18
gerakan motoriknya. b Urutan. Urutan pertama disebut pembedaan yang mencakup perkembangan secara perlahan dari gerakan motorik kasar yang belum terarah dengan
baik kepada gerakan yang lebih terarah sesuai dengan fungsi gerkan motorik kasar, seperti berlari dan berlari. c Motivasi. Kematangan motorik yang dicapai
mengandung arti bahwa anak telah siap melakukan berbagai kegiatan yang melibatkan aktivitas motori. d Pengalaman latihan. Dari ketiga prinsip yaitu
kematangan syaraf, urutan motivasi sudah terpenuhi hendaknya orangtua maupun pendidik memberikan kesempatan dan pengalaman pada anak yang berkaitan dengan
kemampuan motorik. 3 Perkembangan perilaku motorik. Perkembangan perilaku motorik perlu dikuasai oleh anak usia dini, dimana perkembangan perilaku ini
berkaitan dengan aktivitas berjalan dan memegang benda merupakan jenis keterampilan motorik dasar, selain itu aktivitas bermain dan mengerjakan pekerjaan
sehari-hari merupakan keterampilan motorik penunjang. 4 Sasaran perkembangan motorik anak usia dini. Dalam sasaran perkembangan motorik anak usia dini ini
berkaitan dengan pengayaan keterampilan motorik dan kesadaran motorik. Keduanya tersebut saling berpengaruh dimana dalam pengayaan motorik anak beraktivitas
menggunakan otot-otot besar, selain itu dalam beraktivitas bergeraknya tersebut anak juga harus menyadari akan keberadaan dirinya dengan kondisi lingkungan. Anak
harus memanfaatkan indera, mengontrol keseimbangan, mengenali ruang gerak dan memahami bagian-bagian tubuh yang dapat digerakkan.
Dari beberapa faktor tersebut akan selalu berkesinambungan untuk meningkatkan perkembangan motorik anak usia dini. Orangtua maupun pendidik
19
akan lebih mudah dalam memberikan stimulasi pada anak ketika orangtua maupun pendidik sudah mengetahui tentang faktor perkembangan motorik anak usia dini.
Faktor-faktor tersebut akan dijadikan acuan untuk melakukan langkah selanjutnya dalam meningkakan kemampuan motorik. Di samping itu tidak hanya
memperhatikan faktor-faktornya tetapi juga tahapan proses perkembangan motorik anak usia dini juga harus diketahui.
5. Tahap Proses Perkembangan Motorik
Menurut Fiitts dan Postner seperti yang dikutip Sugiyanto dalam Sumantri 2005:101 bahwa proses perkembangan belajar motorik anak usia dini terjadi dalam
3 tahap yaitu: 1 Tahap verbal kognitif. Tahap ini merupakan tahap awal dalam belajar bergerak. Tahap ini sering disebut juga dengan fase kognitif karena
perkembangan yang menonjol terjadi pada diri anak adalah menjad tahu tentang gerakan yang dipelajari. Sedangkan penguasaan geraknya sendrii masih belum baik
karena masih dalam taraf mencoba-coba gerakan. Pada tahap ini juga proses belajar gerak diawali dngan aktif berfikir tentang gerakn yang dipelajari. Anak yang belajar
gerak berusaha mengetahui dan memahami gerakan dari informasi yang diberikan kepadanya. 2 Tahap asosiatif. Tahap ini sering disebut dengan tahap menengah, di
mana pada tahap ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan anak sudah mampu melakukan gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat
pelaksanaannya. Pada tahap ini juga perkembangan anak usia dini sedang memasuki masa pemahaman dari gerakan-gerakan yang sedang dipelajari. 3 Tahap otomasi.
Pada tahap ini dapat dikatakan sebagai fase akhir dalam belajar gerak, karena pada
20
tahap ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan di mana anak mampu melakukan gerakan keterampilan secara otomatis.
Tahapan kemampaun motorik anak usia dini tersebut harus dilalui terlebih dahulu oleh anak. Tahapan tersebut dapat dijadikan petunjuk bagi orang-orang
disekitar anak untuk mengetahui sampai di mana perkembangan motorik anak. Apabila dalam tahapan tersebut anak berada pada posisi tengah-tengah maka orang-
orang disekitarnya akan mudah mengetahui dan akan mengambil tindakan selanjutnya untuk menstimulasi lagi agar mengalami peningkatan yang cukup baik.
Di samping tahapan perkembangan motorik perlu dipahami maka untuk lebih meningkatkan lagi agar anak mencapai perkembangan motorik yang maksimal
orangtua maupun pendidik perlu mengetahui tentang program pengembangan keterampilan motorik berdasarkan kronologis usia.
B. Kemampuan Motorik Halus
Menurut Sumantri 2005: 143 kemampuan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari jemari yang
sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dan objek yang kecil atau
pengontrolan terhadap mesin misalnya mengetik, menjahit dan lain-lain. Menurut Mahendra Sumantri 2005: 143 kemampuan motorik halus
merupakan keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot kecil atau halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang
berhasil. Pendapat dari berbagai pihak tersebut, dapat disimpulkan bahwa