kompak. Dibentuknya
Arisan media Komunitas Poda Sagu-Sagu Marlangan ini selain untuk merangkul keluarga besar pomparan Raja Silahisabungan agar tetap bersatu dan bersama
adalah juga untuk membangun sikap loyal terhadap nilai budaya atau adat yang bersinergi . Mayjen TNI Purn haposan Silalahi dalam pidatonya pada pesta tugu
makam tahun 2011 silam mengatakan: “mari kita tetap melestarikan dan menjaga sejarah dan budaya
keberadaan leluhur Raja Silahisabungan. Seharusnya keturunan Raja Silahisabungan merasa kagum bersyukur, karena diberi
warisan yang tak ternilai berupa Poda Sagu-Sagu marlangan, batu Sigadap, kesenian berupa gondang tiga puluh tiga, ulos
gobar, ulos polang-polang”.
Sikap loyal dan setia terhadap poda sagu-sagu marlangan ini sangat diterapkan oleh pomparan Raja Silahisabungan. Hal ini terbukti dari data yang
dihimpun melalui kuesioner nomor 12, 90 responden menjawab bahwa poda sagu-sagu marlangan sampai saat ini masih sangat diterapkan dan dijunjung
tinggi.
Tabel 26 Distribusi jwaban responden tentang apakah Poda Sagu-Sagu Marlangan
telah diterapkan semua pomparanketrunan Raja Silahisabungan No
Jawaban Responden Jumlah
Persentase 1
Sangat diterapkan 86
90 2
Tidak diterapkan 4
4 3
Kurang diterapkan 6
6 Jumlah
96 100
Sumber : Hasil jawaban responden
Universitas Sumatera Utara
126 Tabel diatas menunjukkan 90 responden menjawab bahwa Poda Sagu-
Sagu Marlangan sebagai norma hukum adat bagi keturunan Raja Silahisabungan sangat diterapkan. Poda sagu-sagu marlangan sebagi norma hukum yang
ditetapkan Raja Silahisabungan sejak dahulu dalam keturunannya telah menimbulkan rasa saling menghormati hak-hak terhadap kelompok marga lain
keturunan raja Silahisabungan. Sebanyak 86 orang responden mengatakan bahwa alasan mengapa poda sagu-sagu marlangan sangat diterapkan dan diaplikasikan
karena poda sagu-sagu marlangan ini mempunyai sanksi yang sangat berat bagi setiap pomparanketurnan raja silahisabungan. Salah satu tokoh adat dari Raja
silahisabungan yaitu Bapak E. Silalahi Sondi raja mengatakan, “Dahulu pernah terjadi perkawinan semarga antar pomparan
raja Silahisabungan. Ikah dengan boru Tambunan. Setelah meniukah mereka dikaruniai seorang anak. Bukannya mereka
tidak tahu bahwa perkawinan semarga itu dilarang, namun karena saling mencintai mereka nekad melanggar hukum poda
sagu-sagu marlangan ini.”hasil wawancara dengan Bapak Esra Sondi Raja
Maka para penatua adat Silahisabungan saat itu menghukum mereka
dengan dipasung kemudian dibawa keliling kampung dengan maksud agar kejadian memalukan seperti ini tidak terulang kembali. Walaupun mereka secara
biologis bukan saudara kandung, namun di dalam adat mereka adalah ito saudara. Jika mereka menikah semarga atau yang bersaudara itu sudah tak
ubahnya seperti binatang, ini bisa merusak silsilah Raja Silahisabungan. Sebanyak 90 responden yang menjawab sangat diterapkan juga
menyatakan bahwa penerapan poda sagu-sagu marlangan sangat tampak jelas dengan tidak adanya lagi pertikaian antar sesama marga Silahisabungan. Sekali
Universitas Sumatera Utara
127 mereka bertikai maka kelompok marga lain harus mendamaikan mereka sampai
mereka benar benar bersatu kembali, karena isi dari poda sagu-sagu marlangan salah satunya adalah mereka sesama marga Silahisabungan harus saling
mengasihi, dan jika da yang bertikai maka kelompok marga lain harus menjadi mediator menyelesaikan masalah mereka. pada intinya , hukum poda sagu-sagu
marlangan memiliki kekuatan tertinggi dan merupakan alat dalam menangkal terjadinya konflik antar marga mereka.
Sementara responden yang menjawab tidak diterapakan hanya sebanyak 4. Ini terlihat pada keturnanan raja Silahisabungan masih ada yang menikah
satu marga. Dari hasil wawancara, peneliti menemukan fakta bahwa mereka yang menikah satu marga tersebut adalah aliran kharismatik mereka yang menganggap
adat batak toba adalah mushrik. Mereka lebih mengedepankan hukum agama dan hukum negara yang berlaku. Mereka juga tidak mengikuti acara perkumpulan
marga ditempat tinggal mereka. Sanksi yang diterima jika melanggar hukum tertinggi bagi keturunan Raja
Silahisabungan ini jelas memberikan efek jera.
