Pertimbangan Pemberian Remisi Terhadap Narapidana

uang pengganti sesuai dengan putusan pengadilan untuk Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana korupsi; dan c. telah mengikuti program deradikalisasi yang diselenggarakan oleh LAPAS danatau Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, serta menyatakan ikrar: 1 kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia secara tertulis bagi Narapidana Warga Negara Indonesia, atau 2 tidak akan mengulangi perbuatan tindak pidana terorisme secara tertulis bagi Narapidana Warga Negara Asing, yang dipidana karena melakukan tindak pidana terorisme. 2 Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika, psikotropika sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hanya berlaku terhadap Narapidana yang dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 lima tahun. 3 Kesediaan untuk bekerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a harus dinyatakan secara tertulis dan ditetapkan oleh instansi penegak hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tetapi bagi narapidana narkotika dan precursor narkotika psikotrofika berlaku terhadap narapidanayang dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 lima tahun.Seperti : 1. Sebagai pengguna: Dikenakan ketentuan pidana berdasarkan pasal 116 Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman paling lama 15 tahun. 2. Sebagai pengedar: Dikenakan ketentuan pidana berdasarkan pasal 81 dan 82 Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, dengan ancaman hukuman paling lama 15 + denda. 3. Sebagai produsen: Dikenakan ketentuan pidana berdasarkan pasal 113 Undang-undang No. 35 tahun 2009, dengan ancaman hukuman paling lama 15 tahun seumur hidup mati + denda.

B. Pertimbangan Pemberian Remisi Terhadap Narapidana

Universitas Sumatera Utara Keputusan Presiden ini dikeluarkan pada masa Soeharto yang dikeluarkan pada tanggal 7 Maret 1987 Tentang “pengurangan masa menjalani pidana remisi”, Keppres Nomor 5 Tahun 1987 dalam konsiderannya memberi pertimbangan: dalam rangka pelaksanaan Pemasyarakatan, pemerintah memberikan remisi kepada narapidana dengan rincian sebagai berikut : 1 Kepada setiap Narapidana yang menjalani pidana penjara sementara diberikan pengurangan menjalani pidana apabila selama menjalani pidana ia berkelakuan baik. 2 Pengurangan masa menjalani pidana sebagaimana dimaksud dapat ditambah apabila selama menjalani pidana narapidana yang bersangkutan : a Berbuat jasa kepada negara. b Melakukan Perbuatan yang bermanfaat bagi Negara atau kemanusiaan c Melakukan perbuatan yang membantu kegiatan dinas Lembaga Pemasyarakatan. 3 Pengurangan masa menjalani pidana tidak diberikan kepada a Narapidana yang dikenakan pidana kurungan dari 6 enam bulan. b Napi kambuhan 4 Besarnya Remisi : a Narapidana yang telah menjalani 6 enam sampai 12 dua belas bulan mendapat remisi sebesar satu bulan. b Menjalani dua belas bulan atau lebih mendapat dua bulan c Remisi kedua 3 tiga bulan. d Remisi ketiga 4 empat bulan Universitas Sumatera Utara e Remisi keempat dan kelima 5 lima bulan. f Remisi yang keenam dan seterusnya 6 enam bulan. g Seumur hidup tidak dirubah melalui remisi, tetapi melalui permintaan Keppres No. 5 tahun 1987 bahwa remisi tidak diberikan kepada : 1 Narapidana yang kurang dari 2 bulan 2 Narapidana kambuhan 3 Remisi seumur hidup menjadi pidana sementara. Selebihnya Keppres No. 5 Tahun 1987 adalah sama dengan keppres No. 156 Tahun 1950. Bila diteliti secara mendalam nampak dengan jelas bahwa Keppres No. 5 Tahun 1987 Menunjukkan ciri-ciri kurang manusiawi jika dibandingkan dengan Keppres No. 156 Tahun 1950, khususnya tentang penekanan terhadap narapidana residivis dan narapidana seumur hidup jelas hal tersebut tidak sesuai dengan jiwa Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. Keppres No. 69 Tahun 1999 , Pada tanggal 5 juli 1999 Habibie mengeluarkan Keppres baru tentang remisi, yakni Keppres No. 69 tahun 1999 atas dasar pertimbangan bahwa Keppres No. 69 tahun 1987 kurang manusiawi dan menunjukkan ciri-ciri balas dendam keppres No. 69 Tahun 1999 tentang pengurangan masa pidana Remisi mempunyai ketentuan-ketentuan sebagai berikut : Narapidanaanak pidana, termasuk pidana kurungan berhak memperoleh remisi. Yang tidak boleh menerima remisi adalah : 1 Narapidana yang dipidana kurang dari enam bulan 2 Narapidana yang tercatat di Register F Universitas Sumatera Utara 3 Narapidana yang sedang Menjalani cuti menjelang bebas CMB 4 Pidana kurungan pengganti denda dalam Keppres 156 Tahun 1950 narapidana seperti itu mendapat remisi. Keppres No. 69 tahun 1999 menentukan remisi besarnya sebagai berikut : 1 Narapidana enam bulan sampai dua belas bulan memperoleh remisi 1 bulan 2 Narapidana lebih dari dua belas bulan memperoleh remisi 2 bulan 3 Pada tahun kedua memperoleh remisi 3 bulan 4 Pada tahun ketiga memperoleh remisi 4 bulan 5 Pada tahun keempat dan kelima memperoleh remisi 5 bulan 6 Pada tahun keenam memperoleh remisi 6 bulan Remisi tambahan Keppres Nomor 5 Tahun 1987 Penghitungan untuk mendapat remisi dimulai sejak masa penahanan. Narapidana seumur hidup yang selama lima tahun berturut-turut berkelakuan baik dapat dirubah menjadi pidana sementara paling lama 15 tahun sama dengan Keppres No. 56 tahun 1950 Melalui keputusan Menteri Kehakiman dan HAM. Pertimbangan pemberian remisi terhadap narapidana biasa menurut Peraturan pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 terdapat dalam pasal 34 ayat 2 dan 3 : 2. Remisi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat diberikan kepada narapidana dan anak pidana yang telah memenuhi syarat: a. berkelakuan baik; dan b. telah menjalani masa pidana lebih dari 6 enam bulan. Universitas Sumatera Utara 3. Persyaratan berkelakuan baik sebagaimana dimaksud pada pada ayat 2 huruf a dibuktikan dengan: a. tidak sedang menjalani hukuman disiplin dalam kurun waktu 6 enam bulan terakhir, terhitung sebelum tanggal pemberian remisi; dan b. telah mengikuti program pembinaan yang diselenggarakan oleh LAPAS dengan predikat baik. Pertimbangan pemberian remisi paling dasar pada narapidana ini adalah kejahatan yang dilakukan oleh narapidana bukan kejahatan luar biasa. Kejahatan luar biasa seperti tindak pidana terorisme, narkotika dan prekursor narkotika, psikotropika, korupsi, kejahatan terhadap keamanan Negara dan kejahatan hak asasi manusia yang berat, serta kejahatan transnasional terorganisasi lainnya diperketat pemberian remisi dengan pertimbangan sebagai berikut: a. berkelakuan baik; dan b. telah menjalani masa pidana lebih dari 6 enam bulan. c. tidak sedang menjalani hukuman disiplin dalam kurun waktu 6 enam bulan terakhir, terhitung sebelum tanggal pemberian remisi; dan d. telah mengikuti program pembinaan yang diselenggarakan oleh LAPAS dengan predikat baik. e. karena merupakan kejahatan luar biasa, mengakibatkan kerugian yang besar bagi Negara atau masyarakat atau korban yang banyak atau menimbulkan kepanikan, kecemasan, atau ketakutan yang luar biasa kepada masyarakat; f. untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat. Universitas Sumatera Utara g.karena belum mencerminkan seutuhnya kepentingan keamanan, ketertiban umum, dan rasa keadilan yang dirasakan oleh masyarakat dewasa ini. h. bersedia bekerjasama dengan penegak hukum untuk membantu membongkar perkara tindak pidana yang dilakukannya; i. telah membayar lunas denda dan uang pengganti sesuai dengan putusan pengadilan untuk Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana korupsi; dan j. telah mengikuti program deradikalisasi yang diselenggarakan oleh LAPAS danatau Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, serta menyatakan ikrar: 1 kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia secara tertulis bagi Narapidana Warga Negara Indonesia, atau 2 tidak akan mengulangi perbuatan tindak pidana terorisme secara tertulis bagi Narapidana Warga Negara Asing, yang dipidana karena melakukan tindak pidana terorisme.

