Keluaran yang dicapai dari tahap pemulaan meliputi: a. Telah dibuatnya keputusan untuk mengawali mengintroduksi
perencanaan pengembangan sekolah. r. Semua guru memiliki pemahaman yang benar mengenai
perencanaan pengembangan sekolah dan memiliki komitmen terhadap proses itu.
s. Semua mitra sekolah telah diberi penjelasan pada tahap awal proses tersebut.
t. Terpilihnya fasilitator untuk membantu melaksanakan proses tersebut.
2. Tahap Pembiasaan Familirialisation
Pada tahap pembiasaan—biasanya merupakan langkah pertama dari siklus perencanaan pengembangan sekolah secara utuh—
masyarakat sekolah berada dalam proses belajar dari pengalaman bagaimana melaksanakan proses perencanaan tersebut.
Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tumbuh berdasarkan pengalaman dan struktur kolaborasi yang berkembang. Hasil dari
tahapan ini adalah terkonsolidasikannya dan menguatnya komitmen terhadap proses perencanaan.
Selama berlangsungnya tahap ini, fasilitator yang terampil, koordinasi yang cermat, dan dukungan yang cukup dan berkelanjutan,
termasuk di dalamnya pelatihan dalam jabatan, akan sangat membantu keberhasilan proses perencanaan. Perhatian khusus harus
diberikan agar timbul penguatan yang positif di kalangan guru.
35
3. Penyatuan Embedding
Tahap penyatuan terjadi ketika perencanaan pengembangan telah menjadi bagian dari cara-cara yang biasa dilakukan sekolah dalam
melaksanakan segala sesuatu. Tatanan manajemen sekolah telah berkembang menjadi pendukung yang baik terhadap pengembangan
maupun pemeliharaan sekolah yang bersangkutan, dan menjadi bagian dari pola prilaku yang berterima acceptable bagi semua
pihak. Terdapat begitu luas ragam penggunaan rencana implementasi program pengembanganan oleh guru. Dalam hal ini rencana
pengembangan sekolah harus berfungsi sebagai kerangka acuan bagi perencanaan-perencanaan yang terkoordinasi yang dilakukan
oleh guru secara individual, unit-unit yang ada sekolah, tim-tim lintas kurikulum, dan dampaknya akan tampak pada praktik-praktik
pembelajaran dalam kelas. Seluruh proses tersebut pada saat itu
telah menjadi “cara kita melakukan segala sesuatu di sekolah ini”
atau the way we do things around here.
36
BAB IV MENYUSUN RENCANA STRATEGIS SEKOLAHMADRASAH
A. Visi, Misi, dan Tujuan SekolahMadrasah
1. Pengertian Visi, Misi, dan Tujuan
Visi, misi dan tujuan merupakan titik sentral dalam siklus perencanaan pengembangan sekolah. Ketiganya mensarikan apa
yang menjadi dasar keberadaan sekolah dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah. Oleh karena itu, ketiganya menjadi kerangka acuan dari
semua langkah dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai 1 konteks saat melakukan telaah, 2 arah dari rancangan dan
implementasi, dan 3 tolok ukur dalam proses telaah. Visi sekolah merupakan representasi masa depan sekolah yang
diinginkan. Visi mensarikan prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional. Rumusan visi sekolah hendaknya mencakup:
a. sosok lembaga macam apa yang diinginkan di masa depan, b. justifikasi sosial atas keberadaan sekolah yang diwujudkan dalam
isu-isu pendidikan apa yang harus ditangani oleh sekolah atau masalah-masalah pendidikan mana yang akan diatasi oleh
sekolah, c. apa yang harus diakui, diantisipasi, dan dijawab oleh sekolah
berkaitan dengan kebutuhan dan masalah-masalah tersebut, d. siapa stakeholder utama sekolah ini, bagaimana sekolah
merespon kebutuhan para stakeholder itu, dan bagaimana sekolah mengetahui keinginan yang mereka harapkan dari sekolah, dan
37