“ sampai saat ini tidak ada lagi keturuanan kami yang menikah satu marga. Jika ada pun mereka kami anggap bukan orang-
orang yang menjunjung dan setia terhadap adat kami poda sagu-sagu marlangan. Orang-orang yang seperti itu biasanya
orang kharismatik, atau penganut aliran kepercayaan yang menganggap adat merupakan mushrik”hasil wawancara
dengan bapak E.Sinurat Ruma Sondi
Universitas Sumatera Utara
128
Tabel 27 Distribusi jawaban responden tentang setujukah Poda Sagu-Sagu
Marlangan norma hukum diperlukan untuk mempertahankan keutuhan pomparan Raja Silahisabungan
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Sangat setuju
50 52
2 Setuju
41 43
3 Kurang setuju
5 5
4 Tidak setuju
- -
Jumlah 96
100 Sumber : Hasil jawaban responden
Tabel diatas menunjukkan Sebanyak 5 responden menjawab kurang setuju. Sementara 52 responden sangat setuju dan sebanyak 43 menjawab
Poda Sagu-Sagu Marlangan memang merupakan norma hukum bagi Raja Silahisabungan yang mampu menjaga keutuhan pomparan ini Poda Sagu-sagu
marlangan adalah salah satu warisan Raja Silahi Sabungan kepada semua keturunannya hingga sekarang, poda ini harus dipenuhi, dan bahkan dianggap
sakral oleh semua keturunan Raja Silahi Sabungan. Poda Sagu-Sagu Marlangan dapat dikatakan merupakan hukum marga bagi masyarakat Silahi Sabungan.
Selain merupakan hukum juga dapat disebut sebagai amanat bagi keturunannya. Poda sagu-sagu marlangan diajarkan agar hidup harmoni rukun damai,
berdampingan dan rukun damai, berdampingan dan membina persatuan dan kesatuan serta memikirkan kepentingan antara yang satu dengan yang lainnya atau
dalam bahasa batak disebut Masipasarisarian. Ini merupakan simbol atau lambang hukuman dan malapetaka bagi putra putranya yang tidak mematuhi atau
melanggar “Poda” tersebut. Hukuman yang dimaksud adalah hidup yang tidak sempurna.
Universitas Sumatera Utara
129
Gambar 15 Keterangan gambar:
Gambar diatas adalah relief Poda Sagu-Sagu Marlangan yang terletak di areal tugu makam Raja Silahisabungan.
Adapun tujuan dari poda sagu-sagu marlangan ini menurut Mayjen Haposan Silalahi adalah suatu tatanan hukum kekeluargaan dengan tujuan agar
diantara mereka tetap tumbuh rasa persaudaraan yang saling mengasihi, bertumbuh sejahtera, makmur, serta terjalinnya kekeluargaan yang penuh kasih
sepanjang masa. Adapun isi poda sagu-sagu marlangan yang harus tetap diterapkan, dilestarikan dan harus dijunjung tinggi olehpomparan Raja
Silahisabungan adalah sebagai berikut. 1.
Saling mengasihi, penuh persaudaraan yang langgeng bagi seluruh turunan Raja Silahisabungan mulai saat ini hingga generasi demi generasi.
2. Tidak boleh turunan si Abang yang tujuh loho raja, tungkir raja, sondi
raja, dabariba raja, butar raja, debang raja, batu raja menyebut bahwa mereka bukan satu ayah satu ibu dengan turunan adiknya tambun raja,
Universitas Sumatera Utara
130 demikian juga sebaliknya, tambun raja, tidak boleh menyebut bahwa
mereka tidak seibu dan seayah dengan turunan abangnya yang tujuh 3.
Seluruh turunan abangnya yang tujuh harus mengasihi saudara perempuan mereka turunan dari tambun raja, dan demikian dengan tambun raja harus
mengasihi saudara perempuan dari turunan abngya yang tujuh 4.
Pantang saling mengawini antara turunan abannya yang tujuh dengan turunan adiknya tambun raja.
5. Pantang memulai pertikaian dan perselisihan bagi segenap turunan
Silahisabungan. Dari isi poda sagu-sagu marlangan diatas menunjukkan fungsinya untuk
mempersatukan semua keturunan raja Silahisabungan dan mencegah mereka untuk berkonflik. Dari hukum poda sagu-sagu marlangan diatas juga dituntut
setiap keturunan tambun raja berkewajiban menciptakan perdamaian menerapkan hukum dan keadilan diantara turunan abangnya yang tujuh. Dengan menjunjung
tinggi dan senantiasa mematuhi hukum adat mereka poda sagu-sagu marlangan dan membentuk media komunitas poda Sagu-Sagu marlanganmampu memperkuat
solidaritas, kebersamaan, mewujudkan persatuan dan kesatuan serta mengembangkan rasa cinta kasih dan semangat gotong royong antar keturnan
Raja Silahisabungan.
Universitas Sumatera Utara
131
Gambar 16 Keterangan gambar
: gambar diatas adalah bentuk relief poda sagu-sagu marlangan pada tugu makam Raja Silahisabungan.
4.2.7 Menciptakan ikatan solidaritas yang begitu kuat