C. REMISI MERUPAKAN SALAH SATU SARANA TUJUAN SISTEM PEMASYARAKATAN

Dokumen yang terkait

Akuntabilitas Tim Pengamat Pemasyarakatan (Tpp) Pada Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Prespektif Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan

2 75 143

Perlindungan Terhadap Narapidana Anak Ditinjau Dari Undang-Undang Pemasyarakatan Nomor 12 Tahun 1995

1 64 118

Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gerakan Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga Ditinjau Dari Prespektif Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kabupaten Kutai Timur)

2 168 113

Implementasi Pemberian Remisi bagi Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Sukamiskin dikaitkan dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan Juncto Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah N

0 8 73

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBEBASAN BERSYARAT NARAPIDANA NARKOTIKA MENURUT PP NO. 99 TAHUN 2012 DAN PERMENKUMHAM NO.21 TAHUN 2013 DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYA.

0 1 1

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA LANJUT USIA DIHUBUNGKAN DENGAN TUJUAN SISTEM PEMASYARAKATAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN.

0 0 1

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PEMBATASAN PEMBERIAN REMISI KEPADA TERPIDANA KORUPSI DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2012 DIKAITKAN DENGAN HAK-HAK NARAPIDANA DALAM UU NOMOR 12 TAHUN 1995.

0 0 2

PENGHAPUSAN REMISI BAGI KORUPTOR DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Pemberian Remisi Kepada Narapidana Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 Dikaitkan Dengan Undang–Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan

0 0 27

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERIAN REMISI KEPADA NARAPIDANA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2012 DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN

0 0 9