PENGARUH ANTARA SELF-EFFICACY DAN KREATIFITAS TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(1)

Lampiran I

Alat Ukur


(2)

SKALA

MAGISTER SAINS FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

GANJIL, 2016


(3)

PENGANTAR

Dengan hormat,

Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Pascasarjana di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, saya mengadakan penelitian tentang kewirausahaan pada mahasiswa Fakultas Universitas Sumatera Utara. Untuk itu saya memerlukan sejumlah data yang akan saya peroleh dengan kerjasama saudara/i dalam mengisi kuesioner ini.

Kuesioner ini terdiri dari beberapa pernyataan. Saudara/i diminta untuk menjawab keseluruhan pernyataan. Dalam mengisi kuesioner ini semua jawaban saudara/i adalah benar. Pilihlah yang paling sesuai dengan pendapat saudara/i. Pilihan yang saudara/i ambil adalah reaksi pertama saudara/i rasakan saat membaca pernyataan-pernyataan tersebut. Jawablah dengan sejujur-jujurnya tanpa mendiskusikannya dengan orang lain. Semua jawaban saudara/i akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan dalam penelitian ini saja.

Cara menjawab kuesioner ini akan dijelaskan pada petunjuk pengisian. Oleh karena itu perhatikan terlebih dahulu petunjuk pengisian sebelum saudara/i mengerjakannya. Bacalah setiap pernyataan dengan baik. Jika telah selesai, periksa kembali jawaban saudara/i, jangan sampai ada yang terlewatkan ataupun belum terisi.

Bantuan saudara/i dalam mengerjakan kuesioner ini adalah bantuan yang sangat besar artinya dalam penelitian saya, untuk itu saya ucapkan terima kasih atas kerjasamanya dari saudara/i semuanya.

Hormat saya,

Medan, Desember 2016 Rizky Syahfitri Nasution, S.Psi


(4)

IDENTITAS DIRI

Nama : Jenis Kelamin : Usia : Semester :

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan mengenai sikap saudara/i terhadap kewirausahaan. Saudara/i diminta untuk memilih apakah pernyataan tersebut sesuai dengan diri saudara/i dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu kolom yang sesuai dengan pendapat saudara/i. kerjakan dengan cermat dan jangan melewatkan suatu pernyataan pun.

Contoh :

Silanglah jawaban saudara/i di kolom :

SS : bila saudara/i merasa Sangat Sesuai dengan pernyataan tersebut.

S : bila saudara/i merasa Sesuai dengan pernyataan tersebut.

N : bila saudara/i tidak bisa menentukan dengan pasti.

TS : bila saudara/i merasa Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut.

STS : bila saudara/i merasa Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut.

No. Pernyataan SS S N TS STS

1. Berwirausaha merupakan pekerjaan yang

menyenangkan

×

Bila saudara/i ingin mengubah jawaban :

No. Pernyataan SS S N TS STS

1. Berwirausaha merupakan pekerjaan yang

menyenangkan

×

×


(5)

SKALA – A

No. PERNYATAAN STS TS N S SS

1 Beragamnya kebutuhan masyarakat membuat saya tertarik untuk menjadi pengusaha

2 Mata kuliah kewirausahaan bukanlah mata kuliah favorit bagi saya

3 Saya gemar membaca majalah bisnis khususnya kolom entrepreuner. Ini membuat saya ingin menjadi pengusaha

4 Meskipun teman-teman saya banyak yang berwirausaha, tapi minat saya tidak ke sana

5 Mata kuliah kewirausahaan membuka wawasan saya dalam dunia wirausaha. Saya tertarik dengan hal ini 6 Saya tidak tertarik dengan dunia wirausaha karena

lingkungan saya banyak pengusaha. Saya ingin jadi yang berbeda

7 Saya merasa berwirausaha itu keren dibanding hanya menjadi pegawai kantoran

8 Saya terbiasa bekerja secara mandiri sehingga dunia wirausaha bukanlah minat saya

9 Saya tidak akan mengerjakan sesuatu tanpa disuruh orang lain. Saya rasa pekerjaan kantoran lebih tepat untuk saya

10 Saya senang melakukan eksperimen dengan hal-hal yang baru, ini menjadikan saya tertarik untuk mengolah dan menjualnya

11 Ketika mengerjakan sesuatu, saya harus dibimbing oleh orang lain. Saya rasa saya bukan calon

pengusaha

12 Saya merasa pekerjaan yang melibatkan banyak tugas kerap kali membuat saya kebingungan. Ini membuat saya tidak tertarik untuk berwirausaha


(6)

13 Mata kuliah wirausaha membuat saya tertarik

dengan peranan pengusaha yang terus bekerja hingga hasil yang dicapai memuaskan, dan ini sesuai dengan karakter saya

14 Saya lebih suka sesuatu itu berjalan dengan

semestinya tanpa ada yang berubah sesuai rencana. Makanya saya lebih tertarik kerja di kantoran 15 Ketika dalam sebuah kelompok saya lebih suka

menjadi pemimpin daripada jadi anggotanya. Ini membuat saya ingin menjadi seorang wirausahawan 16 Saya suka membaca literasi yang berkaitan dengan

peluang-peluang wirausaha. Ini membuat saya berminat menjadi pengusaha.

17 Bagi saya orang yang berwirausaha adalah mereka yang waktu kerjanya tidak menentu dan terkadang bekerja 24 jam sehari. Dan saya tidak mampu seperti itu

18 Saya akan terus mencoba mencari peluang usaha meskipun banyak teman-teman kampus saya yang sudah berwirausaha

19 Saya semakin yakin untuk memilih berwirausaha setelah mengikuti mata kuliah kewirausahaan 20 Meskipun telah mendapatkan ilmu tentang

kewirausahaan, saya masih saja tidak yakin dengan profesi wirausaha

21 Saya sangat suka dengan materi kuliah di kelas kewirausahaan, ini membuat saya yakin kalau berwirausaha adalah suatu pekerjaan yang menjanjikan

22 Meskipun saya senang melakukan tugas praktek di mata kuliah kewirausahaan, tapi saya ragu untuk memulainya sendiri selepas mata kuliah ini 23 Saya yakin setelah mengikuti mata kuliah

kewirausahaan membuat saya lebih optimis memilih untuk berwirausaha


(7)

24 Saya menemukan banyak kesulitan saat mengikuti mata kuliah kewirausahaan. Hal ini membuat keyakinan saya akan profesi wirausaha bukanlah sesuatu yang menarik.

25 Menurut saya berwirausaha hanya menghabiskan waktu, energi dan materi saja tidak sebanding dengan hasil yang dicapai

26 Saya akan lebih memilih untuk menjadi pengusaha daripada harus menjadi pegawai kantoran

27 Meskipun orang tua saya menginginkan saya kerja kantoran, saya lebih memilih untuk berwirausaha 28 Meskipun di kampus saya diwajibkan mengambil

mata kuliah kewirausahaan, bagi saya itu bukan mata kuliah yang menyenangkan

29 Saya lebih suka menyelesaikan tugas-tugas yang sistematis sebagaimana yang dilakukan oleh orang kantoran

30 Mata kuliah kewirausahaan saya anggap hanya sebagai pengetahuan tambahan dalam


(8)

SKALA – B

No. PERNYATAAN STS TS N S SS

1 Saya cenderung ragu dalam membuat suatu keputusan

2 Saya pesimis jika saya harus menyelesaikan suatu pekerjaan sendiri

3 Saya cenderung dibayang-bayangi oleh kegagalan jika saya ingin mengerjakan sesuatu

4 Bagi saya, membina kemitraan merupakan hal yang sangat penting

5 Saya merasa santai meskipun saya berada dalam situasi pekerjaan yang asing bagi saya

6 Saya merasa ragu atas keberhasilan yang saya peroleh

7 Ketika bekerja saya cenderung tidak peduli dengan keadaan sekitar

8 Saya merasa tidak dapat bekerja dengan baik ketika saya mendapat masalah

9 Masalah terbesar bagi saya adalah mengatasi sendiri suatu pekerjaan yang saya anggap sukar

10 Saya dapat memperkirakan seberapa besar

keuntungan yang akan saya terima jika saya berhasil mencapai target plan yang telah direncanakan 11 Saya merasa pesimis dengan masa depan saya 12 Saya dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan penting

dengan segala kemampuan yang saya miliki

13 Pikiran saya terpecah ketika saya harus berhadapan dengan berbagai pekerjaan sekaligus

14 Saya merasa optimis dengan semua yang saya lakukan


(9)

pekerjaan yang saya anggap sukar

16 Saya cenderung tidak dapat membuat keputusan dalam kondisi tertekan

17 Saya mampu menyelesaikan suatu pekerjaan karena saya memiliki keahlian untuk itu

18 Saya dapat mengatasi segala tugas sulit yang diberikan kepada saya

19 Jika pekerjaan saya tidak selesai, saya merasa tidak akan terbebani sama sekali. 20 Saya lebih suka suatu pekerjaan, dimana saya

memiliki keahlian di situ

PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA, PASTIKAN SEMUA PERNYATAAN TELAH ANDA JAWAB


(10)

(11)

(12)

-Lampiran II

Data Penelitian


(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

Lampiran III


(22)

Reliabilitas dan Validitas Intensi Berwirausaha 1. Dimensi Personal

a. Kognitif

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 123 100.0

Excludeda 0 .0

Total 123 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.830 .831 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 16.91 12.951 .629 .797

VAR00002 17.39 12.650 .660 .790

VAR00003 17.67 13.617 .454 .833

VAR00004 17.27 11.673 .725 .774

VAR00005 16.84 13.301 .633 .797

VAR00006 17.14 13.300 .523 .818


(23)

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .861

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 300.697

Df 21

Sig. .000

Anti-image Matrices

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007

Anti-image Covariance VAR00001 .497 -.039 -.124 -.122 -.047 -.016 -.218

VAR00002 -.039 .542 -.106 -.119 -.161 -.115 .048

VAR00003 -.124 -.106 .760 -.058 -.056 .042 .029

VAR00004 -.122 -.119 -.058 .456 -.108 -.139 -.033

VAR00005 -.047 -.161 -.056 -.108 .565 -.017 -.082

VAR00006 -.016 -.115 .042 -.139 -.017 .655 -.116

VAR00007 -.218 .048 .029 -.033 -.082 -.116 .625

Anti-image Correlation VAR00001 .840a -.075 -.201 -.257 -.088 -.028 -.391

VAR00002 -.075 .857a -.165 -.239 -.290 -.193 .082

VAR00003 -.201 -.165 .885a -.099 -.086 .060 .042

VAR00004 -.257 -.239 -.099 .867a -.213 -.255 -.062

VAR00005 -.088 -.290 -.086 -.213 .888a -.029 -.138

VAR00006 -.028 -.193 .060 -.255 -.029 .878a -.181

VAR00007 -.391 .082 .042 -.062 -.138 -.181 .818a


(24)

Component Matrixa

Component 1

VAR00001 .783

VAR00002 .751

VAR00003 .568

VAR00004 .827

VAR00005 .756

VAR00006 .672

VAR00007 .657

Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.

