Pengertian Belanja Melalui Media Internet

vi

c. Belanja Melalui Media Internet Online Shopping

1. Pengertian Belanja Melalui Media Internet

Haubl dan Trifts 2000 mendefinisikan belanja melalui media internet sebagai pertukaranaktivitas jual-beli yang dilakukan seorang konsumen melalui alat penghubung komputer sebagai dasarnya, dimana komputer konsumen terhubung dengan internet dan bisa berinteraksi dengan retailer atau toko maya yang menjual produk atau jasa melalui jaringan. Perilaku membeli melalui media internet online shopping adalah proses membeli produk atau jasa melalui internet Liang Lai, 2000. Kekhasan dari proses membeli melalui media internet adalah ketika konsumen yang berpotensial membutuhkan beberapa barang atau jasa, mereka menggunakan internet dan mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan barang atau jasa yang mereka butuhkan. 2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belanja melalui media internet Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi belanja melalui media internet, yaitu: Kotler Amstrong, 2001; Hawkins, Mothersbaugh Best, 2007. a. Kenyamanan: konsumen tidak perlu bergelut dengan lalu lintas, tidak perlu mencari parkir dan berjalan ke toko. b. Kelengkapan Informasi: konsumen dapat berinteraksi dengan situs penjual unutk mencari informasi, produk atau jasa yang benar-benar konsumen inginkan, kemudian memesan atau men-download informasi di tempat. Universitas Sumatera Utara c. Waktu: Konsumen dapat memeriksa harga dan memesan barang dagangan selama 24 jam sehari dari mana saja. d. Kepercayaan konsumen: efek penyesalan dan kekecewaan pembelian terhadap evaluasi pemilihan berikutnya, kejadian-kejadian dan tindakan konsumen yang mengawali perilaku membeli sebenarnya, keamanan pengiriman barang, kerahasiaan data-data pribadi termasuk penggunaan kartu kredit. d. Hubungan antara Penyesalan Pasca Pembelian dengan Intensi Membeli Kembali Melalui Media Internet pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Mahasiswa banyak dijadikan target pemasaran berbagai produk industri, karena karakteristik remaja yang cenderung labil dan mudah dipengaruhi sehingga mendorong munculnya berbagai gejala perilaku konsumsi yang tidak wajar seperti membeli suatu barang bukan atas dasar kebutuhannya Zebua, Nurdjayadi, Aryani, 2006. Selain itu, ketika mereka membutuhkan sesuatu mereka umumnya tidak melakukan survei terlebih dahulu. Alasan mereka adalah agar mereka tidak terlalu lama dalam memilih barang yang cocok dan sesuai dengan pilihan dan selera mereka Handayani, 2003. Menurut Lin Huang dalam Su, Chen Zao, 2008 proses pasca pembelian merupakan evaluasi kualitas dari keputusan yang telah diambil. Evaluasi ini dilakukan sebagai bentuk pembelajaran yang dilakukan individu ketika akan melakukan proses pembelian di masa yang akan datang. Di saat Universitas Sumatera Utara vi individu menyadari bahwa mereka tidak membutuhkan produk yang mereka beli, hal tersebut juga dapat mengarah pada terjadinya penyesalan Nasiry Popescu, 2009. Ketika evaluasi yang dilakukan menghasilkan hasil yang tidak sesuai dengan harapan, akan muncul penyesalan pasca pembelian. Penyesalan pasca pembelian adalah emosi negatif yang dirasakan konsumen setelah melakukan evaluasi atas keputusan pembelian yang telah dibuat. Menurut komponen- komponen dari penyesalan pasca pembelian, individu dapat merasakan penyesalan terhadap hasil dari keputusan yang diambil atau dapat juga disebabkan oleh proses pembelian. Penyesalan terhadap proses yang dilalui oleh seorang individu dapat disebabkan karena individu tersebut merasa tidak puas dengan proses yang sudah dilaluinya dalam mengambil keputusan Lee Cotte,2009. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya informasi yang dimiliki oleh individu tersebut disaat melakukan perilaku pembelian. Sebab, semakin banyak informasi yang diterima, lebih besar kemungkinan penyesalan dapat dicegah Zeelenberg and Beattie, 1997. Mereka belajar untuk mencari lebih banyak informasi tentang produk atau barang yang mereka butuhkan untuk melakukan proses pembelian kembali yang disebut dengan intensi membeli kembali Kumar, 2002. Konsumen dapat membentuk intensi membeli kembali untuk mencari informasi, memberitahukan orang lain tentang pengalamannya dengan sebuah produk, membeli produk, memilih dan menggunakannya Mowen Minor, 2002. Intensi membeli kembali muncul setelah proses pembelian yang sebelumnya, dan setelah proses pembelian tersebut mereka akan mengevaluasi Universitas Sumatera Utara suatu produk yang dibelinya kemudian untuk pembelian selanjutnya mereka akan mencoba belajar dari pengalaman Krech, 2002 dalam Wangwibooklij, 2011. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi intensi membeli kembali menurut Ajzen dan Fishbein 2005 yaitu faktor individu, faktor sosial, dan faktor informasi. Yang pertama faktor individu terdiri dari sikap, kepribadian, nilai, emosi, dan intelijensi. Yang kedua faktor sosial yang terdiri dari usia dan jenis kelamin, ras dan etnis, pendidikan, pendapatan, dan agama. Yang terakhir adalah faktor informasi yang terdiri dari pengalaman, pengetahuan, dan paparan media. Setiap faktor mempunyai pengaruh tersendiri dalam mempengaruhi perilaku membeli. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Szymanski dan Hise 2000, kualitas informasi merupakan faktor penentu yang paling kuat untuk menangani masalah pada pembelian melalui media internet. Banyaknya informasi yang diketahui oleh konsumen tentang produk merupakan faktor penting sebelum melakukan pembelian. Ketika dihadapkan pada banyaknya produk dan banyaknya informasi, konsumen perlu mengetahui produk melalui informasi yang disampaikan Chuang Tsai,2005. Mencari dan mendapatkan informasi sebelum membeli memiliki tingkat penyesalan yang rendah daripada yang tidak sama sekali mencari dan mendapatkan informasi mengenai suatu produk Darvasula, 2004. Semakin menonjolnya berbelanja melalui media internet yang disertai dengan efisiensi, kenyamanan, kepercayaan akan mengubah perilaku konsumen di masa yang akan datang Rush, 2004. Chau, Au, dan Tam 2000 menunjukkan Universitas Sumatera Utara vi bahwa model penyajian informasi yang berbeda seperti kombinasi teks dan gambar mempengaruhi konsumen untuk membeli sebuah produk di toko online. Langkah pertama di dalam melakukan proses pembelian melalui media internet adalah transaksi awal. Konsumen akan mempertahankan kontak dengan penjual toko online jika adanya kepercayaan pada transaksi awal Reichheld dan Schefter, 2000. Peneliti selanjutnya menyatakan bahwa konsumen melakukan pembelian kembali melalui media internet adalah rekomendasi dari status sosial, content website yang dipercaya, dan keamanan Forsythe dan Shi, 2003. Interaktivitas juga mempengaruhi seorang konsumen dalam melakukan pembelian kembali melalui media internet. Komunikasi antar personal dapat memenuhi kebutuhan konsumen dalam mencari informasi mengenai produk yang akan dibelinya melalui media internet McMillan dan Hwang, 2002. Menurut Belanger 2002 keamanan dan privasi pelanggan mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian kembali melalui media internet. Hal yang seringkali dialami oleh konsumen dalam pembelian melalui media internet adalah kekhawatiran mengenai pemberian informasi data pribadi termasuk kartu kredit melalui media internet Turban, 2001. Dari uraian diatas maka peneliti melihat bahwa mendapatkan informasi yang baik adalah salah satu faktor untuk konsumen berkeinginan untuk membeli kembali. Setelah konsumen merasakan penyesalan pasca pembelian maka konsumen akan sadar bahwa informasi yang didapatkan mengenai suatu produk kurang. Jadi untuk mengurangi penyesalan pasca pembelian maka diperlukan informasi yang kuat untuk membeli suatu produk. Universitas Sumatera Utara

