Konstruksi Alternatif Sufisme Dakwah Era Kontemporer

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 351 konsep ideal menggunakan istilah hizmet, sedang konsep alternaif menggunakan istilah khidmat. Istilah hizmet merupakan istilah khas bagi gerakan Gülen yang sudah menempati posisi ”numenklatur” baru dalam kajian Islamic studies maupun kajian-kajian lainnya secara luas. Dengan alasan inilah pada konsep alternatif digunakan istilah khidmat yang substansinya sama dengan istilah hizmet. Kesamaan substansi ini bukan sekedar kesamaan arti terjemahan antara bahasa Turki dan bahasa Arab atau Indonesia, tetapi kedua istilah itu bersubstansi responsibilitas sosial sebagai spirit moral sufisme. Spirit moral ini dapat ditemui bukan hanya pada level konsep ajaran, tetapi juga pada realitas praktik sufisme. Data-data untuk hal ini dapat dibilang kuat berdasarkan kajian teoretis pada bab II, hasil penelitian pada bab III dan bab IV, maupun hasil-hasil observasi dan wawancara lapangan untuk keperluan penelitian ini atau di luarnya. Sejarah juga telah membuktikan secara tandas bahwa perkembangan pesat Islam ke berbagai penjuru dunia dengan pendekatan sufisme. Kedua, perbedaan struktur. Secara visual, perbedaan ini secara langsung dapat dilihat dan dipahami. Konstruksi ideal tersusun atas tujuh unsur, sedang konstruksi alternatif tersusun atas enam unsur. Perbedaan struktur ini berkonsekuensi perbedaan penggunaan istilah-istilah kunci pada level struktur paling atas atau bgian-bagian lainnya. Konstruksi ideal menggunakan istilah ”Basis Idealitas Dakwah” dari al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad saw, sedang konstruksi alternatif menggunakan istilah ”Sumber Ajaran dan Cermin Moral” dari al-Qur’an dan Sunnah Nabi saw”. Meskipun demikian, dua konstruksi tersebut sama-sama bertumpu sentral pada al-Qur’an sebagai penyedia ajaran digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 352 rahmat global dan Sunnah Nabi sebagai penyedia teladan rahmat global. Ketiga, perbedaan komposisi konsep. Dalam konstruksi ideal terdapat unsur- unsur konsep pencerahan, golden generation, dan golden era yang semuanya tidak terdapat pada konstruksi alternatif. Golden generation termasuk ideal human dan ideal people dan golden era merupakan istilah-istilah terminologis baru yang dimunculkan oleh Gülen dalam tradisi sufisme era kontemporer. Hal ini pada konteks yang luas dapat dipahami sebagai kesiapan untuk inovasi diskusi dalam papan global. Sekaitan dengan hal ini, konstruksi alternatif lebih memilih istilah ”rahmat” misalnya dalam pengungkapan tujuan. Pengunaan istilah ini dimaksudkan untuk lebih menonjolkan terminologi dalam Islamic Studies sesuai dengan bidang ilmu yang penulis tekuni. Keempat, perbedaan orientasi aksiologis pada bidang penerapan konsep bagi praktisi dakwah secara umum praktisi umum. Konstruksi ideal berkemungkian dapat diterapkan sepenuhnya oleh para aktivis gerakan hizmet, tetapi belum tentu demikian oleh praktisi sufisme secara umum. Konstruksi alternatif lebih bersifat fleksibel, oleh karenanya, lebih fleksibel penerapannya bagi praktisi umum. Dalam perbedaan ini, menurut hemat penlis, tetap terbuka kemungkinan yang besar bagi praktisi umum untuk terlibat dalam hizmet movement atau hanya mengambil nlai- nilai sufisme yang dapat diterapkan secara mandiri. Pada akhirnya, persamaan dan perbedaan tersebut terhubung dalam pos-pos ruh moral yang sama di antara dua konstruksi, yaitu, rahmat, spiritualitas, dan dedikasi. Ruh inilah yang selalu dinamis sepanjang masa dalam variasi konsep, arus zaman, dan penekanan gaya sufisme masing-masing tokoh dan aliran digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 353 sufisme. Ruh ini juga yang menghubungkan tali dakwah sepanjang masa. Untuk pemahaman secara ringkas bagi perbandingan konstruksi ideal KI dan konstruksi alternatif KA di atas, penulis menyusun tabel di bawah ini. Tabel 4.6 Ringkasan Perbandingan Konstruksi Ideal dan Konstruksi Alternatif Sufisme Dakwah Kontemporer No. Perbandingan, Aspek Konstruksi Ideal Sufisme Dakwah Kontemporer Gülen Konstruksi Alternatif Sufisme Dakwah Kontemporer Perbedaan 1 Penggunaan istilah Hizmet Khidmat Basis Idealitas Dakwah Sumber Ajaran dan Cermin Moral 2 Struktur Tersusun atas sembilan unsur Tersusun atas enam unsur 3 Komposisi konsep Memiliki konsep- pencerahan, golden generation, dan golden era Tidak memiliki konsep- konsep pencerahan, golden generation, dan golden era 4 Orientasi aksiologis penerapan konsep Dapat diterapkan sepenuhnya oleh aktivis gerakan hizmet. Lebih fleksibel penerapannya bagi praktisi umum dakwah. Persamaan 1 Sumber konsep utama Sumber konsep utama adalah al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad saw yang ditempatkan di bagian paling awal sebagai basis struktur. 2 Spirit moral Responsibilitas sosial sebagai keniscayaan dalam akhlak sufisme kontemporer. 3 Orientasi aksiologis kontribusi sufisme Menekankan keterlibatan sufisme kontemporer dalam kontribusi dan partisipasinya pada problems solving umat manusia secara umum. Sumber: Sokhi Huda, 2016. Pada akhir pembahasan bab IV ini penulis berikhtiar untuk merumuskan ringkasan analisis data sufisme dakwah kontemporer M. Fethullah Gülen ke dalam tabel di bawah ini.