Rotated Component Matrixa

a. Only one component was extracted. The solution cannot be rotated.


(25)

b. Afektif

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 123 100.0

Excludeda 0 .0

Total 123 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.505 .500 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00007 16.31 6.609 .413 .366

VAR00008 17.25 12.043 -.428 .738

VAR00009 16.50 6.777 .447 .354

VAR00010 16.55 6.512 .491 .325

VAR00011 16.60 7.176 .369 .400

VAR00012 16.46 7.185 .481 .357


(26)

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .756

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 168.416

Df 15

Sig. .000

Anti-image Matrices

VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012

Anti-image Covariance VAR00007 .684 .076 -.214 -.233 -.005 .029

VAR00008 .076 .811 .109 .039 .089 .083

VAR00009 -.214 .109 .696 -.079 -.039 -.089

VAR00010 -.233 .039 -.079 .676 -.008 -.146

VAR00011 -.005 .089 -.039 -.008 .634 -.297

VAR00012 .029 .083 -.089 -.146 -.297 .565

Anti-image Correlation VAR00007 .723a .102 -.309 -.343 -.008 .046

VAR00008 .102 .876a .145 .053 .124 .123

VAR00009 -.309 .145 .813a -.115 -.059 -.142

VAR00010 -.343 .053 -.115 .781a -.012 -.237

VAR00011 -.008 .124 -.059 -.012 .708a -.496

VAR00012 .046 .123 -.142 -.237 -.496 .704a


(27)

Rotated Component Matrixa

a. Only one component was extracted. The solution cannot be rotated.

Catatan: tidak terdapat item yang gugur

c. Konatif

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 123 100.0

Excludeda 0 .0

Total 123 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.426 .436 6

Component Matrixa

Component

1 2

VAR00007 .640 .576

VAR00008 -.601 .099

VAR00009 .698 .285

VAR00010 .699 .289

VAR00011 .661 -.574

VAR00012 .738 -.449

Extraction Method: Principal Component Analysis.


(28)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00013 15.34 5.325 .512 .179

VAR00014 15.49 5.481 .451 .219

VAR00015 15.52 5.875 .380 .273

VAR00016 15.71 5.455 .492 .198

VAR00017 15.42 5.279 .522 .171

VAR00018 16.10 11.990 -.662 .778

Catatan: tidak ada aitem yang gugur

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .835

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 235.638

df 15

Sig. .000

Anti-image Matrices

VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018

Anti-image Covariance VAR00013 .490 -.042 .054 -.198 -.171 .119

VAR00014 -.042 .743 -.126 -.041 -.146 .053

VAR00015 .054 -.126 .734 -.105 -.091 .130

VAR00016 -.198 -.041 -.105 .512 -.001 .146

VAR00017 -.171 -.146 -.091 -.001 .622 .074


(29)

Anti-image Correlation VAR00013 .791a -.069 .090 -.396 -.310 .231

VAR00014 -.069 .885a -.171 -.067 -.215 .084

VAR00015 .090 -.171 .843a -.172 -.135 .207

VAR00016 -.396 -.067 -.172 .816a -.002 .279

VAR00017 -.310 -.215 -.135 -.002 .847a .127

VAR00018 .231 .084 .207 .279 .127 .858a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Component Matrixa

Component

1

VAR00013 .791

VAR00014 .635

VAR00015 .624

VAR00016 .788

VAR00017 .731

VAR00018 -.793

Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.

Rotated Component Matrixa

a. Only one component was extracted. The solution cannot be rotated.


(30)

2. Dimensi Normatif a. Normative Belife

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 123 100.0

Excludeda 0 .0

Total 123 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.837 .841 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00019 16.32 10.907 .725 .645 .787

VAR00020 16.31 12.100 .470 .264 .841

VAR00021 16.13 11.163 .702 .618 .792

VAR00022 16.54 12.152 .499 .332 .834

VAR00023 16.26 11.342 .763 .645 .783

VAR00024 15.92 12.469 .555 .335 .822


(31)

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .825

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 281.591

df 10

Sig. .000

Anti-image Matrices

VAR00019 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024

Anti-image Covariance VAR00019 .356 -.167 -.021 -.137 -.041

VAR00021 -.167 .387 .036 -.106 -.096

VAR00022 -.021 .036 .756 -.166 -.053

VAR00023 -.137 -.106 -.166 .355 -.084

VAR00024 -.041 -.096 -.053 -.084 .668

Anti-image Correlation VAR00019 .803a -.450 -.040 -.386 -.084

VAR00021 -.450 .812a .066 -.285 -.188

VAR00022 -.040 .066 .833a -.320 -.074

VAR00023 -.386 -.285 -.320 .809a -.173

VAR00024 -.084 -.188 -.074 -.173 .919a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Component Matrixa

Component

1

VAR00019 .871

VAR00021 .853

VAR00022 .585

VAR00023 .888

VAR00024 .716

Extraction Method: Principal Component Analysis.


(32)

Component Matrixa

Component 1

VAR00019 .871

VAR00021 .853

VAR00022 .585

VAR00023 .888

VAR00024 .716

Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.

Rotated Component Matrixa

a. Only one component was extracted. The solution cannot be rotated.


(33)

b. Normative of Comply

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 123 100.0

Excludeda 0 .0

Total 123 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.286 .323 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00025 14.94 4.169 .507 .409 -.016a

VAR00026 15.70 4.212 .294 .482 .101

VAR00027 15.95 4.539 .355 .532 .093

VAR00028 15.29 4.028 .346 .290 .051

VAR00029 16.07 8.134 -.520 .306 .638

VAR00030 16.39 4.814 .104 .111 .269

a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.

Catatan : ada aitem yang gugur, yaitu aitem nomor 28 dan 30 (lihat corrected item total correlation, reliabel bila azwar: >0.3)


(34)

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .726

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 136.111

Df 6

Sig. .000

Anti-image Matrices

VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00029

Anti-image Covariance VAR00025 .784 -.019 -.131 .175

VAR00026 -.019 .524 -.286 .125

VAR00027 -.131 -.286 .495 .108

VAR00029 .175 .125 .108 .703

Anti-image Correlation VAR00025 .808a -.029 -.211 .236

VAR00026 -.029 .681a -.562 .206

VAR00027 -.211 -.562 .679a .182

VAR00029 .236 .206 .182 .815a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Component Matrixa

Component

1

VAR00025 .656

VAR00026 .818

VAR00027 .847

VAR00029 -.746

Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.


(35)

Rotated Component Matrixa

a. Only one component was extracted. The solution cannot be rotated.

Catatan: tidak terdapat item yang gugur

Reliabilitas dan Validitas Self Efficacy a. Dimensi Outcome Expectancy

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 123 100.0

Excludeda 0 .0

Total 123 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items


(36)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 18.09 7.344 .409 .518 .378

VAR00002 18.34 7.899 .441 .550 .385

VAR00003 17.68 7.333 .409 .378 .377

VAR00004 18.46 12.710 -.491 .293 .714

VAR00005 18.78 8.533 .143 .123 .505

VAR00006 17.89 6.620 .618 .518 .274

VAR00007 18.31 7.379 .414 .216 .377

Catatan : ada aitem yang gugur, yaitu aitem nomor 4, 5 dan 7 (lihat corrected item total correlation, reliabel bila azwar: >0.3)

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .658

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 166.826

Df 6

Sig. .000

Anti-image Matrices

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00006

Anti-image Covariance VAR00001 .514 -.284 .078 -.129

VAR00002 -.284 .499 -.034 -.110

VAR00003 .078 -.034 .653 -.304

VAR00006 -.129 -.110 -.304 .492

Anti-image Correlation VAR00001 .647a -.560 .135 -.256

VAR00002 -.560 .688a -.059 -.222

VAR00003 .135 -.059 .596a -.537

VAR00006 -.256 -.222 -.537 .678a


(37)

Component Matrixa

Component

1

VAR00001 .780

VAR00002 .822

VAR00003 .630

VAR00006 .844

Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.

Rotated Component Matrixa

a. Only one component was extracted. The solution cannot be rotated.

Catatan: tidak terdapat item yang gugur

b. Dimensi Efficacy Expectancy Case Processing Summary

N %

Cases Valid 123 100.0

Excludeda 0 .0

Total 123 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.


