2. MIKROALBUMINURIA STROKE II. 1. 1. Definisi

II. 2. MIKROALBUMINURIA

Stroke menyebabkan kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Salah satu penyebabnya adalah faktor resiko kardiovaskular seperti peningkatan tekanan darah, merokok, diabetes, kolesterol. Beberapa penelitian prospektif menduga adanya protein di dalam urine berhubungan langsung dengan kejadian stroke. Proteinuria yang terjadi sebagai konsekuensi abnormalitas transglomerular sehingga terjadi peningkatan permeabilitas kapiler glomerular yang mengakibakan terganggunya reabsorpsi sel epithelial pada tubuli ginjal Ninomiya T dkk, 2009;Ovbiagele B dkk,2010. Serum albumin manusia adalah satu molekul yang unik yang merupakan protein utama dalam plasma manusia 3,4-4,7 gdl dan membentuk kira-kira 60 dari protein plasma total. Kira-kira 40 albumin dijumpai didalam plasma dan 60 yang lain dijumpai di ruang intraseluler. Hati menghasilkan kira-kira 12g albumin per hari yang merupakan kira-kira 25 dari total sintesa protein hati. Ia mempertahankan tekanan osmotik koloid dalam pembuluh darah dan mempunyai sejumlah fungsi penting yang lain Gum dkk, 2004; Murray, 2006. Albumin melarutkan dan menghantarkan banyak molekul-molekul kecil dalam darah contohnya birubin, kalsium, progesterone, dan obat-obatan merupakan tempat penyimpanan protein dan merupakan partikel utama yang menentukan tekanan onkotik plasma, supaya cairan tidak dapat secara bebas melintas antara ruang intra dan extravascular Rose, 2002. Universitas Sumatera Utara Sintesa albumin membutuhkan : mRNA untuk translasi ; suplai yang cukup agar asam amino diaktivasi dengan cara berikatan dengan tRNA; ribosom untuk pembentukan dan; energi dalam bentuk ATP. Sintesa albumin dimulai didalam nucleus, dimana gen ditranskripsikan ke dalam messenger ribonucleic acid mRNA. Kemudian nRNA disekresikan ke dalam sitoplasma, dimana ia berikatan dengan ribosom, membentuk polysome yang mensintesa prealbumin. Prealbumin adalah molekul albumin dengan 24 asam amino yang disambung pada terminal N. Sambungan asam amino memberi isyarat penempatan prealbumin ke dalam membrane reticulum endoplasma. Setelah berada di dalam lumen reticulum endoplasma, 18 asam amino akan memecah, menyisakan proalbumin albumin dengan 6 asam amino tersisa. Proalbumin kemudian dikirim ke Golgi apparatus, dimana 6 sambungan asam amino dipindahkan sebelum albumin disekresi oleh hepatosit Nicholson dkk,2000; Parelta dkk, 2006. Penurunan konsentrasi albumin serum dapat terjadi melalui 2 cara yaitu albumin hilang dari tubuh dalam jumlah besar perdarahan, renal, gastrointestinal, eksudasi kulit yang berat atau terjadi penurunan produksi albumin hepatic insufficiency, malnutrisi . Penyebab lain rendahnya albumin teermasuk hypoadrenocorticism dan hyperglobulinemia karena multiple myeloma. Pada kebanyakan kasus , bermaknanya hipoalbuminemia dikarenakan oleh penyebab utama yaitu hepatic insufficiency, renal loss protein losing nephropathy dan Universitas Sumatera Utara gastrointestinal loss protein losing enteropathy. Walaupun rentang nilai rujukan bervariasi, secara umum albumin serum kurang dari 2,5 mg dl disebut abnormal, dan konsentrasi kurang dari 1,5 mgdl dapat menyebabkan tanda klinis yang bermakna, seperti pembentukan asites dan edema Rose, 2002. Malnutrisi sering kurang mendapat perhatian pada penderita stroke akut walaupun hal tersebut berhubungan dengan peningkatan prevalensi komplikasi, gangguan fungsi imunologis, dan tingginya mortalitas diantara pasien-pasien yang diopname di rumah sakit. Respon stres yang terjadi pada penderita stroke akut dapat menyebabkan malnutrisi karena proses katabolisme yang berlebihan dan konsumsi viseral yang sering terjadi pada minggu pertama disamping tingginya frekuensi infeksi pernafasan, saluran kemih, dan bed sore. Keadaan stress dan malnutrisi merupakan predictor yang penting dari buruknya prognosis Davalos dkk, 1999. Beberapa penelitian mengandalkan serum albumin sebagai pertanda status nutrisi. Walaupun demikian, kadang-kadang sulit untuk membedakan antara perubahan kadar albumin yang disebabkan oleh gangguan nutrisi dengan proses penyakit yang mendasari. Menurut Davis dkk yang menggunakan subjective global assessment SGA, suatu metode pemeriksaan nutrisi yang tervalidasi untuk menilai pengaruh nutrisi yang tidak normal sebelumnya pada outcome stroke menemukan bahwa nutrisi yang tidak normal sebelumnya dapat meningkatkan resiko outcome yang buruk pada 1 bulan setelah stroke. Disamping itu