Dimensi Gender Peta Gerakan M. Fethullah Gülen

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 219 umat Islam, ia mengajarkan bahwa tasawuf adalah dimensi batin Islam dan dimensi dalam dan luar harus tidak pernah dipisahkan. 6 Keterlibatan sufisme sebagai pendekatan utama dalam dakwah Gülen memperlihatkan sosoknya yang tandas tentang idealisme dakwahnya, bukan hanya pada tataran pemikiran, tetapi juga pada tataran eksistensinya dalam realitas. Dengan demikian, sufisme dakwah merupakan identitas bagi idealisme dakwah Gülen. Idealisme dakwah Gülen dilengkapi oleh sikap non-tolerannya terhadap radikalisme dan terorisme dalam Islam. Di antaranya adalah pernyataan Gülen tentang ISIS sebagai berikut: Saya menyesalkan kekejaman brutal yang dilakukan oleh kelompok teroris ISIS bersembunyi di balik retorika agama palsu dan bergabung dengan orang- orang dari hati nurani dari seluruh dunia menyerukan pelaku ini untuk segera menghentikan tindakan kejam dan tidak manusiawi mereka. Setiap bentuk serangan, penindasan atau penganiayaan minoritas atau warga sipil yang tidak berdosa adalah suatu tindakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip al-Quran dan tradisi Nabi kita ‘alayh al-s} alat wa al-salam dan berkah. Anggota ISIS yang baik benar-benar tahu tentang semangat Islam dan utusan yang diberkati, atau tindakan mereka dirancang untuk melayani kepentingan individu atau orang-orang dari master politik mereka. Apapun, tindakan mereka merupakan orang-orang dari kelompok teroris dan mereka harus diberi label seperti itu dan dibawa ke pengadilan. Tujuan dari agama adalah membangun perdamaian berdasarkan hak-hak universal manusia, supremasi hukum, dan nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi di dunia. Setiap interpretasi yang bertentangan, termasuk penyalahgunaan agama untuk membantu konflik bahan bakar, adalah juga palsu atau menipu. Dalam pemikiran Islam yang benar berdasarkan prinsip intinya, setiap maksud terhadap akhir yang sah juga harus sah itu sendiri. Untuk berpikir atau bertindak sebaliknya, tidak lain adalah Machiavellism. Saya menyampaikan belasungkawa tulus saya kepada keluarga dan teman almarhum di Irak dan Suriah, dan untuk keluarga dan teman-teman wartawan yang dibunuh, James Foley. Semoga Allah memberi mereka kesabaran dan ketekunan, dan meringankan penderitaan mereka. Saya berdoa untuk pembebasan segera sandera lainnya dan memohon kepada Tuhan, Sang Maha Penyayang, untuk memimpin kita semua ke dalam dunia yang saling 6 Thomas Michel S.J., Sufism and Modernity in the Thought of Fethullah Gülen,” dalam Guest Editor Zeki Saritoprak, ed., The Muslim World, Vol. 95 No. 3, July 2005, 345. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 220 menghormati dan damai. Saya mengundang semua orang untuk bergabung bersama dalam doa ini. 7 Secara hermeneutis dalam konteks idealisme dakwah, pernyataan tersebut memuat tiga pokok pemahaman. Pertama, pada paragraf pertama dan kedua, Gülen menunjukkan sikap non-tolerannya terhadap ISIS yang dipandang sebagai pelaku terorisme dengan ungkapan: penyesalan, seruan untuk menghentikan kekejaman, kebertentangan terhadap prinsip-prinsip al-Quran dan tradisi Nabi, dan pengadilan terhadap ISIS. Kedua, pada paragraf ketiga Gülen menyatakan tujuan agama sebagai inti dari idealisme dakwah, yaitu membangun perdamaian berdasarkan hak-hak universal manusia, supremasi hukum, dan nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi di dunia. Ketiga, pada paragraf keempat Gülen berempati dengan menyampaikan bela sungkawa dan doa. Pada Wall Street Journal Gülen menyerukan anti ekstremisme kekerasan dengan pernyataan “Umat Islam Wajib Memerangi Penyakit Ekstremisme” yang ditulis 27 Agustus 2015. Pada jurnal ini Gülen menulis: ISIS, kelompok ekstrem yang mengklaim dirinya sebagai Negara Islam, terus melakukan berbagai tindakan destruktif di Timur Tengah. Dalam menyikapi hal ini, umat Islam harus menentang ideologi totaliter yang menjadi ciri khas ISIS maupun kelompok teroris lainnya. Setiap tindak terorisme yang dilakukan atas nama Islam berdampak serius terhadap umat Islam karena akan umat Islam akan ‘teralienasi’ dari warga masyarakat lainnya, Tindak terorisme juga akan memperdalam salah persepsi tentang agama Islam itu sendiri. Adalah tidak adil menyalahkan Islam atas kekejaman yang dilakukan oleh kaum radikal. Namun ketika teroris mengklaim dirinya sebagai Muslim, maka identitas keislaman otomatis akan tersemat pada diri mereka, walaupun hanya sebatas permukaan. Seluruh umat Islam harus melakukan apapun yang diperlukan untuk mencegah penyakit yang seperti kanker ini 7 “Fethullah Gülen Statement on ISIS,” Rumi Forum for Interfaith Dialogue and Intercultural Understanding, http:rumiforum.orgfethullah-Gülen-statement-on-isis 7 Desember 2016. Naskah asli dapat dilihat pada sumber ini. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 221 menyebar di tengah masyarakat kita. Jika tidak, kita turut bertanggung jawab atas tercemarnya citra agama ini. 8 Gülen menganggap serius terhadap tindakan ISIS dan kelompok teroris lainnya yang dapat berakibat serius terhadap gangguan kenyamanan umat Islam di berbagai belahan dunia misalnya: teralienasi dari warga masyarakat lainnya, memperdalam kesalahan persepsi tentang agama Islam, dan tercemarnya citra Islam. Oleh karena itu Gülen menganggap tindakan itu seperti kanker, dan dia mengajak umat Islam untuk mencegahnya. Ada lima poin penting yang dimaksud oleh Gülen untuk hal ini, sebagai brikut: 1 Kita harus menolak kekerasan dan tidak menjadikan diri kita sebagai korban; 2 Amat penting untuk memperkenalkan pemahaman Islam secara menyeluruh, menunjukkan nilai-nilainya dengan menunjukkan solidaritas dengan semua orang yang menginginkan perdamaian di seluruh dunia; 3 Umat Islam harus mempromosikan hak asasi manusia secara terbuka, yang mencakup kehormatan hidup dan kebebasan sebagai nilai-nilai mendasar Islam; 4 Umat Islam harus memberikan kesempatan setiap Muslim dalam komunitasnya untuk belajar, dalam sebuah kerangka pembelajaran ilmu pengetahuan alam, sosial dan seni yang diintegrasikan dengan budaya untuk menghargai setiap makhluk hidup; 5 Memberikan pendidikan keagamaan bagi umat Islam amat penting untuk menghalangi kaum ekstremis menggunakan agama sebagai alat untuk menyebarkan ideologi sesat mereka; 8 “Artikel Fethullah Gülen di Wall Street Journal: Menyerukan Anti Ekstremisme Kekerasan,” fGülenchair.com, 08 September 2015 15 Desember 2016.