(38)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.831 .836 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00008 17.68 10.481 .656 .471 .793

VAR00009 17.34 10.686 .634 .451 .798

VAR00010 16.99 11.074 .615 .453 .803

VAR00011 17.59 10.441 .513 .373 .826

VAR00012 17.45 10.479 .633 .459 .798

VAR00013 17.54 10.152 .599 .427 .805

Catatan : tidak ada aitem yang gugur (lihat corrected item total correlation, reliabel bila azwar: >0.3)

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .821

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 263.152

df 15


(39)

Anti-image Matrices

VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013

Anti-image Covariance VAR00008 .529 -.119 -.073 -.026 -.067 -.209

VAR00009 -.119 .549 -.201 -.061 -.088 -.004

VAR00010 -.073 -.201 .547 .040 -.067 -.146

VAR00011 -.026 -.061 .040 .627 -.272 -.061

VAR00012 -.067 -.088 -.067 -.272 .541 -.022

VAR00013 -.209 -.004 -.146 -.061 -.022 .573

Anti-image Correlation VAR00008 .843a -.220 -.136 -.046 -.126 -.380

VAR00009 -.220 .843a -.367 -.103 -.161 -.008

VAR00010 -.136 -.367 .826a .068 -.124 -.261

VAR00011 -.046 -.103 .068 .771a -.467 -.102

VAR00012 -.126 -.161 -.124 -.467 .803a -.040

VAR00013 -.380 -.008 -.261 -.102 -.040 .828a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Rotated Component Matrixa

a. Only one component was extracted. The solution cannot be rotated.

Catatan: tidak terdapat item yang gugur

Component Matrixa

Component 1

VAR00008 .784

VAR00009 .771

VAR00010 .757

VAR00011 .647

VAR00012 .748

VAR00013 .741

Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.


(40)

c. Dimensi Outcome Value Case Processing Summary

N %

Cases Valid 123 100.0

Excludeda 0 .0

Total 123 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.814 .815 7

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00014 20.33 17.027 .409 .218 .814

VAR00015 20.37 16.890 .453 .243 .806

VAR00016 19.83 15.733 .638 .431 .775

VAR00017 20.31 15.805 .607 .438 .780

VAR00018 20.59 16.458 .466 .258 .805

VAR00019 20.19 14.530 .702 .532 .761

VAR00020 19.76 16.301 .613 .425 .781

Catatan : ada aitem yang gugur, yaitu aitem nomor 14, 15, dan 18 (lihat corrected item total correlation, reliabel bila azwar: >0.3)


(41)

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .795

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 168.024

Df 6

Sig. .000

Anti-image Matrices

VAR00016 VAR00017 VAR00019 VAR00020

Anti-image Covariance VAR00016 .617 -.061 -.208 -.109

VAR00017 -.061 .580 -.171 -.183

VAR00019 -.208 -.171 .497 -.138

VAR00020 -.109 -.183 -.138 .581

Anti-image Correlation VAR00016 .809a -.103 -.375 -.182

VAR00017 -.103 .801a -.319 -.315

VAR00019 -.375 -.319 .764a -.257

VAR00020 -.182 -.315 -.257 .813a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Component Matrixa

Component

1

VAR00016 .774

VAR00017 .801

VAR00019 .851

VAR00020 .806

Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.

Rotated Component Matrixa


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I., & Fishbein, M. (1980). Understanding attitudes and predicting behavior. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Ali, M., & Asrori, M. (2009). Psikologi remaja: Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Alma, B. (2011). Kewirausahaan. Jakarta: Alfabeta.

Alwisol. (2007). Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press. As’ad, M. (2004). Psikologi industri. Yogyakarta: Liberty.

Azwar, S. (2005). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2007). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Badan Pusat Statistik (2013). Penduduk menurut wilayah dan agama yang dianut: Sensus penduduk 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Bandura, A. (1986). Social foundations of thought and action. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall.

Bandura, A. (1997). Self-efficacy: the exercise of control. New York: W. H. Freeman and Company.

Bank Indonesia. (2012). Laporan perekonomian Indonesia. (2012). Jakarta: Bank Indonesia. Banu, B. (2009). Pengembangan jiwa kewirausahaan di kalangan dosen dan mahasiswa.

Jurnal Ekonomi Bisnis, 14(2), 100-122.

Baron, R. A., & Byrne, D. (2000). Social psychology.(9th ed.). USA: Allyn & Bacon. Baron, R. A., & Byrne, D. (2004). Psikologi sosial.(Jilid I). Jakarta: Erlangga.

Buchari, A. (2007). Manajemen pemasaran & pemasaran jasa. Bandung: CV. Alfabeta. Chaplin, J.P. (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Darpujiyanto. (2010). Pembelajaran yang menumbuhkan minat mahasiswa berwirausaha.

Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA, 5(1), 22-30.

Datania, V., dkk. (2010). Hubungan antara minat berwirausaha dan kreativitas wirausaha dengan pelaku wirausaha. Jurnal Ekonomi, 1-11.


(43)

Fuadi, I. F., dkk. (2009). Hubungan minat berwirausaha dengan prestasi praktik kerja industri siswa kelas XII Teknik Otomotif SMK Negri 1 Adiwerna Kabupaten Tegal. Jurnal PTM. 9(2), 92-98.

Guilford, J. P. (1971). The nature of human intelligence. London: McGraw-Hill. Hadi, S. (2000). Metodologi research.(Jilid 1-4). Yogyakarta: Penerbit Andi.

Hadiyati, E. (2011). Kreativitas dan inovasi berpengaruh terhadap kewirausahaan usaha kecil.

Jurnal Manajemen dan Kewirausaan, 13(1), 8-15.

Hapsa, R., & Savira, S. (2013). Hubungan antara self-efficacy dan kreativitas dengan minat berwirausaha. Jurnal Psikologi, 2(2), 1-5.

Hasan, E. F. (2013). Korelasi kemampuan perbaikan dan perawatan sepeda motor dan kreativitas terhadap minat berwirausaha di bidang perbengkelan pada siswa kelas X program teknik kendaraan ringan SMK Dian Kirana 1 Sragen tahun pelajaran 2011- 2012. Jurnal Teknologi Pendidikan, 1(2), 214-225.

Hendro. (2011). Dasar-dasar kewirausahaan. Penerbit: Erlangga.

Hurlock, E. B. (1997). Psikologi perkembangan suatu pendekatan rentang kehidupan. (Jilid 5). Penerbit: Erlangga.

Hutahean, E. B. (1999). Kontribusi pribadi kreatif dan iklim organisasi terhadap kinerja: Sebuah studi empiris di dunia pendidikan tinggi. Seminar Nasional PESAT, Universitas Gunadarma, Jakarta.

Indarti, N., & Langenberg. M. (2008). Factors affecting business success among SMEs : Empirical evidences from Indonesia. In The second bi-annual European Summer University 2004, University of Twente, Enschede, The Netherlands. September, 19-21st, 2004 (pp. 1–15).

Indarti, N., & Rostiani, R. (2008). Intensi kewirausahaan mahasiswa: studi perbandingan antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia,

23(4), 1-27.

Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1995 tentang gerakan nasional memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan. (1994). Jakarta: Instruksi Presiden.

Karimi, S., dkk. (2010). Entrepreneurship education in Iranian higher education: The current state and challenges. European Journal of Scientific Research. 48(1), 35-50.

Komandyahrini E., & Akbar, R. (2008). Hubungan self-efficacy dan kematangan dalam memilih karir siswa program percepatan belajar (Penelitian Pada SMAN 81 dan SMAN Lab School Jakarta). Jurnal Keberbakatan & Kreativitas, 2(1), 119-133. Lee, S.H., & Wong, P.K. (2004). An exploratory study of technopreneurial intentions: A


(44)

Liyan, Z. (2009). Entrepreneurship education within India’s higher education system. Journal Psychology, 48(1), 1-15.

Meredith, G. G. (2002). Kewirausahaan: teori dan praktek. Jakarta: Pustaka Binawan Prasindo.

Mulyadi, S. (2004). Bermain dan kreativitas. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.

Munandar, U. (1988). Kreativitas sepanjang masa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Munandar, U. (1999). Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Munandar, U. (2000). Kreativitas dan keterbakatan: strategi mewujudkan potensi kreatif dan bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Munandar, U. (2012). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Lusiana, L., & Juanda. (2016). Hubungan pengetahuan kewirausahaan dan hasil belajar konstruksi kayu dengan minat kewirausahaan siswa kelas XI program keahlian teknik konstruksi kayu SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. Jurnal Education Building, 2(1), 70-76.

Purwanto, N. (2006). Psikologi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan. (2010). Jakarta: Peraturan Pemerintah.

Pinayani, A. (2006). Prospek masa depan kewirausahaan di Indonesia (peranan perguruan tinggi dalam membina program pengembangan budaya kewirausahaan dan membangun tumbuhnya pewirausaha yang mempunyai keunggulan bersaing Universitas Pendidikan Indonesia. Jurnal Ekonomi, 1(1), 1-11.

Prakoso, H. (1995). Analisis matriks “multi-multimethod”: validitas konstruk tes kreatifitas verbal. Jurnal Psikologi, Tahun XXI. No. 1.

Riyanti, P. D. (2003). Kewirausahaan dari sudut pandang psikologi kepribadian. Jakarta: PT Grasindo.

Rumawouw, G. J. (2010). Praktek wirausaha bagi mahasiswa dalam meningkatkan ekonomi. Peran LPTK dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia, Seminar Internasional APTEKINDO.

Salamzadeh, A., dkk. (2013). Social entrepreneurship education in higher education: Insight from a developing country. Journal Entrepreneurship and Small Business. 20(1), 17-34.


