Pengertian Strategi Macam-Macam Strategi

5. Strategi Pengembangan

Strategi Pengembangan adalah rencana pengembangan yang secara ringkas disampaikan pada akhir laporan evaluasi diri. Rencana pengembangan tersebut adalah gambaran secara global, ringkas dan jelas tentang rencana pengembangan sekolah, baik untuk perbaikan masalah dan kelemahan yang berhasil di identifikasi maupun untuk mendapat keunggulan kompetitif competitive advantage. Strategi pengembangan pada evaluasi diri harus ada keterkaitan yang logis dan runut “benang merah” mulai dari masalah yang berhasil di identifikasi, solusi alternatif, garis besar program pengembangan yang diusulkan. Selain itu rencana pengembangan pada laporan evaluasi diri juga memiliki keterkaitan yang logis dan runut “benang merah” mulai dari proses identifikasi kekuatan yang dimiliki dan peluang yang dapat dimanfaatkan analisa SWOT sampai program unggulan yang diusulkan. Dari hasil analisa SWOT, dapat diketahui secara cepat kondisi institusi pada saat ini current condition dan arah pengembangan institusi dimasa mendatang.

a. Pengertian Strategi

Hasil dari tahapan evaluasi diri adalah serangkaian keputusan tentang prioritas pengembangan sekolah selama kurun waktu siklus perencanaan yang disusun. Prioritas-prioritas itu dapat dinyatakan sebagai strategi. Keputusan tidak akan berdampak apapun jika tidak diwujudkan dalam tindakan yang bersifat strategis. Strategi adalah “suatu pertimbangan dan pemikiran yang logis, analitis serta konseptual mengenai hal-hal penting atau prioritas baik dalam jangka panjang, pendek maupun mendesak, yang dijadikan acuan untuk menetapkan langkah-langkah, tindakan, dan cara-cara 55 taktik ataupun kiat jurus-jurus yang harus dilakukan secara terpadu untuk terlaksananya kegiatan operasional dan penunjang dalam menghadapi tantangan yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan ataupun sasaran-sasaran dan hasil out put yang harus dicapai serta kebijaksanaan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Strategi paling baik didefinisikan sebagai ”melakukan hal yang benar” sementara taktik adalah “melakukan segalanya dengan benar”. Strategi yang baik datang dari cara berfikir yang benar. Dalam mengembangkan strategi, dua pertanyaan mendasar harus dijawab, yaitu: 1 Apa yang harus dilakukan? 2 Bagaimana melakukannya? Daft 1988 mendefinisikan strategi sebagai rencana implementasi program pengembanganan yang berupa penentuan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk bergelut dengan lingkungan dan membantu organisasi mencapai tujuannya. Pada level tertinggi dalam sebuah struktur organisasi, tingkat sekolah misalnya, strategi yang digunakan disebut dengan grand strategy. Strategi ini diartikan sebagai rencana umum mengenai tindakan utama malalui mana sebuah organisasi berniat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya.