E. Hipotesa Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif antara penyesalan pasca pembelian dengan intensi membeli kembali melalui media internet pada mahasiswa.. Makna hubungan negatif ini adalah semakin rendah penyesalan pasca pembelian maka semakin kuat intensi membeli kembali melalui media internet pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Demikian juga sebaliknya, semakin tinggi penyesalan pasca pembelian maka semakin rendah intensi membeli kembali melalui media internet pada mahasiswa universitas sumatera utara. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Tentang Produk Dengan Disonansi Pasca Pembelian

1 29 95

PENGARUH ANTARA SELF-EFFICACY DAN KREATIFITAS TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2 7 143

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 20

Skripsi Alvin All REVISI

0 0 72

Hubungan Antara Academic Self efficacy Dengan Intensi Wirausaha Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

0 0 21

Case Processing Summary - Hubungan antara Penyesalan Pasca Pembelian dengan Intensi Membeli Kembali Melalui Media Internet Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

0 0 39

Hubungan antara Penyesalan Pasca Pembelian dengan Intensi Membeli Kembali Melalui Media Internet Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

0 0 6

1. Definisi Intensi Membeli Kembali - Hubungan antara Penyesalan Pasca Pembelian dengan Intensi Membeli Kembali Melalui Media Internet Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

0 1 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan antara Penyesalan Pasca Pembelian dengan Intensi Membeli Kembali Melalui Media Internet Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

0 0 10