(45)

Indrawati, E., & Saputri, M. (2011). Hubungan antara dukungan sosial dengan depresi pada lanjut usia yang tinggal di Panti Wredha Wening Wardoyo Jawa Tengah. Jurnal Psikologi Undip, 9(1), 1-8.

Sarwono, S. S. (2002). Psikologi sosial. Jakarta: Balai Pustaka.

Schultz, D., & Schultz, S. E. (1994). Theories of personality. (5th ed.). California: Brooks/Cole.

Slameto. (2010). Belajar danfaktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: PT Grasindo.

Stajkovic, A. D., & Luthans, F. (1998). Self-efficacy and work-related performance: a meta-analysis. In Psychology Bulletin, 124: 240-261. California: University of California, Irvine.

Sugiarto, M. (2014). Hubungan antara kreativitas berwirausaha dengan minat berwirausaha perbengkelan otomotif pada mahasiswa paket keahlian otomotif. (Tesis). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, S. (2011). Metodologi penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suryana. (2003). Kewirausahaan, pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses. Jakarta: PT. Salemba Empat.

Suryana. (2006). Kewirausahaan, pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses. (Jilid 3). Jakarta: PT. Salemba Empat.

Susilaningsih. (2015). Pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi: pentingkah untuk semua profesik?. Jurnal Economia, 11(1), 1-9.

Syukri, M. R., & Zulkarnain (2005). Asertivitas dan kreativitas pada karyawan yang bekerja di multilevel marketing. Jurnal Psikologia, 1(2), 52-59.

Thurow, L. C. (1999). Building wealth: the new rules of individuals, companies, and nations in a knowledge based economy. New York: Harper Collins Publishers, Inc.

Torrance, E. P. (1974). Norm-technical manual torrance test of creative thinking. Lexington: Ginn and Company.

Walgito, B. (2004). Pengantar psikologi umum. Andi: Yogyakarta.

Wijayanto, A. (2013). Pengaruh karakteristik wirausaha terhadap tingkat keberhasilan usaha: Studi pada sentra usaha kecil pengasapan ikan di Krobokan Semarang. Draft Karya Ilmiah, UNDIP.


(46)

Winkel,W. S. (2004). Bimbingan dan konseling di institut pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Wong, P., dkk. (2007). Towards an “entrepreneurial university” model to support knowledge-based economic development: the case of the National University of Singapore World Development. Journal Economic, 35(6), 941–958.

Woolfolk, A. E. (1993). Educational psychology. (4th ed.). Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Wulandari, S. (2013). Pengaruh efikasi diri terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XII di SMK Negeri 1 Surabaya. Jurnal Pendidikan Tata Niaga, 1(1), 1-20.

Zulkarnain. (2002). Hubungan kontrol diri dengan kreatifitas pekerja. Medan: USU Digital Library.


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel

Penelitian ini melibatkan 3 variabel yaitu :

1. Variabel tergantung : Intensi Berwirausaha (Y) 2. Variabel bebas : Self-Efficacy ( )

Kreatifitas ( )

B. Definisi Operasional Variabel 1. Intensi Berwirausaha

Pada penelitian ini yang dimaksud dengan intensi berwirausaha adalah niat yang dimiliki individu untuk memutuskan berwirausaha baik saat masa kuliah, maupun setelah sarjana, sehingga wirausaha merupakan karir bagi individu tersebut.

Intensi berwirausaha akan diukur dengan skala berdasarkan pada faktor determinan intensi berwirausaha, yaitu sikap terhadap perilaku (aspek personal) dan norma subyektif (aspek normatif). Aspek personal akan diukur dengan indikator kognitif, afektif, dan konatif. Sedangkan aspek normatif akan diukur dengan indikator normative beliefs dan motivations to comply. Normative beliefs adalah keyakinan individu bahwa orang lain mengharapkan seorang individu untuk bertindak atau berperilaku tertentu dan motivations to comply adalah kecenderungan individu untuk menampilkan apa yang menjadi keinginan dan pengharapan orang lain.


(48)

Skor total merupakan petunjuk tinggi rendahnya intensi berwirausaha yang dimiliki oleh seseorang. Semakin tinggi skor yang dicapai seseorang berarti semakin tinggi intensi berwirausaha individu tersebut, begitu sebaliknya.

2. Self-Efficacy

Pada penelitian ini yang dimaksud dengan self-efficacy adalah keyakinan yang ada dalam diri seseorang bahwa individu tersebut memiliki keyakinan kuat untuk berwirausaha sehingga dapat mencapai keberhasilan dalam berwirausaha seperti yang diharapkan.

Self-efficacy diukur dengan skala berdasarkan aspek-aspek yang mendukung self-efficacy antara lain outcome expectancy, efficacy expectancy, dan outcome value. Outcome expectancy, yaitu suatu perkiraan atau kemungkinan bahwa tingkah laku atau tindakan tertentu akan menyebabkan akibat yang khusus. Aspek outcome expectancy akan diukur dengan menggunakan dua indikator yaitu perkiraan hasil yang akan dicapai dan pengharapan yang realistis. Efficacy expectancy merupakan suatu keyakinan bahwa seseorang akan berhasil dalam bertindak sesuai dengan hasil yang diharapkan. Indikator dari aspek efficacy expectancy yaitu keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki. Sedangkan outcome value

merupakan nilai yang mempunyai arti konsekuensi-konsekuensi yang akan terjadi bila suatu perilaku dilakukan oleh individu. Outcome value diukur dengan indikator yaitu konsekuensi dari suatu perilaku.

Skor total merupakan petunjuk tinggi rendahnya self-efficacy yang dimiliki oleh seseorang. Semakin tinggi skor yang dicapai seseorang berarti semakin tinggi self-efficacy


(49)

3. Kreatifitas

Adalah kemampuan seseorang untuk berfikir dan menciptakan sebuah pemikiran baru yang original, mampu untuk menyelesaikan masalah dengan metode baru yang tidak konvensional dan bisa mengembangkan ide-ide uniknya tersebut. Variabel ini akan diukur dengan menggunakan alat tes kreatifitas yang mengacu pada indikator yang dikemukakan oleh Guilford yaitu fluency, originality, flexibility, dan elaboration.

Kreatifitas seseorang dapat dilihat melalui tinggi rendahnya hasil skor tes kreatifitas. Semakin tinggi nilai individu pada alat tes kreatifitas, maka semakin tinggi kreatifitas seseorang, dan sebaliknya semakin rendah nilai individu pada tes kreatifitas, maka individu tersebut memiliki kreatifitas yang rendah.

C. Subjek Penelitian

Dalam setiap penelitian yang dilakukan, masalah populasi dan sampel yang digunakan merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Populasi adalah seluruh objek yang dimaksud untuk diteliti. Populasi dapat didefinisikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Akan tetapi mengingat peneliti mampu menjangkau seluruh populasi, maka peneliti menjadikan populasi sebagai subjek penelitian.

Keseluruhan populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 123 orang, mereka merupakan mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah Kewirausahaan di Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara. Alasan peneliti memilih subjek ini karena salah satu faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha adalah faktor demografi dan faktor lingkungan, dimana pada keduanya ada unsur informasi dan latar belakang pendidikan sebagai hal yang meningkatkan intensi berwirausah pada individu.


(50)

Karena penelitian ini memungkinkan untuk diteliti secara keseluruhan. Maka dari itu, peneliti dalam hal ini menggunakan keseluruhan populasi sebagai subjek penelitiannya. Adapun kriteria populasi yang digunakan adalah :

a. Berstatus mahasiswa aktif

b. Sedang mengambil mata kuliah Kewirausahaan

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah skala dan alat tes.

Skala Psikologi

Skala adalah suatu prosedur pengambilan data yang merupakan suatu alat ukur aspek afektif yang merupakan konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu (Azwar, 2005).

Menurut Azwar (2005) karakteristik dari skala psikologi yaitu: (a) stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan; (b) dikarenakan atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem, maka skala psikologi selalu banyak berisi aitem-aitem; (c) respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau salah. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh- sungguh.

Ada beberapa model penskalaan yang sering digunakan. Model skala yang digunakan dalam penelitin ini adalah model Likert untuk skala intensi berwirausaha dan self-efficacy. Prosedur penskalaan model Likert ini didasari oleh dua asumsi (Azwar, 2005) :


(51)

a. Setiap pernyataan yang ditulis dapat disepakati sebagai pernyataan yang mendukung (favorable) atau pernyataan yang tidak mendukung (unfavorable).

b. Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negatif.

Selain itu metode skala psikologis digunakan dalam penelitian atas dasar pertimbangan:

a. Metode skala psikologis merupakan metode yang praktis.

b. Dalam waktu yang relatif singkat dapat dikumpulkan data yang banyak.

c. Metode skala psikologis merupakan metode yang dapat menghemat tenaga dan ekonomis.

Data dikumpulkan melalui alat ukur angket yang diadaptasi dari skala pengukuran yang telah dikembangkan dan digunakan sebelumnya dalam berbagai penelitian untuk variabel penelitian yang sama. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen self-report.

Tes Pengukuran Kreatifitas Figural

Khusus untuk pengukuran kreatifitas, peneliti menggunakan alat tes pengukuran kreatifitas figural yang dikemukakan oleh Guilford (1971) yang meliputi : fluency, flexibility, originality, dan elaboration. Tes ini merupakan bagian dari Torrance Test of Creative Thinking (TTOCT) yang disusun oleh Torrance tahun 1966.

Maka dari itu, penelitian ini akan menggunakan dua skala dan satu alat tes, yaitu skala intensi berwirausaha, skala self-efficacy dan Tes Pengukuran Kreatifitas Figural.