b. Macam-Macam Strategi

Namun demikian, di bidang manajemen strategis dikenal berbagai opsi strategi yang dapat dipilih oleh sekolah dalam rangka mencapai tujuan strategisnya. Beberapa tipologi strategi tersebut dapat dikategorikan menurut 1 strategi berbasis SWOT analysis, 2 kategorisasi grant strategy, 3 Tipologi Strategi Adaptif dari Miles dan 56 Snow, 4 Strategi Kompetitif dari Porterdan, dan 5 model Matriks MacMillan 1 Strategi Berbasis SWOT Analysis SWOT Analysis merupakan sebuah metode untuk menguji strategi-strategi yang potensial yang dikembangkan atas dasar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Melalui pengombinasian masing-masing unsur dan data yang luas yang telah trekumpul sebagai hasil analisis dapat berfungsi sebagai pemicu diskusi dan perbaikan strategi yang selama ini telah digunakan atau mengembangkan strategi-strategi baru. Matrik SWOT dapat membantu pengembangan strategi dengan menggunakan alat SWOT Analysis ini. Strategi berbasis SWOT analysis merupakan strategi yang banyak digunakan dalam perencanaan pengembangan sekolah. Pada dasarnya, ada dua strategi pengembangan sekolah yang didasarkan atas hasil analisa SWOT, yaitu 1 arah pengembangan yang sifatnya ekspansi dan 2 arah pengembangan yang sifatnya konsolidasi. Arah pengembangan yang sifatnya ekspansi, baru dapat dilaksanakan apabila 1 Kekuatan Strengths yang di miliki institusi jauh lebih banyak baik jumlah dan intensitasnya jika dibandingkan dengan kelemahan weaknesses yang dimilikinya dan 2 Peluang opportunities yang berhasil di identifikasi jauh lebih banyak baik jumlah dan intensitasnya jika dibandingkan dengan ancaman threats yang dihadapinya. Matrik SWOT pada dasarnya merupakan daftar dari kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman, serta kombinasi dari Strengths S dan Opportunities O, Strengths S dan Threats T, Weaknesses 57 W dan Opportunities O, Weaknesses W dan Threats T. Terdapat empat pilihan strategi dalam matrik SWOT: competition, mobilization, investmentdivestemen, dan damage control.  Strategi competition diterapkan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi S-O. Strategi ini merupakan pemanfaatan peluang berdasarkan kekuatan yang dimiliki.  Strategi mobilization dipilih apabila organisasi memiliki kekuatan yang cukup, tetapi diluar sana banyak ancaman yang harus dihadapi S-T. Dengan kata lain, organisasi harus menanggulangi ancaman dengan memanfaatkan kekuatan yang ada.  Strategi investmentdivestment diambil apabila organisasi dalam kondisi yang lemah akan tetapi banyak peluang yang tersedia W- O. Dengan strategi ini organisasi memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya.  Strategi damage control dipakai apabila organsasi berada pada kondisi lemah dan harus banyak menghadapi ancaman W-T. Dengan strategi ini organisasi harus menekan kelemahan dan ancaman secara bersama-sama. Format matrik SWOT dimaksud adalah sebagai berikut: 58 Matrik SWOT OPPORTUNITIES 1. …………………… 2. …………………… 3. …………………… 4. …………………… THREATS 1. …………………… 2. …………………… 3. …………………… 4. …………………… STRENGTH 1. …………………… 2. …………………… 3. …………………… 4. …………………… SO Competition ST Mobilization WEAKNESS 1. …………………… 2. …………………… 3. …………………… 4. …………………… WO InvestmentDivestme n WT Damage control 2 Kategorisasi Grant Strategy Grant strategy dibedakan menjadi tiga kategori: pertumbuhan, stabilitas, dan penghematan atau retrenchment. Pertumbuhan. Pertumbuhan atau growth dapat didorong dari dalam dengan cara meningkatkan investasi dalam bentuk peningkatan kesempatan akses masyarakat atau meningkatkan difersifikasi layanan pendidikan atau meningkatkan standar kualitas layanan di atas standar yang berlaku umum. Stabilitas. Stabilitas, kadang-kadang disebut strategi berhenti sesaat pause strategy, berarti bahwa sekolah ingin tetap berada pada kondisinya sekarang atau tumbuh perlahan-lahan dan tetap terkendali. Ketika sebuah sekolah telah mengalami pertumbuhan yang pesat dan berhasil mencapai puncak visi yang diinginkan, sekolah itu biasanya memfokuskan diri pada strategi stabilitas untuk 59 mengintegrasikan semua unit yang ada agar berada pada kondisi puncak itu dengan terus meningkatkan efisiensi. Penghematan. Penghematan berarti bahwa sekolah melakukan pengurangan layanan pendidikan dengan mempersempit jenis program pendidikan yang diberikan. Cara ini dapat dilakukan dengan menutup sejumlah program keahlian yang tidak diminati masyarakat atau mengurangi jumlah siswa yang diterima. Hal ini tentu akan berdampak pada pengurangan sumber daya yang diinvestasikan, baik SDM maupun sumberdaya lainnya. 