Faktor pencetus terjadinya isolasi sosial Rentang respon perilaku Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya Isolasi sosial

Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa isolasi sosial adalah ketidakmampuan seseorang dalam melakukan interaksi dengan orang lain, klien mungkin merasa ditolak ataupun merasa tidak diterima sehingga menimbulkan perilaku maladaptif.

2.4.2. Faktor pencetus terjadinya isolasi sosial Rentang respon perilaku

Rentang adaptif Respon maladaptif Menyendiri merasa sendiri manipulasi Otonomi menarik diri impulasif Bekerjasama tergantung pada orang lain membanggakan diri Saling tergantung curiga Gambar 3.1. rentang respons isolasi sosial Berikut ini akan dijelaskan respon yang terjadi pada isolasi sosial. 1 Respons adaptif Respons adaptif adalah respons yang masih dapat diterima oleh norma – norma sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut masih dalam batas normal ketika menyelesaikan masalah. Berikut ini adalah sikap yang termasuk respons adaptif. 1 Menyendiri, respons yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah terjadi di lingkungan sosialnya. Universitas Sumatera Utara 2 Otonomi, kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, dan perasaan dalam hubungan sosial. 3 Bekerja sama, kemampuan individu yang saling membutuhkan satu sama lain. 4 Interdependen, saling ketergantungan antara individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal 2 Respons maladaptif Respons maladaptif adalah respons yang menyimpang dari norma sosial dan kehidupan di suatu tempat. Berikut ini adalah perilaku yang termasuk respons maladaptif. 1 Menarik diri, seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain. 2 Ketergantungan, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga tergantung dengan orang lain. 3 Manipulasi, seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek individu sehingga tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam. 4 Curiga, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain. Beberapa faktor cenderung memberikan respon maladaptif, namun belum ada kesimpulan yang spesifk tentang penyebab gangguan hubungan interpersonal tersebut.

2.4.3. Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya Isolasi sosial

1 Faktor predisposisi 1 Faktor tumbuh kembang Universitas Sumatera Utara Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial. Bila tugas – tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan menghambat fase perkembangan sosial yang nantinya akan dapat menimbulkan masalah Tahap perkembangan Tugas Masa Bayi Menetapkan landasan rasa percaya Masa Bermain Mengembangkan otonomi dan awal perilaku mandiri Masa Prasekolah Belajar menunjukkan inisiatif, rasa tanggung jawab, dan hati nurani. Masa Sekolah Belajar berkompetisi, bekerja sama, dan berkompromi. Masa Praremaja Menjalin hubungan intim dengan teman sesama jenis kelamin Masa Remaja Menjadi intim dengan teman lawan jenis atau bergantung pada orang tua. Masa Dewasa Muda Menjadi saling bergantung antara orangtua dan teman, mencari pasangan, menikah, dan mempunyai anak. Masa Tengah Baya Belajar menerima hasil kehidupan yang sudah dilalui Masa Dewasa Tua Berduka karena kehilangan dan mengembangkan perasaan keterkaitan dengan budaya. Tabel 2.1 Tugas perkembangan berhubungan dengan pertumbuhan interpersonal Stuart dan Sundeen 1998. Universitas Sumatera Utara 2 Faktor komunikasi dalam keluarga Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk masalah dalam berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidakjelasan double bind yaitu suatu keadaan dimana seorang anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan di luar keluarga. 3 Faktor sosial budaya Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan suatu pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini disebabkan oleh norma – norma yang salah dianut oleh keluarga, di mana setipa anggota keluarga yang tidak produktif seperti usia lanjut, berpenyakit kronis, dan penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya. 4 Faktor biologis Faktor biologis juga merupakan salah satu pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien skhizofrenia yang mengalami masalah dalam hubungan sosial memiliki struktur yang abnormal pada otak seperti atropi otak, serta perubahan ukuran dan bentuk sel – sel dalam limbik dan daerah kortikal. Universitas Sumatera Utara 2 Faktor presipitasi Terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh faktor internal dan eksternal seseorang. Faktor stresor presipitasi dapat di kelompokkan sebagai berikut. 1 Stresor sosial budaya Stresor sosial budaya dapat memicu kesulitandalam berhubungan, terjadinya penurunan stabilitas keluarga seperti : perceraian, berpisah dengan orang yang dicintai, kehilangan pasangan pada usia tua, kesepian karna ditinggal jauh, dirawat di rumah sakit atau penjara. Semua hal ini dapat menimbulkan isolasi sosial. 2 Stresor biokimia 1 Teori dopamin Kelebihan dopamin pada mesokortikal dan mesolimbik serta traktus saraf dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia. 2 Menurunnya MAO Mono Amino Oxidase di dalam darah akan meningkatkan jumlah dopamin dalam otak. 3 Faktor Endokrin Jumlah FSH dan LH yang rendah ditemukan pada pasien skizofrenia. Demikian pula prolaktin mengalami penurunan karena dihambat oleh dopamin. Hipertyroidism, adanya peningkatan maupun penurunan hormon adrenocortical seringkali dikaitkan dengan tingkahlaku psikotik. Universitas Sumatera Utara 4 Viral hipotesis Beberapa jenis virus dapat menyebabkan gejala – gejala psikotik diantaranya adalah virus HIV yang dapat merubah struktur sel otak. 3 Stresor biologik dan Lingkungan sosial Beberapa peneliti membuktikan bahwa kasus skizofrenia sering terjadi akibat interaaksi antara individu, lingkungan, maupun biologis. 4 Stresor psikologis Kecemasan yang tinggin akan menyebabkan menurunnya kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intensitas kecemasan yang ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan individu untuk mengatasi masalah akan menimbulkan berbagai masalah gangguan berhubungan pada tipe psikotik. 2.4.4. Tanda dan gejala 2.4.4.1. Gejala subjektif

Dokumen yang terkait

Peran Perawat Dalam Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi Pada Penderita Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

3 132 64

Hubungan Supervisi Klinis dengan Kepuasan Kerja Perawat Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara

4 54 130

Manajemen Pelayanan Dan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Isolasi Sosial Di Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 62 149

Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Penerapan Strategi Pelaksanaan Pada Pasien Halusinasi Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Medan

7 92 96

Hubungan Pengetahuan Dengan Peran Perawat Dalam Penanganan Pasien Perihku Kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012

11 145 81

Peran Perawat Dalam Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi Pada Penderita Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011

0 36 64

Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok: Sosialisasi terhadap Kemampuan Sosialisasi Pasien Isolasi Sosial di Ruang Kamboja Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

1 42 107

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran - Peran Perawat Dalam Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi Pada Penderita Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 13

Hubungan Pengetahuan Dengan Peran Perawat Dalam Penanganan Pasien Perihku Kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012

0 0 23

PENGARUH OLAHRAGA KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

0 0 95