(52)

1. Skala Intensi Berwirausaha

Skala ini digunakan untuk mengukur variabel intensi berwirausaha. Skala ini diukur dengan menggunakan dua aspek intensi berwirausaha diantaranya, aspek personal dan aspek normatif (Fishbein dan Ajzen, 1980).

Setiap aspek atau dimensi di atas akan diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan

favorable dan unfavorable, dimana subjek diberikan lima alternatif pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk aitem favorable, pilihan SS = 5, pilihan S = 4, N = 3, TS = 2, dan pilihan STS = 1. Sedangkan untuk aitem yang unfavorable pilihan SS = 1, pilihan S = 2, N = 3, TS = 4 dan STS = 5. Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor jawaban maka semakin tinggi intensi seseorang untuk berwirausaha.

Berikut ini adalah blueprint yang menyajikan distribusi aitem-aitem skala intensitas berwirausaha.

Tabel 3.1 Distribusi Aitem Skala Intensi Berwirausaha Sebelum Uji Coba

Aspek Aitem Jumlah

Favorable Unfavorable

Personal Kognitif 1, 3, 5 2, 4, 6 6

Afektif 7, 8, 10 9, 11, 12 6

Konatif 13, 15, 16 14, 17, 18 6

Normatif Normative belief 19, 21, 23 20, 22, 24 6

Motivation to comply 26, 27, 29 25, 28, 30 6

Jumlah 15 15 30

2. Skala Self-Efficacy

Skala ini digunakan untuk mengukur variable self-efficacy dengan mengadaptasi dari penelitian-penelitian terdahulu dengan melakukan beberapa penyesuaian. Skala ini


(53)

menggunakan dimensi self-efficacy yang dikemukakan oleh Bandura (Smet, 1994), berdasarkan tiga aspek yakni outcome expectancy, efficacy expectancy, dan outcome value.

Model skala self-efficacy ini menggunakan Likert. Aitem terdiri dari pernyataan dengan pilihan lima alternatif yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk aitem favorable, pilihan SS = 5, pilihan S = 4, N = 3, TS = 2, dan pilihan STS = 1. Sedangkan untuk aitem yang unfavorable pilihan SS = 1, pilihan S = 2, N = 3, TS = 4 dan STS = 5.

Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor jawaban maka subjek semakin yakin untuk memutuskan berwirausaha dan sebaliknya skor self-efficacy yang rendah menggambarkan bahwa subjek tidak yakin untuk menjadi wirausaha.

Berikut ini adalah blueprint yang menyajikan distribusi aitem-aitem skala self-efficacy.

Tabel 3.2 Distribusi Aitem Skala Self-Efficacy Sebelum Uji Coba

Aspek Aitem Jumlah

Favorable Unfavorable

Outcome Expectancy 1, 2, 4, 7 3, 5, 6 7

Efficacy Expectancy 8, 10, 12 9, 11, 13, 14 7

Outcome Value 15, 16, 18 17, 19, 20 6

Jumlah 10 10 20

3. Tes Kreatifitas

Pada skala kreatifitas, peneliti menggunakan Tes Pengukuran Kreatifitas Figural. Pengukuran kreatifitas mengacu pada aspek-aspek kreatifitas yang dikemukakan oleh Guilford (1971) yang meliputi : fleuncy, flexibility, originality, dan elaboration. Alat tes kreatifitas yang mengacu pada indikator yang dikemukakan oleh Guilford salah satunya


(54)

adalah Tes Kreatifitas Figural Tipe B. tes ini merupakan bagian dari Torrance Test of Creative Thinking (TTOCT) yang disusun oleh Torrance tahun 1966 (Torrance, 1974).

Form B ini terdiri dari 3 (tiga) subtes, yaitu : (1) Picture Construction, (2) Picture Completion, dan (3) Circles. Mengingat bahwa ketiga subtes mengukur hal yang sama, maka hanya digunakan hanya satu subtes saja. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah subtes

Circles, dengan stimulus berupa lingkaran. Tes lingkaran ini mempunyai materi stimulus yang terdiri dari 65 lingkaran dengan diameter 2 cm. dalam hal ini subyek penelitian diminta untuk membuat beberapa gambar atau obyek yang berbeda dengan menggunakan lingkaran sebagai stimulus. Lingkaran dipakai sebagai bagian gambar dan bukan hanya berfungsi sebagai frame.

Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan membuat berbagai asosiasi dari suatu stimulus. Sebelum melakukan penilaian yang harus diperhatikan yaitu melakukan pemeriksaan mengenai pengulangan dan relevansi respon subyek. Pengulangan dan respon yang tidak relevan tidak akan disertakan dalam penilaian, respon yang relevan didefinisikan sebagai satu kesatuan dan lingkaran digunakan sebagai kerangka gambar.

Realibilitas alat tes figural ini berkisar 0.86 – 0.98, sesuai dengan penelitian yang dilakukan Prakoso (1995). Validitas tes kreatifitas terbukti pada penelitian yang dilakukan oleh Adiyati (Zulkarnain, 1997) dengan menggunakan subtes circles diperoleh koefisien validitas antara nilai keempat faktor tersebut berkisar antara rxy = 0.62 sampai 0.67 pada taraf signifikan p < 0.01.


(55)

Pedoman penilaian masing-masing aspek kreatifitas antara lain aspek kelancaran, orisinalitas, elaborasi dan fleksibilitas adalah sebagai berikut. Munandar, dkk (1999) :

1. Skor Fluency (Kelancaran)

Penilaian aspek kelancaran didasarkan pada kuantitas gambar yang relevan yang dapat dihasilkan individu dalam waktu sepuluh menit, bukan didasarkan pada kualitas gambar. Respon tidak mendapat nilai jika gambar merupakan pengulangan dan tidak relevan.

2. Skor Originality (Orisinalitas)

Norma yang dikemukakan oleh Torrance (Syukri dan Zulkarnain, 2005) bahwa jawaban yang diberikan oleh 9 persen atau lebih sampel, maka subjek mendapat skor 0. Jawaban yang diberikan oleh 5 persen dari sampel, maka subjek mendapat skor 1. Jawaban yang diberikan oleh 2 persen sampai 5 persen dari sampel subjek mendapat skor 2, sedangkan jawaban yang diberikan oleh sampel yang kurang dari 2 persen, maka subjek mendapat nilai 3. Pemberian nilai tambahan orisinal diberikan apabila subjek menggabungkan beberapa kemungkinan, adapun ketentuan penilaiannya adalah :

1) 2 lingkaran = dinilai 2

2) 3 sampai 5 = dinilai 5

3) 6 sampai 10 = dinilai 10

4) 11 sampai 15 = dinilai 15


(56)

3. Skor Flexibility (Keluwesan)

Skor keluwesan diperoleh dengan cara menghitung jumlah kategori yang berbeda dan diperoleh berdasarkan klarifikasi jawaban. Jika ada jawaban yang tidak dapat diklarifikasikan dalam salah satu kategori yang telah disusun maka dapat membuat kategori baru.

4. Skor Elaboration (Perincian)

Skor perincian didasarkan pada penambahan detail yang diberikan pad aide minimum dasar, setelah tiap-tiap aspek memperoleh nilai kasar, kemudian dari keempat nilai tersebut dijumlahkan sehingga memperoleh nilai total tes kreatifitas untuk masing-masing subyek dengan rumus :

Xt = F1 + F2 + O + BO + E

Keterangan :

Xt = Nilai total kreatifitas figural masing-masing subyek

F1 = Fluency (kelancaran) F2 = Flexibility (keluwesan) O = Originality (keaslian) BO = Bonus originality


(57)

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas Alat Ukur

Hadi (2000) menyatakan bahwa validitas adalah seberapa jauh alat ukur dapat mengungkap dengan benar gejala atau sebagian gejala yang hendak diukur. Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Validitas alat ukur dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan content validity

dan construct validity.

Content validity merupakan validitas yang menggunakan langkah telaah dan revisi aitem pernyataan berdasarkan dari pendapat professional (menggunakan professional judgement) (Suryabrata, 2011).

Setelah melakukan uji validitas isi, dilakukan uji daya beda. Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut yang akan diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi alat ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes. Atau dengan kata lain, memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan (Azwar, 2000).

Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dapat dilakukan dengan menggunakan formula koefisien korelasi Pearson Product Moment (Azwar, 2000). Uji daya beda aitem ini akan dilakukan pada alat ukur yang dalam penelitian ini adalah skala

self-efficacy, kreatifitas, dan intensi berwirausaha.

Dalam penelitian ini, validitas alat ukur yang digunakan yaitu construct validity


(58)

aitem yang dimaksudkan untuk mengukur faktor-faktor tertentu telah benar-benar dapat memenuhi fungsinya mengukur faktor-faktor yang dimaksudkan (Hadi, 2000).

Uji analisis faktor dimulai dengan melihat nilai Kaiser Mayer Olkin (KMO) yaitu mengukur apakah sampel sudah cukup memadai. Menurut Field (2009), statistik KMO memiliki variasi nilai antara 0 hingga 1. Nilai 0 mengindikasikan jumlah korelasi parsial yang relatif besar untuk jumlah korelasi dan pola kolerasi yang menyebar. Sementara itu, nilai yang mendekati 1 mengindikasikan adanya pola korelasi yang relatif kompak sehingga analisis faktor menghasilkan reliable. Nilai KMO > 0,5 merupakan nilai acuan bahwa sampel sudah cukup memadai (Field, 2009). Kriteria untuk nilai KMO yaitu sebagai berikut (Field, 2009) :

a. Nilai KMO antara 0,5- 0,7 berarti cukup baik b. Nilai KMO antara 0,7-0,8 berarti baik

c. Nilai KMO antara 0.8-0.9 berarti memuaskan d. Nilai KMO diatas 0.9 berarti sangat memuaskan

Setelah itu, nilai yang dilihat adalah nilai Measure of Sampling Adequency (MSA) dengan cara membandingkan nilai koefisien yang diamati dengan nilai koefisien korelasi parsialnya. Menurut Santoso (2002) nilai MSA berkisar antara 0 hingga 1 dengan kriteria yang digunakan untuk interpretasi sebagai berikut:

a. Nilai MSA = 1 berarti variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lainnya.

b. Nilai MSA > 0.5 berarti variabel tersebut masih dapat diprediksi dan dianalisis lebih lanjut.

c. Nilai MSA < 0.5 atau mendekati 0 berarti variabel tersebut tidak dapat dianalisis lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya.


(59)

Validitas yang kemudian dilihat adalah construct validity yang dilihat berdasarkan nilai bobot faktor (loading factor) yang menunjukkan besarnya korelasi antara variabel awal dengan faktor yang terbentuk. Korelasi validitas yang baik memiliki nilai faktor loading lebih besar dari 0.5 (Santoso, 2002).

2. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya (Azwar, 2000). Dari sejumlah aitem yang terpilih memiliki daya beda aitem yang tinggi dilakukan komputasi untuk memperoleh koefisien reliabilitas. Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indikator konsistensi aitem-aitem tes dalam menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama.

Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan Internal Consistency yang mana prosedurnya hanya memerlukan satu kali penggunaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi (Azwar, 2000). Teknik yang digunakan adalah teknik koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Penghitungan daya beda aitem dan koefisien reliabilitas dalam uji coba ini dilkukan dengan menggunakan program SPSS version 17.0 for Windows.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Tujuan dilakukan uji coba alat ukur adalah untuk melihat seberapa jauh alat ukur dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur dan seberapa jauh alat ukur menunjukkan kecermatan pengukuran (Azwar, 2005).

Penyebaran skala dilakukan pada tanggal 5 Desember 2016. Uji coba alat ukur dilakukan terhadap 123 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Peneliti memberikan dua skala yaitu self-efficacy dan intensi berwirausaha, serta satu alat tes


(60)

kreatifitas. Skala kemudian akan dilakukan uji reliabilitas, validitas, dan daya beda aitem dengan menggunakan bantuan program SPSS Version 19.0 for Windows. Berikut hasil uji coba untuk setiap skala penelitian.

1. Skala Intensi Berwirausaha

Skala intensi berwirausaha mahasiswa terdiri dari 30 aitem dan terdiri dari dua dimensi yakni personal (kognitif, afektif, dan konatif) dan normatif (normative bilief dan

motivation to comply). Berikut akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk tiap-tiap dimensi :

a. Dimensi Kognitif

Pada dimensi kognitif yang terdiri dari 6 aitem, tidak terdapat aitem yang gugur (memiliki daya beda lebih besar dari 0.3). Hasil uji daya beda aitem ini menggunakan batasan rix ≥ 0.30. Koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0.454 sampai 0.725 Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan cronbach alpha diperoleh hasil rxx = 0.830. Hal ini berarti reliabilitas tinggi.

Selanjutnya dilakukan analisis faktor, hasil analisis menunjukkan dari 6 aitem, tidak terdapat aitem yang gugur (nilai faktor loading di atas 0.5). Analisis ini memiliki nilai KMO sebesar 0.861 dan nilai MSA yang bergerak dari 0.818 hingga 0.888. Sementara nilai faktor loading bergerak dari 0.568 hingga 0.827 pada aitem nomor 1, 3, 5, 2, 4, dan 6.

b. Dimensi Afektif

Pada dimensi afektif yang terdiri dari 6 aitem, tidak terdapat aitem yang gugur (memiliki daya beda lebih besar dari 0.3). Hasil uji daya beda aitem ini menggunakan batasan rix ≥ 0.30. Koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0.369 sampai 0.491 Hasil


(61)

uji reliabilitas dengan menggunakan cronbach alpha diperoleh hasil rxx = 0.505. Hal ini berarti reliabilitas tinggi.

Selanjutnya dilakukan analisis faktor, hasil analisis menunjukkan dari 6 aitem, tidak terdapat aitem yang gugur (nilai faktor loading di atas 0.5). Analisis ini memiliki nilai KMO sebesar 0.756. dan nilai MSA yang bergerak dari 0.704 hingga 0.876. Sementara nilai faktor loading bergerak dari 0.099 hingga 0.576 pada aitem nomor 7, 8, 10, 9, 11, dan 12.

c. Dimensi Konatif

Pada dimensi afektif yang terdiri dari 6 aitem, tidak terdapat aitem yang gugur (memiliki daya beda lebih besar dari 0,3). Hasil uji daya beda aitem ini menggunakan batasan rix ≥ 0.30. Koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0.380 sampai 0.662. Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan cronbach alpha diperoleh hasil rxx = 0.426. Hal ini berarti reliabilitas tinggi.

Selanjutnya dilakukan analisis faktor, hasil analisis menunjukkan dari 6 aitem, tidak terdapat aitem yang gugur (nilai faktor loading di atas 0.5). Analisis ini memiliki nilai KMO sebesar 0.835 dan nilai MSA yang bergerak dari 0.791 hingga 0.885. Sementara nilai faktor loading bergerak dari 0.624 hingga 0.793 pada aitem nomor 13, 15, 16, 14, 17, dan 18.

d. Dimensi Normative Belief

Pada dimensi afektif yang terdiri dari 6 aitem, terdapat aitem yang gugur (memiliki daya beda lebih kecil dari 0.3), yaitu aitem 20. Hasil uji daya beda aitem ini menggunakan batasan rix ≥ 0.30. Koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0.264 sampai 0.645. Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan cronbach alpha diperoleh hasil


(62)

Selanjutnya dilakukan analisis faktor, hasil analisis menunjukkan dari 6 aitem, terdapat 1 aitem yang gugur (nilai faktor loading di atas 0.5). Analisis ini memiliki nilai KMO sebesar 0.825 dan nilai MSA yang bergerak dari 0.803 hingga 0.919. Sementara nilai faktor loading bergerak dari 0.585 hingga 0.888 pada aitem nomor 19, 21, 23, 22, dan 24.

e. Dimensi Motivation to Comply

Pada dimensi afektif yang terdiri dari 6 aitem, terdapat aitem yang gugur (memiliki daya beda lebih kecil dari 0.3), yaitu aitem 28. Hasil uji daya beda aitem ini menggunakan batasan rix ≥ 0.30. Koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0.111 sampai 0.532. Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan cronbach alpha diperoleh hasil

rxx = 0.286.Haliniberarti reliabilitas tinggi.

Selanjutnya dilakukan analisis faktor, hasil analisis menunjukkan dari 6 aitem, terdapat 1 aitem yang gugur (nilai faktor loading di atas 0.5). Analisis ini memiliki nilai KMO sebesar 0.726 dan nilai MSA yang bergerak dari 0.679 hingga 0.815. Sementara nilai faktor loading bergerak dari 0.656 hingga 0.847 pada aitem nomor 26, 27, 29, 25, dan 30.

Tabel 3.3 Distribusi Aitem Skala Intensi Berwirausaha Setelah Uji Coba

Aspek Aitem Jumlah

Favorable Unfavorable

Personal Kognitif 1, 3, 5 2, 4, 6 6

Afektif 7, 8, 10 9, 11, 12 6

Konatif 13, 15, 16 14, 17, 18 6

Normatif Normative belief 19, 21, 23 22, 24 5

Motivation to comply 26, 27, 29 25, 30 5


(63)

2. Skala Self-Efficacy

Skala self-efficacy mahasiswa terdiri dari 20 aitem dan terdiri dari tiga dimensi yakni

outcome expectancy, efficacy expectancy, dan outcome value. Berikut akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk tiap-tiap dimensi :

a. Dimensi Outcome Expectancy

Pada dimensi afektif yang terdiri dari 7 aitem, terdapat aitem yang gugur (memiliki daya beda lebih kecil dari 0.3) yaitu aitem 4, 7, dan 5. Hasil uji daya beda aitem ini menggunakan batasan rix ≥ 0.30. Koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0.123 sampai 0.550. Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan cronbach alpha diperoleh hasil

rxx = 0.498.Haliniberarti reliabilitas tinggi.

Selanjutnya dilakukan analisis faktor, hasil analisis menunjukkan dari 7 aitem, terdapat aitem yang gugur (nilai faktor loading di atas 0.5). Analisis ini memiliki nilai KMO sebesar 0.658 dan nilai MSA yang bergerak dari 0.596 hingga 0.688. Sementara nilai faktor loading bergerak dari 0.630 hingga 0.844 pada aitem nomor 1, 2, 3, dan 6.

b. Dimensi Efficacy Expectancy

Pada dimensi afektif yang terdiri dari 7 aitem, terdapat aitem yang gugur (memiliki daya beda lebih kecil dari 0.3) yaitu aitem14. Hasil uji daya beda aitem ini menggunakan batasan rix ≥ 0.30. Koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0.373 sampai 0.471 Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan cronbach alpha diperoleh hasil rxx = 0.831. Hal ini berarti reliabilitas tinggi.

Selanjutnya dilakukan analisis faktor, hasil analisis menunjukkan dari 7 aitem, terdapat aitem yang gugur (nilai faktor loading di atas 0.5), yaitu aitem 14. Analisis ini memiliki nilai KMO sebesar 0.821 dan nilai MSA yang bergerak dari 0.771 hingga 0.843. Sementara nilai faktor loading bergerak dari 0.647 hingga 0.784 pada aitem nomor 8, 10, 12, 9, 11, dan 13.