3 Matriks MacMillan Kisi-kisi strategi ini, yang dikembangkan oleh Dr. Ian Macmillan, dirancang khusus untuk membantu organisasi nir-laba, seperti sekolah, untuk merumuskan strategi organisasi. Terdapat tiga asumsi yang menjadi dasar pendekatan ini: 1 kebutuhan sumber daya pada dasarnya bersifat kompetitif dan semua organisasi yang ingin bertahan hidup harus menyadari dinamika itu; 2 oleh karena sumber daya yang tersedia itu sangat terbatas, maka tidak ada ruang untuk duplikasi layanan jasa kepada satu konstituen karena hal ini dipandang sebagai pemborosan dan tidak efisien; 3 layanan jasa yang berkualitas rendah atau biasa-biasa saja dan diberikan kepada kahlayak luas kurang disukai dibandingkan dengan jasa berkualitas tinggi dan diberikan kepada khalayak khusus. Asumsi-asumsi ini memberi implikasi yang sulit dan menyakitkan bagi kebanyakan sekolah. Hal ini dapat ditindak lanjuti dengan penghentian program-program tertentu untuk meningkatkan jasa dan kompetensi utama, memberikan program-program dan khalayak sasaran yang lebih efisien dan efektif, atau berkompetisi secara 60 agresif melalui program-program yang tingkat efesiensi dan efektifitasnya rendah. Matrik MacMillan menguji empat dimensi program yang dapat membantu penempatan dalam kisi-kisi strategi tersebut dan mengindikasikan strategi yang dapat dipilih.  Kesesuaian dengan visi, misi, dan tujuan Program-program sekolah yang tidak sejalan dengan visi, misi, dan tujuan, tidak dapat sekolah mampu didukung oleh pengetahuan dan keterampilan organisasi, tidak memampukan sekolah untuk melakukan penggunaan sumber daya bersama, danatau tidak memampukan sekolah untuk melakukan koordinasi kegiatan lintas program sebaiknya dikurangi.  Posisi Kompetitif Posisi kompetitif mengacu pada sejauh mana sekolah memiliki kekuatan dan potensi yang lebih kuat untuk mendanai program dan memberikan layanan berbasis klien dibandingkan dengan sekolah- sekolah lain di sekitarnya.  Kemenarikan Program Kemenarikan program dilihat dari kompleksitasnya terkait dengan pengelolaan porgram itu sendiri. Program-program dengan penolakan yang rendah dari klien, mengalami pertumbuhan layanan berbasis klien, mudah keluar dari hambatan yang dihadapi, dan didukung sumber daya keuangan yang stabil merupakan program yang sederhana dan “mudah dikelola.” Level kemenarikan program juga mencakup perespektif ekonomi atau telaah terhadap peluang investasi sekarang dan masa yang akan datang. 61  Cakupan Alternatif Cakupan alternatif adalah banyaknya organisasi lain yang berusaha untuk memberikan atau ingin berhasil melaksanakan program yang sama di wilayah yang sama dan kepada konstituen yang sama pula. Matrik MacMillan Tabel 4.1 terdiri dari sepuluh sel untuk menempatkan program-program yang telah ditelaah atas dasar empat dimensi tersebut. Masing-masing sel digunakan untuk menetapkan strategi yang mengarahkan langkah ke depan dari program-program yang tercantum dalam sel itu. 62 Tabel 4.1. Matrik MacMillan Kemenarikan Program Tinggi: Program Mudah Kemenarikan Program Rendah: Program Sulit Cakupan Alternatif Tinggi Cakupan Alternatif Rendah Cakupan Alternatif Tinggi Cakupan Alternatif Rendah Kesesuaian dengan Visi, Misi, Tjuan Baik Posisi Kompetitif Kuat 1. Kompetisi Agresif Aggressive competition 2. Pertumbuhan Agresif Aggressive growth 5. Meniru pesaing yang terbaik Build up the best competitor 6. Soul of the Agency Posisi Kompetitif Lemah 3. Divestasi Agresif aggressive divestment 4. Membangun Kekuatan atau berhenti build up strength or get out 7. Divestasi dengan Teratur orderly disvestment 8. Bantuan dari Luar Foreign Aid atau Kerja Sama Kesesuaian dengan Visi, Misi, Tjuan Rendah 9. Divestasi Agresif aggressive divestment 10. Divestasi Dengan Teratur orderly disvestment

C. Rencana Implementasi Pengembangan RIP

Komitmen sekolah untuk melaksanakan perencanaan strategis terkait dengan sejauh mana: 1 sekolah mewujudkannya dalam rencana implementasi pengembangan untuk mencapai strategi yang dirumuskan dan 2 melaksanakan berbagai metode untuk memverifikasi dan mengevaluasi implementasi nyata dari rencana implementasi program pengembangan itu. Masalah utama yang sering muncul saat proses perencanaan sampai pada tahap penyusunan RIP ini antara lain pihak perencana telah mengalami kelelahan setelah menyelesaikan tahap-tahap 63