Perangkat sistem metodis Fethullah Gülen 4. Teknik:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
353
sufisme. Ruh ini juga yang menghubungkan tali dakwah sepanjang masa. Untuk pemahaman secara ringkas bagi perbandingan konstruksi ideal KI
dan konstruksi alternatif KA di atas, penulis menyusun tabel di bawah ini.
Tabel 4.6 Ringkasan Perbandingan Konstruksi Ideal dan Konstruksi Alternatif Sufisme Dakwah Kontemporer
No. Perbandingan, Aspek
Konstruksi Ideal Sufisme Dakwah
Kontemporer Gülen Konstruksi Alternatif
Sufisme Dakwah Kontemporer
Perbedaan
1 Penggunaan istilah
Hizmet Khidmat
Basis Idealitas Dakwah Sumber Ajaran dan
Cermin Moral 2 Struktur
Tersusun atas sembilan unsur
Tersusun atas enam unsur
3 Komposisi konsep
Memiliki konsep- pencerahan, golden
generation, dan golden era
Tidak memiliki konsep- konsep pencerahan,
golden generation, dan
golden era
4 Orientasi aksiologis
penerapan konsep Dapat diterapkan
sepenuhnya oleh aktivis gerakan hizmet.
Lebih fleksibel penerapannya bagi
praktisi umum dakwah.
Persamaan
1 Sumber konsep utama
Sumber konsep utama adalah al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad saw yang ditempatkan di bagian
paling awal sebagai basis struktur. 2 Spirit moral
Responsibilitas sosial sebagai keniscayaan dalam akhlak sufisme kontemporer.
3 Orientasi aksiologis
kontribusi sufisme Menekankan keterlibatan sufisme kontemporer
dalam kontribusi dan partisipasinya pada problems solving umat manusia secara umum.
Sumber: Sokhi Huda, 2016. Pada akhir pembahasan bab IV ini penulis berikhtiar untuk merumuskan
ringkasan analisis data sufisme dakwah kontemporer M. Fethullah Gülen ke dalam tabel di bawah ini.
354
Tabel 4.7 Ringkasan Analisis Data Sufisme Dakwah Kontemporer M. Fethullah Gülen Aspek-Aspek
Data Aspek-Aspek
Anslisis Teknik-Teknik
Analisis Pokok-Pokok Hasil Analisis
Temuan
Pemikiran Sufisme Dakwah
Kontemporer Gülen SDKG
Deskripsi Hermeneutis
Hermenutika Hans-Georg
Gadamer 1. Idealisme Dakwah;
2. Nilai-Nilai yang diperjuangkan; 3. Prinsip-Prinsip Dakwah;
4. Sufisme Dakwah. Gülen tidak
menyelaraskan kesufiannya dengan
tarekat tertentu dan dia adalah seorang sufi
dengan caranya sendiri. Penekanannya pada
nilai-nilai kesufian: cinta, toleransi, dialog, dan
hmanisme dibentuk ke dalam kemasan baru
sufisme kontemporer yang memadukan
sufisme klasik dan modern. Orientasi
idealitas rahmat global memperoleh tempat yang
signifikan dalam pemikiran sufisme
dakwahnya. Urgensi
Pemikiran SDKG
Historis Kritis Rudolf Karl
Bultmann: Demitologi
agama Urgensi Pemikiran SDKG dalam:
1. Skala Idealisme Rahmat Islam; 2. Skala Relasi Antariman;
3. Skala Relasi Antarbudaya; 4. Skala Pemecahan Masalah;
5. Skala Historis Futuristik. Eksistensi
Pemikiran SDKG
Eksistensialisme Kierkegaard dan
Heidegger: kebebasan
bertindak dengan peran
nyata individu dan toleransi
kepada individu lainnya untuk
mencapai being diri.
Being: 1. Menerapkan pemikiran dalam kesatuannya
dengan praktik; 2. Memadukan khazanah-khazanah klasik dan
modern ke dalam kemasan pemikiran baru yang progresif.
Peran: 1. Menyebarkan nilai-nilai kedamaian;
2. Menyerap perhatian dari berbagai kalangan;
3. Merangsang akselerasi penyebaran ide-ide cinta, toleransi, pluralisme, dan
humanisme.