(64)

c. Dimensi Outcome Value

Pada dimensi afektif yang terdiri dari 6 aitem, terdapat aitem yang gugur (memiliki daya beda lebih kecil dari 0.3) yaitu aitem 15 dan 18. Hasil uji daya beda aitem ini menggunakan batasan rix ≥ 0.30. Koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0.218 sampai 0.532. Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan cronbach alpha diperoleh hasil

rxx = 0.814.Haliniberarti reliabilitas tinggi.

Selanjutnya dilakukan analisis faktor, hasil analisis menunjukkan dari 6 aitem, terdapat aitem yang gugur (nilai faktor loading di atas 0.5). Analisis ini memiliki nilai KMO sebesar 0.795 dan nilai MSA yang bergerak dari 0.764 hingga 0.813. Sementara nilai faktor loading bergerak dari 0.774 hingga 0.851 pada aitem nomor 16, 17, 19, dan 20.

Tabel 3.4 Distribusi Aitem Skala Self-Efficacy Setelah Uji Coba

Aspek Aitem Jumlah

Favorable Unfavorable

Outcome Expectancy 1, 2 3, 6 4

Efficacy Expectancy 8, 10, 12 9, 11, 13 6

Outcome Value 16 17, 19, 20 4

Jumlah 6 8 14

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga tahap. Ketiga tahap tersebut terdiri dari (1) Tahap persiapan penelitian, (2) Tahap pelaksanaan penelitian, dan (3) Tahap pengolahan data.

1. Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap ini, peneliti akan membuat konstruksi alat ukur berupa skala untuk mengukur intensi berwirausaha, self-efficacy dan kreatifitas. Penyusunan skala ini dimulai dengan membuat blueprint aitem-aitem yang ingin diberikan. Skala intensi berwirausaha terdiri dari 30 aitem, skala self-efficacy terdiri dari 20 aitem, dan tes kreatifitas menggunakan


(65)

Torrance Test. Setiap skala memiliki 5 alternatif pilihan jawaban. Skala akan diprint pada kertas berukuran A4 dan berbentuk booklet.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini, peneliti akan mengambil data yang sebenarnya. Alat ukur akan diberikan kepada subjek penelitian, menjelaskan tujuan dari pengisian skala, dan menjelaskan cara pengisian skala. Di akhir pengisian skala, peneliti memberikan reward kepada subjek penelitian sebagai bentuk apresiasi telah berpartisipasi di dalam penelitian.

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah skala yang terisi oleh subjek penelitian terkumpul, maka tahapan selanjutnya adalah mengolah data yang diperoleh dengan menggunakan metode statistik. Pengolahan data-data ini akan menggunakan bantuan program aplikasi komputer SPSS 19.0 for windows.

H. Metode Analisis Data

Dalam Azwar (2005), pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisa statistika, yaitu teknik regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS Versi 17.0 for Windows Sebelum pengujian hipotesis, dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu yang juga dengan bantuan SPSS version 17.0 for Windows, yaitu :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian variabel terdistribusi secara normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji skewness

dan kurtosis dengan bantuan SPSS version 17.0 for Windows.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas merupakan suatu upaya untuk memenuhi salah satu asumsi analisis regresi linear yang mensyaratkan adanya hubungan variabel tergantung dan variabel bebas yang saling membentuk kurva linear. Kurva linear dapat terbentuk apabila setiap


(66)

kenaikan/penurunan variabel bebas diikuti pula oleh kenaikan/penurunan variabel tergantung. Uji linearitas menggunakan bantuan SPSS version 17.0 for Windows dengan menggunakan

Compare Means test for linearity.

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk mengetahui apakah sesama variabel bebas berhubungan satu sama lain yang mendekati sempurna. Jika ada hubungan yang kuat antar variabel self-efficacy dan kreatifitas. Uji multikolinearitas menggunakan bantuan SPSS

version 17.0 for Windows dengan menggunakan Linear Regression Statistics. Data dikatakan tidak mengalami multikolinearitas jika nilai VIF dan Tolerance-nya pada Collinear Diagnostics yang mendekati 0.

4. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas adalah varian residual yang tidak konsisten pada regresi sehingga akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Kondisi ini dapat menyebabkan : (1) Penaksiran (estimator) yang diperoleh menjadi tidak efisien. Hal ini disebabkan oleh varians yang tidak efisien, dan (2) Kesalahan baku koefisien regresi akan terpengaruh sehingga memberikan indikasi yang salah. Dengan demikian koefisien determinasi memperlihatkan daya penjelasan yang terlalu besar. Uji heterokedastisitas menggunakan bantuan SPSS version 17.0 for Windows dengan menggunakan Linear Regression Plot. Data dikatakan mengalami heterokedastisitas apabila diagram pencar residual membentuk pola tertentu.

5. Uji Autokorelasi

Salah satu prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya autokorelasi di dalamnya. Autokorelasi adalah hubungan antara nilai-nilai yang dipisahkan satu sama lain dengan jeda waktu tertentu. Melalui uji autokorelasi diketahui ada atau tidaknya korelasi antar residual (prediction error) pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Untuk uji autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson. Uji


(67)

autokorelasi menggunakan bantuan SPSS version 17.0 for Windows. Terjadi autokorelasi positif jika DW di bawah 2 (DW < 2). Tidak terjadi autokorelasi jika DW berada di antara -2 dan +-2 atau --2 < DW < +-2.


(68)

BAB IV

ANALISA DATA & PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari subjek penelitian. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 123 mahasiswa dari Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara, yang mengambil mata kuliah Kewirausahaan. Berikut deskripsi umum subjek penelitian berdasarkan usia dan jenis kelamin.

1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, gambaran penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1

Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase

1 Perempuan 103 83,74 %

2 Laki-laki 20 16,26 %

Total 123 100 %

Berdasarkan data pada tabel 4.1, jumlah subjek berjenis kelamin perempuan lebih banyak, yaitu berjumlah 103 orang (83,74 %), dibandingkan subjek berjenis kelamin laki-laki sebanyak 20 orang (16,26 %).

2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia perkembangan Hurlock (1997), maka diperoleh gambaran kategorisasi subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 4.2 berikut ini :


(69)

Tabel 4.2

Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Usia Jumlah (N) Persentase

18 – 21 tahun 100 81.3 %

> 21 tahun 23 18.7 %

TOTAL 123 100 %

Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat sebaran subjek terbanyak adalah pada usia 18 – 21 tahun sebanyak 100 orang (81.3%), selanjutnya subjek pada rentang usia lebih dari 21 tahun sebanyak 23 orang (18.7%). Terakhir, tidak ada subjek yang berada pada rentang usia 11 – 13 tahun dan usia 14 – 17 tahun.

B. Uji Asumsi

Uji asumsi bertujuan untuk melihat apakah data yang akan dianalisa regresi telah memenuhi asumsi dasar regresi yaitu uji normalitas, uji linieritas, uji autorelasi, uji multilinearitas dan uji heterokedastisitas.

1. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, dilakukan uji normalitas untuk memastikan bahwa data yang diperoleh dari hasil penelitian ini benar-benar terdistribusi secara normal dalam populasi. Hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan uji normalitas Normal Q-Q plots.

Pengujian dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov memiliki dasar pengambilan keputusan yaitu, jika nilai signifikansi >0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi <0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.


(70)

Sedangkan pengujian dengan Normal Q-Q plots menyatakan data berdistribusi normal apabila titik-titik nilai data terletak kurang lebih dalam suatu garis lurus.

Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov dan Normal Q-Q plots serta

detrended Normal Q-Q plots dapat dilihat dalam tabel dan grafik dibawah ini :

Tabel 4.3

Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Variabel Skor KS-Z Sig Keterangan

Self Efficacy ,746 ,634 Normal

Kreatifitas ,703 ,706 Normal

Intensi Berwirausaha ,912 ,377 Normal

Berdasarkan ouput diatas, diketahui bahwa nilai signifikansi intensi berwirausaha, kreatifitas dan self-efficacy sebesar 0,377, 0,706 dan 0,634 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Grafik 4.1


(71)

Grafik 4.2

Uji Normalitas Kreatifitas

Grafik 4.3


(72)

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa titik-titik nilai data untuk setiap variabel penelitian terletak kurang lebih dalam satu garis lurus. Hal ini menunjukkan bahwa data untuk variabel self-efficacy, kreatifitas, dan intensi berwirausaha berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa titik-titik nilai data untuk setiap variabel penelitian terletak kurang lebih dalam satu garis lurus. Hal ini menunjukkan bahwa data untuk variabel self-efficacy, kreatifitas, dan intensi berwirausaha dari populasi yang terdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Dalam penelitian ini uji linearitas akan melihat apakah tiga variabel penelitian yaitu self-efficacy, kreatifitas dan intensi berwirausaha berkorelasi untuk memenuhi asumsi garis linear. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.4 Uji Linieritas

Variable Linierity Kesimpulan

Self-Efficacy * Intensi Berwirausaha

0.000 Hubungan linier

Kreatifitas * Itensi Berwirausaha

0.000 Hubungan linier

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai linieritas 0.000 untuk variabel self-efficacy

terhadap intensi berwirausaha serta untuk kreatifitas terhadap intensi berwirausaha. Hal ini menunjukkan bahwa nilai p < 0.05, maka dapat disimpulkan telah memenuhi asumsi linieritas.


