10
e. Media pendidikan dapat digunakan secara masal, kelompok
besar, kelompok kecil, atau perorangan. f.
Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.
Ciri-ciri tersebut di atas terdapat dalam proses berkesenian melalui grup kesenian rakyat Jaran Kepang. Grup dan kesenian rakyat adalah
hardware, sedangkan softwarenya adalah nilai-nilai kehidupan yang diajarkan oleh pengurus grup serta materi tari yang disampaikan. Adapun
pengurus, kasepuhan, dan pelatih berperan sebagai guru dan anggota adalah peserta didik dalam proses pembelajaran melalui media kesenian rakyat
Jaran Kepang. Berarti dalam proses berkesenian terdapat komunikasi dan interaksi antara guru dan peserta didik. Grup kesenian rakyat Jaran Kepang
juga terdapat diberbagai daerah sehingga dapat dikatakan bisa digunaka n secara masal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa melalui Grup
Turonggo Tresno Budoyo dengan kesenian rakyat Jaran Kepangnya dapat dimanfaatkan sebagai media penanaman nilai-nilai karakter.
3. Pendidikan Karakter
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan “karakter” adalah tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti, dapat membedakan
seseorang dengan orang yang lain, dan watak Pusat Bahasa Depdiknas dalam Zuchdi, 2015: 16. Sementara itu, Nurul Zuriah 2007: 38 menyatakan budi
pekerti adalah nilai-nilai hidup manusia yang sungguh-sungguh dilaksanaka n
11
bukan karena sekedar kebiasaan, tetapi berdasar pemahaman dan kesadaran diri untuk menjadi baik.
Sementara itu Suwardi Endraswara 2008: 3 menyampaikan bahwa budi pekerti adalah akumulasi dari cipta, rasa, dan karsa yang diaktualisasik a n
ke dalam sikap, kata-kata, serta tingkah laku seseorang yang mencermink a n sikap batin seseorang. Jadi, karakter memiliki pengertian yang sama dengan
budi pekerti, akhlak, moral, tabiat, dan watak. Kata-kata tersebut dewasa ini sering muncul dengan maraknya percakapan tentang pendidikan karakter
sehingga kata karakter ini lebih menonjol meskipun intinya sama. Adapun fungsi dan tujuan pendidikan karakter tersebut menurut
Dharma Kesuma dkk 2012: 6-11 adalah sebagai berikut: a.
Bertujuan untuk memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai- nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika
dalam proses sekolah maupun setelah proses sekolah itu berakhir kelulusan.
b. Pendidikan karakter bertujuan untuk mengkoreksi perilaku peserta
didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangka n oleh sekolah. Artinya pendidikan karakter memiliki sasaran untuk
meluruskan perilaku peserta didik yang negatif menuju positif. c.
Pendidikan karakter untuk membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung
jawab pendidikan karakter bersama.
12
4. Nilai-nilai Karakter
Soerjono Soekanto dalam Maryati dan Juju Suryawati 2010: 59 menyampaikan bahwa, nilai adalah konsepsi abstrak dalam diri manusia
mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Penentuan tentang baik dan buruk atau benar dan salah dilakukan melalui poroses
menimbang. Proses menimbang tersebut, tentu juga dipengaruhi kebudayaan yang dianut oleh masyarakat bersangkutan. Setiap masyarakat mempunya i
kebudayaannya masing-masing dalam menentukan suatu hal yang dianggap bernilai. Sesuatu hal dianggap baik atau buruk, benar atau salah, bergantung
dari seseorang atau masyarakat yang menilai. Adapun nilai- nilai pendidikan karakter menurut kemendiknas 2011:
7-8 adalah nilai yang dapat diterima manusia melalui berbagai hal diantaranya melauli keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, pemerinta h,
dunia usaha,
media masa,
dan sebagainya. Adapun
perumusa n pengembangan nilai pendidikan karakter yaitu adanya hubungan antara nilai-
nilai perilaku manusia dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama, lingkunga n, maupun kebangsaan. Pengembangan tersebut dipecah menjadi 18 nila i
karakter yang patut ditanamkan, yaitu sebagai berikut: a.
Religius, sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya.
b. Jujur, perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
13
c. Toleransi, sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan hal-hal yang berbeda dari dirinya secara sadar dan terbuka.
d. Disiplin, tindakan yang konsisten, menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan. e.
Kerja keras, perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan dan sebagainya
dengan sebaik-baiknya. f.
Kreatif, berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
g. Mandiri, merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. h.
Demokratis, merupakan cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
i. Rasa ingin tahu, merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
j. Semangat kebangsaan, merupakan cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
k. Cinta tanah air, merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kebanggaan, kepedulian, dan penghargaan yang
14
tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
l. Menghargai prestasi, merupakan sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghsilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
m. BersahabatKomunikatif, tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. n.
