Kesenian Rakyat Jaran Kepang

7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Kesenian Rakyat Jaran Kepang

Soedarsono 1986: 83 menyampaikan bahwa, bentuk seni pertunjukan di Jawa Tengah secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi 7, yaitu drama Tari Topeng, pertunjukkan topeng makhluk menakutka n, Jaran Kepang, tari dan nyanyi yang bertema Islam, Wayang Kulit, resitasi wiracarita dan Tledhek. Dari ke tujuh bentuk seni pertunjukan tersebut, Tari Jaran Kepang merupakan tari yang paling populer di wilayah Kabupaten Purworejo setelah Dolalak. Tari Jaran Kepang atau kesenian rakyat Jaran Kepang mempunya i banyak istilah senada seperti Jathilan, Kuda Lumping, Ebeg, Ebleg, Jaran Kepang, Kuda Kepang dan lain-lain. Senada dengan hal tersebut Kuswarsantyo 2013: 35 Kesenian Jathilan memiliki sifat mudah dikenal dan memasyarakat, maka sebutan seni di pedesaan lebih akrab disebut sebagai seni kerakyatan, begitu pula dengan kesenian rakyat. Jathilan dalam perjalanannya sudah mengalami berbagai macam pengembangan, baik secara teknik penyajian, fungsi, maupun latar belakang cerita yang dipakai. Perkembangan kesenian Jathilan saat ini terjadi karena perkembangan pola pemikiran masyarakat pendukungnya. Kuswarsantyo 2013 juga menambahkan menurut Pigeaud yang menerangkan bahwa pada awalnya kesenian Jathilan hanya dibawakan oleh 8 empat orang dan satu orang dalang. Dalang disini bukan pencerita seperti pada pertunjukan wayang, namun dalang di sini berperan sebagai pemimp in. Mereka berkeliling untuk acara perkawinan atau hajatan yang ada di desa. Dalam pandangan Pigeaud dijelaskan bahwa jathilan merupakan pertunjuka n tari yang terdiri atas penari laki-laki maupun perempuan, menggunak a n bentuk tarian melingkar, dengan posisi kedua tangan konsentrasi memega ng kuda képang, sehingga praktis hanya kakilah yang mereka olah menjadi gerak. Beberapa pendapat tentang kesenian rakyat Jaran Kepang tersebut dapat disimpulkan bahwa kesenian rakyat Jaran Kepang tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat pedesaan. Kesenian ini mudah beradaptasi dengan perkembangan zaman, buktinya kesenian ini terus berkembang mengikuti perubahannya. Selain itu, kesenian rakyat Jaran Kepang ini di wilayah Kabupaten Purworejo sangat populer di kalangan masyarakat sehingga tidak terancam punah keberadaannya.

2. Media Pembelajaran