(73)

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan lain pada model regresi. Persyaratan yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi pada model regresi. Metode pengujian menggunakan uji Durbin Watson (uji DW). Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted

R Square

Std.Error of The Estimate

Durbin Watson

1 .984 .968 .967 1.933 1.952

Berdasarkan tabel diatas, diketahui jika nilai Durbin Watson (DW) adalah 1,952 yang akan dibandingkan dengan nilai tabel Durbin Watson. Tabel yang akan digunakan adalah tabel signifikansi 5%, jumlah data (n) = 123 dan jumlah variabel independen (k) = 2. Tabel ini menunjukkan bahwa nilai dL = 1.6728 dan dU = 1.7388 yang berarti bahwa nilai DW (1,952) lebih besar daripada nilai dU (1.7887) dan lebih kecil dari pada nilai 4-dU (2.2612) atau dengan kata lain 4-dU < d < 4-4-dU. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat autokorelasi.

4. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antara variabel independen dalam model regresi. Persyaratan yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah ada tidaknya multikolinearitas. Multikolinearitas dalam model


(74)

regresi dapat dideteksi apabila nilai toleransi < 0.1 atau nilai variance inflation factor

(VIF) ≥ 10. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6 Uji Multikolinieritas

Model Colinearity Statistics

(Constant)

Self-Efficacy (X1) Kreatifitas (X2)

Tolerance VIF

.996 .996

1.004 1.004 a. Dependent variable: Intensi Berwirausaha

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai toleransi untuk self-efficacy dan kreatifitas adalah 0.996 yang berarti lebih besar dari 0.1. Sementara itu, nilai VIF adalah 1,004 yang lebih kecil dari 10. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi hubungan linear antar variabel atau multikolinieritas.

5. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya masalah heterokedastisitas.


(75)

Grafik 4.4 Uji Heterokedastisitas

Berdasarkan scatterplot hasil uji heteroskedastisitas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas, hal ini terlihat dari grafik yang tidak membentuk pola tertentu.

C. Hasil Utama Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antar ketiga variabel, yaitu variabel self-efficacy, kreatifitas dan intensi berwirausaha. Berikut akan dijelaskan hasil penelitian variabel

self-efficacy terhadap intensi berwirausaha :

1. Pengaruh Self-Efficacy Terhadap Intensi Berwirausaha

Hubungan antara self-efficacy dengan intensi berwirausaha dilihat menggunakan regresi linear berganda. Hasil uji korelasi dapat dilihat pada tabel 4.7 dan tabel 4.8 berikut:


(76)

Tabel 4.7

Hasil Analisis Regresi

Self-Efficacy Terhadap Intensi Berwirausaha

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .983 .967 .967 1.950

Tabel 4.8

Hasil ANOVA Uji Regresi Self-Efficacy Terhadap Intensi Berwirausaha ANOVAb

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1 Regression 13517.544 1 13517.544 3554.692 .000a Residual 460.131 121 3.803

Total 13977.675 122 a. Predictors: (constant), Self-Efficacy

b. Dependent variable: Intensi Berwirausaha

Berdasarkan tabel di atas, korelasi self-efficacy terhadap intensi berwirausaha adalah 0.983; p(0.000). Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh antara self-efficacy terhadap intensi berwirausaha. Sementara nilai koefisien determinasi sebesar 0.967 yang berarti bahwa variabel intensi berwirausaha dipengaruhi oleh self-efficacy sebesar 96.7% dan sisanya sebesar 3,3% dipengaruhi oleh fakor lain selain self-efficacy.


(77)

2. Pengaruh Kreatifitas Terhadap Intensi Berwirausaha

Berikut akan dijelaskan hasil penelitian variabel kreatifitas terhadap intensi berwirausaha. Hubungan antara kreatifitas dengan intensi berwirausaha dilihat menggunakan regresi linear berganda. Hasil uji korelasi dapat dilihat pada tabel 4.9 dan tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi

Kreatifitas Terhadap Intensi Berwirausaha

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .087 .008 .000 10.707

Tabel 4.10

Hasil ANOVA Uji Regresi KreatifitasTerhadap Intensi Berwirausaha

ANOVAb

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1 Regression 121.683 1 121.683 1.063 .305a

Residual 13855.992 121 114.512 Total 13977.675 122

a. Predictors: (constant), Kreatifitas


(78)

Berdasarkan tabel di atas, korelasi kreatifitas terhadap intensi berwirausaha adalah 0.87; p (0.305). Hal tersebut menunjukkan tidak adanya pengaruh antara kreatifitas terhadap intensi berwirausaha.

3. Pengaruh Self-Efficacy dan Kreatifitas Terhadap Intensi Berwirausaha

Berikut akan dijelaskan hasil penelitian variabel self-efficacy dan kreatifitas terhadap intensi berwirausaha :

Hubungan antara self-efficacy dan kreatifitas dengan intensi berwirausaha dilihat menggunakan analisis regresi berganda. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi

Self-Efficacy dan Kreatifitas Terhadap Intensi Berwirausaha

Model R R Square Adjust R

Square

Std. Error of Estimate

1 .984 .968 .967 1.933

a. Predictors : (Constant), Self-Efficacy, Kreatifitas

Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai r korelasi antara self-efficacy dan kreatifitas terhadap intensi berwirausaha adalah 0.984. Hal ini menunjukkan bahwa self-efficacy

dan kreatifitas berhubungan searah dengan intensi berwirausaha dan arah hubungan adalah positif. Nilai koefisien determinasi (r square) adalah 0.968 yang berarti bahwa intensi berwirausaha dipengaruhi secara bersama-sama oleh self-efficacy dan kreatifitas sebesar 96.7% dan sisanya 3.3% dipengaruhi oleh faktor selain self-efficacy dan kreatifitas.


(1)

2. Uji Linieritas ... 55

3. Uji Autokorelasi ... 56

4. Uji Multikolinieritas ... 56

5. Uji Heterokedasititas ... 57

C. Hasil Utama Penelitian ... 58

1. Pengaruh Self-Efficacy Terhadap Intensi Berwirausaha ... 58

2. Pengaruh Kreatifitas Terhadap Intensi Berwirausaha ... 60

3. Pengaruh Self-Efficacy dan Kreatifitas Terhadap Intensi Berwirausaha ... 61

D. Nilai Hipotetik dan Nilai Empirik ... 63

1. Nilai Hipotetik dan Nilai Empirik Intensi Berwirausaha ... 63

2. Nilai Hipotetik dan Nilai Empirik Self-Efficacy ... 64

3. Nilai Empirik Kreatifitas ... 65

E. Kategorisasi Data Penelitian ... 66

1. Kategorisasi Variabel Intensi Berwirausaha ... 66

2. Kategorisasi Variabel Self-Efficacy ... 67

3. Kategorisasi Variabel Kreatifitas ... 68

F. Pembahasan ... 69

1. Pengaruh antara Self-Efficacy Terhadap Intensi Berwirausaha ... 69

2. Pengaruh antara Kreatifitas Terhadap Intensi Berwirausaha ... 72

3. Pengaruh antara Self-Efficacy dan Kreatifitas Terhadap Intensi Berwirausaha ... 74


(2)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

1. Saran Teoritis ... 77

2. Saran Praktis ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79 LAMPIRAN


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Distribusi Aitem

Skala Intensi Berwirausaha Sebelum Uji Coba ... 35

Tabel 3.2 Distribusi Aitem Skala Self-Efficacy Sebelum Uji Coba ... 36

Tabel 3.3 Distribusi Aitem Skala Intensi Berwirausaha Setelah Uji Coba ... 45

Tabel 3.4 Distribusi Aitem Skala Self-Efficacy Setelah Uji Coba ... 47

Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

Tabel 4.2 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ... 52

Tabel 4.3 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 53

Tabel 4.4 Uji Linieritas ... 55

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi ... 56

Tabel 4.6 Uji Multikolinieritas ... 57

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Self-Efficacy Terhadap Intensi Berwirausaha ... 59

Tabel 4.8 Hasil ANOVA Uji Regresi Self-Efficacy Terhadap Intensi Berwirausaha ... 59

Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Kreatifitas Terhadap Intensi Berwirausaha ... 60

Tabel 4.10 Hasil ANOVA Uji Regresi Kreatifitas Terhadap Intensi Berwirausaha ... 60


(4)

Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Self-Efficacy dan Kreatifitas

Terhadap Intensi Berwirausaha ... 61

Tabel 4.12 Hasil ANOVA Uji Regresi Self-Efficacy dan Kreatifitas Terhadap Intensi Berwirausaha ... 62

Tabel 4.13 Hasil Coefficient Uji Regresi Self-Efficacy dan Kreatifitas Terhadap Intensi Berwirausaha ... 62

Tabel 4.14 Perbandingan Data Hipotetik dan Empirik Intensi Berwirausaha ... 64

Tabel 4.15 Perbandingan Data Hipotetik dan Empirik Self-Efficacy ... 65

Tabel 4.16 Perbandingan Data Empirik Kreatifitas ... 66

Tabel 4.17 Norma Kategorisasi Intensi Berwirausaha ... 66

Tabel 4.18 Kategorisasi Intensi Berwirausaha ... 67

Tabel 4.19 Norma Kategorisasi Self-Efficacy ... 67

Tabel 4.20 Kategorisasi Data Self-Efficacy ... 68

Tabel 4.21 Norma Kategorisasi Kreatifitas ... 68


(5)

DAFTAR GAMBAR

Grafik 2.1 Faktor-faktor Determinan Intensitas Wirausaha ... 17

Grafik 2.2 Kerangka Konseptual Pengaruh Self-efficacy dan Kreatifitas Terhadap Intensi Berwirausaha ... 29

Grafik 4.1 Uji Normalitas Self-Efficacy ... 53

Grafik 4.2 Uji Normalitas Kreatifitas ... 54

Grafik 4.3 Uji Normalitas Intensi Berwirausaha ... 54


(6)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Alat Ukur

Lampiran 2. Data Penelitian