39 pengkhianat. Coser mengemukakan jika konflik dapat menyebabkan perang, atau
jika kelompok itu memeliki pembagian kerja yang tinggi, maka sentralisasi kekuasaan kemungkinan akan naik, namun kondisi seperti ini bisa dihindari jika
ada koordinasi. Doyle 1990: 196
1.6.4 Konflik dan Solidaritas dalam Kelompok
Coser mengemukakankonflik internal dapat menguntungkan secara positif. Hal ini didasari oleh pernyataannya yang mengatakan bahwa semua hubungan
sosial pasti memiliki hubungan sosial tertentu, ketegangan-ketegangan, dan perasaan-perasaan negatif. Hal ini ditujukan terhadap hubungan kelompok dalam
yaitu hubungan yang intim dan segmental dan sekunder. Ketegangan dan perasaan-perasaan negatif yang tidak dapat dielakkan ini merupakan hasil dari
keinginan individu untuk meningkatkan kesejahteraannya, kekuasaan, prestise, dukungan sosial, atau penghargaan-penghargaan lainnya, karena banyak dari
penghargaan-penghargaan merupakan sumber daya yang langka dan mempunyai tingkat kompetisi tertentu yang harus dihadapi. Ketegangan yang ada dalam
semua hubungan sosial dikarenakan individu-individu berbeda satu sama lain dalam kebutuhan, tujuan pribadi, keterampilan, kemampuan.Bentuk ketegangan
atau konflik pada tingkatan yang lebih besar akan mencerminkan apakah konflik itu diketahui secara eksplisist dan dirembukkan atau apakah konflik itu
menyangkut prinsip-prinsip dasar atau isu-isu yang sekunder dalam hubungan tersebut.
Menekan konflik merupakan hal yang biasa khususnya dalam kelompok seperti keluarga, yang diharapkan untuk hidup rukun secara emosional dan
Universitas Sumatera Utara
40 dukung mendukung dalam hubungannya. Menekan berarti bahwa kepentingan
para anggota yang saling bertentang itu dilihat sebagai hal yang ganjil dan karena itu harus ditekan, tidak dibicarakan secara terbuka. Menekan konflik tidak
menghilangkan kepentingan-kepentingan yang bertolak belakang . Meskipun bersifat tertutup, konflik dasar yang ditekan akan benar-benar mempengaruhi
hubungan dalam kelompok dalan tersebut yang merusakkan solidaritas dan akhirnya dalam bebrapa hal menimbulkan kebencian yang sangat sulit dihadapi.
Fungsi konflik yang bersifat integratif dalam suatu kelompok atau organisasi dimana ada suatu kerangka konsensus yang lebih luas mengenai
ketidaksepakatan yang terjadi. Kerangka konsensus umum mengenai masalah pokok tersebut hancur, maka tidak ada dasar lagi bagi kesatuan kelompok, konflik
internal dapat mengakibatkan disintegrasi atau perpecahan kelompok. Ada tidaknya konflik terbuka dapat merupakan indikator yang menyesatkan mengenai
solidaritas kelompok tersebut. Kelompok dimana sering terjadi konflik terbuka sesungguhnya memiliki solidaritas yang lebih besar daripada kelompok dimana
tidak ada konflik sama sekali. Persatuan yang utuh dalam kelompok tersebut biasanya diselimuti ketegangan dan permusushan. Jika ketegangan ini meledak,
maka integrasi kelompok dapat menjadi rusak. Coser menekankan semskin erat suatu hubungan semakin besar kemungkinan munculnya sifat antagonistik
maupun keteganga. Coser juga mengungkapkan semakin intim hubungan semakin besar pula perasaan yang dicurahkan , semakin besar pula kecenderungan untuk
menekan perasaan bermusuhan.Doyle, 1990:199.
Universitas Sumatera Utara
41
1.6.5 Konflik Sebagai Suatu Stimulus Integrasi Antarkelompok