Korelasi Hasil Analisa Data

bahwa variabel penyesalan pasca pembelian memiliki hubungan yang linier dengan variabel intensi membeli kembali.

2. Hasil Analisa Data

a. Korelasi

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Pearson dengan bantuan program komputer SPSS V21 for Mac. Hasil pengujian statistik yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8. Korelasi antara Penyesalan Pasca Pembelian dan Intensi Membeli Kembali Correlations ppp imk ppp Pearson Correlation 1 -.247 Sig. 2-tailed .049 N 64 64 imk Pearson Correlation -.247 1 Sig. 2-tailed .049 N 64 64 . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh koefisien korelasi r sebesar - 0,247 dengan taraf signifikansi p sebesar 0,49 sehingga p0.05. Hal ini berarti hipotesa nol Ho ditolak dan hipotesa alternatif Ha diterima, yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara penyesalan pasca pembelian dengan intensi membeli kembali pada subjek dalam penelitian ini. Apabila subjek merasakan penyesalan pasca pembelian yang positif, maka intensi membeli kembali yang dialami subjek akan semakin rendah. Sebaliknya ketika subjek merasakan Universitas Sumatera Utara vi penyesalan pasca pembelian negatif, maka intensi membeli kembali yang dialami subjek akan semakin tinggi. b. Kategorisasi 1 Kategorisasi Data Penyesalan Pasca Pembelian Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor populasi terdistribusi normal. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam penyesalan pasca pembelian yaitu positif dan negatif. Data penelitian tentang kategori penyesalan pasca pembelian tertera pada tabel berikut: Tabel 9. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Penyesalan Pasca Pembelian Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik Min Max Mean SD Min Max Mean SD Penyesalan Pasca Pembelian 64 63 47.50 7.601 17 85 51 11.33 Berdasarkan tabel 9, diperoleh mean empirik untuk skala penyesalan pasca pembelian 47.50 dengan SD empirik sebesar 7.601, sedangkan untuk mean hipotetiknya 51 dengan SD hipotetiknya sebesar 11.33. Hasil perbandingan antara skor mean empirik dengan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih kecil dari mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa penyesalan pasca pembelian subjek penelitian lebih rendah dari pada populasi pada umumnya. Berdasarkan tabel 9 dapat dibuat kategorisasi skor dengan perhitungan sebagai berikut: S e =S x 1-R xx’ Universitas Sumatera Utara Dari rumus di atas maka nilai standar eror penyesalan pasca pembelian dalam penelitian ini bernilai: S e = 9.100 √1-0.870 S e = 9.100√0.13 S e = 3.64 Mengetahui besarnya S e akan dapat mengestimasi fluktuasi skor skala penyesalan pasca pembelian, yaitu: X ± Z α2 . S e Dengan menggunakan taraf kepercayaan 95 berarti sama dengan taraf signifikansi sebesar 5 atau α = 0.05 sehingga α2 = 0.025, maka diperoleh nilai z = 1.96 berdasarkan tabel distribusi normal dengan begitu fluktuasi penyesalan pasca pembelian sebesar: X ± 1.96 3.64 X ± 7.134 X ± 7 dibulatkan Maka : X + 7 = 48 + 7 = 55 X – 7 = 48– 7 = 41 Dari perhitungan di atas maka katagorisasi terhadap penyesalan pasca pembelian dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara vi Tabel 10. Kategorisasi Data Penyesalan Pasca Pembelian Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase Penyesalan Pasca Pembelian X ≥ 55 Tinggi 11 17.18 41 ≤ X 55 Tidak terklarifikasi 35 54.7 X 41 Rendah 18 28.12 Dari tabel 10 di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki penyesalan pasca pembelian yang tinggi sebanyak 11 orang 17.18, subjek yang memiliki penyesalan pasca pembelian yang rendah sebanyak 18 orang 28.12 dan subjek yang tidak terklasifikasi sebanyak 35 orang 54.7. 2 Kategorisasi Data Intensi Membeli Kembali Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor populasi terdistribusi normal. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam intensi membeli kembali yaitu positif dan negartif. Data penelitian tentang kategori intensi membeli kembali tertera pada tabel berikut: Tabel 11. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Intensi Membeli Kembali Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik Min Max Mean SD Min Max Mean SD Intensi Membeli Kembeli 64 95 66.09 10.38 21 105 63 42 Berdasarkan tabel 11, diperoleh mean empirik untuk skala intensi membeli kembali 66.09 dengan SD empirik sebesar 10.38, sedangkan untuk mean hipotetiknya 63 dengan SD hipotetiknya sebesar 42. Hasil perbandingan antara skor mean empirik dengan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean Universitas Sumatera Utara empirik lebih besar dari mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa intensi membeli kembali subjek penelitian lebih tinggi dari pada populasi pada umumnya. Berdasarkan tabel 11 dapat dibuat kategorisasi skor dengan perhitungan rumus standar eror yang telah dijabarkan di atas. Dari rumus di atas maka nilai standar eror penyesalan pasca pembelian dalam penelitian ini bernilai: S e = S x √1-r xx’ S e = 12.988 √1-0.888 S e = 12.988 √0.112 S e = 4.28 Mengetahui besarnya S e akan dapat mengestimasi fluktuasi skor skala intensi membeli kembali, yaitu: X ± Z α2 . S e Dengan menggunakan taraf kepercayaan 95 berarti sama dengan taraf signifikans i sebesar 5 atau α = 0.05 sehingga α2 = 0.025, maka diperoleh nilai z = 1.96 berdasarkan tabel distribusi normal dengan begitu fluktuasi penyesalan pasca pembelian sebesar: X ± 1.96 4.28 X ± 8.38 X ± 8 dibulatkan Maka : X + 8= 66 + 8 = 74 Universitas Sumatera Utara vi X – 8= 66– 8= 58 Dari perhitungan di atas maka kategorisasi terhadap intensi membeli kembali dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 12. Kategorisasi Data Intensi Membeli Kembali Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase Intensi Membeli Kembali X ≥ 74 Tinggi 18 28.12 58 ≤ X 74 Tidak terklarisifikasi 31 48.45 X 58 Rendah 15 23.43 Dari tabel 12 di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang mengalami intensi membeli kembali yang tinggi sebanyak 18 orang 28.12, subjek yang mengalami intensi membeli kembali yang rendah sebanyak 15orang 23.43 dan subjek yang tidak terklarifikasi sebanyak 31 orang 48.45.

C. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Tentang Produk Dengan Disonansi Pasca Pembelian

1 29 95

PENGARUH ANTARA SELF-EFFICACY DAN KREATIFITAS TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2 7 143

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 20

Skripsi Alvin All REVISI

0 0 72

Hubungan Antara Academic Self efficacy Dengan Intensi Wirausaha Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

0 0 21

Case Processing Summary - Hubungan antara Penyesalan Pasca Pembelian dengan Intensi Membeli Kembali Melalui Media Internet Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

0 0 39

Hubungan antara Penyesalan Pasca Pembelian dengan Intensi Membeli Kembali Melalui Media Internet Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

0 0 6

1. Definisi Intensi Membeli Kembali - Hubungan antara Penyesalan Pasca Pembelian dengan Intensi Membeli Kembali Melalui Media Internet Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

0 1 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan antara Penyesalan Pasca Pembelian dengan Intensi Membeli Kembali Melalui Media Internet Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

0 0 10