55
Jaran Kepang itu sendiri. Adapun penanaman tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penanaman Nilai Toleransi Melalui Proses Latihan
Grup Turonggo Tresno Budoyo lebih sering dilatih oleh Retno dan Danang sedangkan Eko Marsono lebih berperan sebagai pemberi
masukan serta membenahi
detail gerakan.
Retno berperan menyampaikan gerak susunan Eko Marsono dan Danang lebih aktif
pada pembuatan gerak kreasi baru. Danang pada saat penelitian ini dilaksanakan masih duduk di kelas 3 Sekolah Menengah Pertama
SMP dan penari yang dilatih tidak hanya penari cilik 15tahun tetapi juga penari gede 15 tahun. Hal tersebut tidak mempenga r uhi
ketertiban grup dalam berlatih, penari gede tetap menghargai Danang sebagai pelatih dan tidak mempertimbangkan usia. Adapun dalam
proses membuat tari tetap saling meminta pendapat sesama anggota. Selain itu, saat penari cilik latihan penari gede mengawasi dan
membenahi gerak penari cilik. Penari cilik menghargai penari yang lebih tua meskipun yang mengingatkan bukan pelatih utama yaitu Eko
Marsono. Hal serupa juga terjadi dalam proses latihan musik iringan tari.
Danang juga sebagai anak yang paling berpengaruh dalam kreatif menggarap musik. Hal ini juga diakui oleh Santoso selaku ketua grup,
56
ia menyampaikan bahwa Danang telah melebihi kemampuannya dalam berkesenian terutama dalam hal menata musik iringan.
b. Penanaman Nilai Toleransi Melalui Kegiatan Lain Yang
Mendukung
Toleransi juga dibiasakan oleh grup melalui pertemuan pengurus dengan anggota. Pertemuan yang dimaksud adalah
pertemuan evaluasi hasil latihan dan pentas. Kegiatan evaluasi ini bertujuan untuk mengoreksi kekurangan dan kelebihan setiap anggota
serta memberikan kesempatan bagi anggota untuk saling mengoreksi sesamanya. Anggota yang dikoreksi juga harus menghargai pendapat
yang disampaikan temannya tersebut.
c. Penanaman Nilai Toleransi Melalui Peraturan Grup