Cinta damai, merupakan sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa damai, nyaman, senang, tenang dan aman
atas kehadiran dirinya. o.
Gemar membaca, merupakan kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
p. Peduli lingkungan, merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya
menjaga dan melestarikan lingkungan alam sekitar. q.
Peduli sosial, merupakan sikap dan tindakan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkan.
r.
Tanggung jawab, merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan
dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan alam, sosial, dan budaya, negara, dan agama.
Selain Kemendiknas Tim Pengembangan Budi Pekerti TPBP merumuskan ciri-ciri budi pekerti luhur yang berkaitan dengan manusia
dengan sesamanya, yaitu: pengabdian, kejujuran, sopan-santun, tolerans i,
15
kedisiplinan, keikhlasan, tanggung jawab, guyub rukun, tepa selira, empan papan, tata karma, dan gotong royong Endraswara 2008: 7. Hal tersebut
senada dengan
yang disampaikan
Asmani 2011:
36-40 yang mengelompokan nilai-nilai pendidikan karakter menjadi empat macam
sebagai berikut: a.
Nilai pendidikan karakter hubungannya dengan Tuhan. Nilai ini bersifat religius untuk memperbaiki karakter individu, yang berhubungan dengan
Tuhan maupun kepercayaannya. Nilai ini dapat berupa percaya, berdoa, taat, dan bersyukur kepada Tuhan.
b. Nilai pendidikan karakter hubungannya dengan diri sendiri. Nilai ini
merupakan tuntunan yang ditujukan untuk diri pribadi, yang menekankan pada pengembangan rasa. Nilai ini meliputi jujur, bertanggung jawab,
bijaksana, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, ingin tahu, dan
cinta ilmu. c.
Nilai pendidikan karakter hubungannya dengan sesama. Pada dasarnya manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial
dengan cara hidup berdampingan dengan orang lain. Nilai ini dapat berupa sadar hak dan kewajiban diri dan orang lain, patuh pada aturan sosial,
menghargai karya dan prestasi orang lain, santun, gotong royong, dan demokratis.
16
d. Nilai pendidikan karakter hubungannya dengan alam sekitar lingkungan.
Nilai ini berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya.
e.
Nilai pendidikan karakter hubungannya dengan kebangsaan. Nilai ini dapat berupa nasionalis dan menghargai keberagaman.
Rumusan nilai-nilai yang menjadi muatan pendidikan karakter tersebut di atas memiliki persamaan dengan rumusan pendidikan karakter di
negara lain, serta karakter dasar yang dikembangkan oleh Ari Ginanjar, berikut adalah tabel perbedaan rumusan nilai tersebut: Zubaedi 2011: 76-77:
Tabel 1: Karakteristik Dasar Pendidikan Karakter dalam Zubaedi 20011: 77
KARAKTER DASAR Heritage Foundation
Character Count USA Ari Ginanjar A
1. Cinta kepada Allah
dan semesta beserta isinya;
2. Tanggungjawab,
disiplin, dan mandiri; 3.
Jujur; 4.
Hormat dan santun; 5.
Kasih sayang, peduli, dan kerjasama;
6. Percaya diri, kreatif,
kerja keras,
dan pantang menyerah;
7. Keadilan
dan kepemimpinan;
8. Baik dan rendah hati;
dan 9.
Toleransi, cinta
damai, dan persatuan. 1.
Dapat dipercaya trustwonthiness
2. Rasa hormat dan
perhatian respect
3. Peduli caring
4. Jujur fairness
5. Tanggungjawab
responbillity 6.
Kewarganegaraan citizenship
7. Ketulusan
honesty 8.
Berani courage 9.
Tekun diligence 10.
Integritas integrity
1. Jujur
2. Tanggung jawab
3. Disiplin
4. Visioner
5. Adil
6. Peduli
7. Kerjasama
Berdasarkan hasil observasi di lapangan maka penelitian ini hanya membahas 10 nilai karakter dari kemendiknas dan 2 nilai karakter dari Tim
Pengembangan Budi Pekerti TPBP Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun
17
10 nilai karakter dari 18 nilai karakter dari kemendiknas yang terdapat dalam grup dan elemen unsur kesenian rakyat Jaran Kepang adalah religius, jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, cinta tanah air, menghargai prestasi, peduli lingkungan, dan tanggung jawab. Serta dalam grup dan elemen unsur
kesenian rakyat Jaran Kepang juga terdapat 2 nilai dari 12 nilai menurut TPBP DIY yaitu sopan-santun dan tata krama, serta gotong-royong.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter