Observasi Partisipatif Wawancara Teknik Pengumpulan Data

24 Februari. Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 5 bulan, yaitu dari bulan Februari sampai bulan Juni tahun 2016.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utamanya adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Sugiyono, 2015: 62. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti: observasi, wawancara, dokumentasi, analisis data dan gabungan triangulas i data. Pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Observasi Partisipatif

Observasi jenis ini menyatakan bahwa peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data peneltitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dengan demikian data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku Sugiyono, 2015: 64. Sementara itu Suwardi Endraswara 2006 : 209 mengemukakan pengamatan berperan serta berarti peneliti budaya ikut terlibat baik pasif maupun aktif ke dalam tindakan budaya. Pengamatan dengan berperan serta memungkinka n peneliti memasuki fenomena yang lebih dalam. 25 Peneliti melakukan pengamatan terhadap objek yang dikaji dan perilaku objek secara langsung di tempat penelitian untuk mendapat data yang berhubungan penanaman nilai-nilai karakter pada Grup kesenian Jaran Kepang Turonggo Tresno Budoyo. Peneliti dapat berinteraksi langsung dengan pelaku kesenian baik pengurus maupun anggota Grup Kesenian Rakyat Jaran Kepang Turonggo Tresno Budoyo. Adapun Bahan- bahan pendukung yang dijadikan acuan diantaranya, dokumentasi, foto, dan video. Peneliti juga mencatat dan memperhatikan secara akurat melalui latihan bersama, pentas seni, dan tanggapan sehingga dapat mengama t i lebih mendalam.

2. Wawancara

Wawancara mendalam merupakan percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua orang yaitu seorang sebagai pewawancara interviewer mengajukan pertanyaan kepada narasumber interviewee dengan memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut Moleong, 2001 : 135. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur berarti peneliti dalam melakukan wawancara, telah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah dipersiapkan. Sedangkan wawancara tidak terstruktur berarti wawancara yang sedikit lebih bebas, pertanyaan biasanya tidak disusun terlebih dahulu, bahkan disesuaikan dengan keadaan, proses wawancara mengalir seperti percakapan sehari-hari Sugiyono, 2015: 26 73-75. Proses wawancara ini dilakukan oleh peneliti dengan pihak-pihak yang terkait dengan Grup TuronggoTresno Budoyo seperti pembina, ketua, sesepuh, penari, pengrawit, dan pamong desa. Wawancara dilakukan dengan menyiapkan pertanyaan dan rambu- rambu pembatasan masalah kepada narasumber, yang kemudian jawaban dari pertanyaan dicatat dan direkam dengan alat perekam.

3. Dokumentasi