strategi Universitas Sumatera Utara yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan nutrisi yang tidak normal pada populasi yang beresiko untuk stroke dapat memperbaiki outcome setelah stroke Davis dkk, 2004. Demikian juga halnya dengan keadaan metabolik yang abnormal dapat menyebabkan disfungsi arteri. Faktor-faktor ini menyebabkan arteri mudah mengalami atherosclerosis Beckman dkk, 2002. Disfungsi endotel dapat dijumpai pada pasien-pasien dengan diabetes tipe 2 dan juga pada individu dengan diabetes tipe 1 jika dijumpai mikroalbuminuria Calles dkk, 2001. Serum albumin manusia adalah protein multifungsi yang unik yang berkhasiat sebagai neuroprotektif. Penelitian eksperimental pada binatang dengan stroke akut memperlihatkan pada binatang dengan stroke akut memperlihatkan bahwa terapi albumin pada dasarnya memperbaiki fungsi neurologis, yang ditandai dengan berkurangnya volume infark serebral, berkurangnya pembengkakkan otak, penumpukan natrium, bahkan setelah lebih dari 2 jam setelah onset iskemik Dziedzic dkk, 2004: Gum dkk, 2004. Hipoalbuminemia merupakan masalah yang sering terjadi diantara orang-orang dengan kondisi medis akut maupun kronis. Pada saat sampai di rumah sakit, 20 pasien akan mengalami hipoalbuminemia. Hipoalbuminemia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan termasuk sindroma nefrotik, sirosisi hepatic, gagal jantung, dan malnutrisi walaupun Universitas Sumatera Utara pada kebanyakan kasus hipoalbuminemia disebabkan oleh respon inflamasi akut dan kronis Parelta dkk, 2006. Ukuran mikroalbuminuria menggambarkan adanya peningkatan kadar albumin yang abnormal dalam urine yang tidak dapat dideteksi dengan menggunakan dipstik urinalisa. Mikroalbuminuria dapat ditemukan pada 13 atau lebih pasien diabetes. Adanya mikroalbuminuria dapat memprediksi penyakit ginjal sampai pada diabetic nephropathy yang jelas akan meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler. Lebih dari 30 penderita yang baru didiagnosa dengan diabetes tipe 2 akan mempunyai kadar albumin yang tinggi dalam urine dimana 75 mikroalbuminuria dan 25 diabetic nephropathy. Diagnosa mikroalbuminuria apabila kadar albumin dalam urine 30 mg hari atau lebih ekskresi 20 μg menit atau konsentrasi 20 mgL urine Tobe dkk, 2002. Mikroalbuminuria dikenal sebagai indikator kuat bagi peningkatan kardiovaskuler bagi kelompok penderita diabetes dan nondiabetes. Cara pengukuran dengan memakai dipstik yang menunjukkan proteinuria. Nilai normal dari ekskresi albumin kurang dari 20 mg hari 15 μgr menit apabila ekskresi albumin adalah nilai ekskresi albumin antaara 30-300 mg hari disebut yang mikroalbuminuria Weirr MR, 2007 ; Jong PE dan Curhan GC, 2006. Studi awal memperlihatkan mikroalbuminuria sebagai awal manifestasi klinis Diabetes Nepropati pada Diabetes Mellitus tipe 1 dan tipe 2. Sehingga mikroalbuminuria dapat digunakan dalam mendiagnosa Universitas Sumatera Utara penyakit Diabetes mellitus. Mikroalbuminuria juga faktor resiko yang penting di dalam cardiovascular disease dan berhubungan dengan tingkat kematian akibat hipertensi pada seseorang DM dan tanpa DM Pedrinelli R dkk, 2002. Pada penelitian yang dilakukan oleh HOPE Heart Outcome Prevention Evaluation yang menghubungkan mikroalbuminuria dengan resiko penngkatan agregrasi seperti miokardial infark, stroke, dan kardiovaskular telah diperoleh hasil yang menyatakan penderita stroke 57 dan resiko kematian akibat penyakit kardiovaskular 98 pada penderita non diabetes Weirr dkk, 2007. Proses patofisiologi yang menghubungkan mikroalbuminuria dengan cerebrovascular disease masih belum jelas. Mikroalbuminuria penyebab penyakit pada sistem vaskular. Hipotesis oleh Deckert bahwa albumin yang terdapat di urine merupakan refleksi dari kerusakan pada vaskular. Fungsi endotel dan inflamasi kronik dapat menerangkan hubungan antara mikroalbuminuria dan CVD. Inflamasi yang terjadi menjadi penyebab terhadap fungsi endothelial dan beberapa studi menggunakan pertanda seperti protein C reaktif, interleukin 6, yang mengindikasikan low grade inflamasi dihubungkann dengan kejadian dan mikroalbuminuria meningkatkan resiko penyakit atherosclerosis. Meskipun banyak studi cross sectional dan prospektif mengindikasikan mikroalbuminuria dihubungkan dengan berbagai faktor resiko cardiovascular seperti penuaan, jenis kelamin, hipertensi, merokok, Universitas Sumatera Utara diabetes, obesitas, dislipidemia,dengan athrerosclerosis. Mikroalbuminuria berhubungan dengan faktor resiko stroke termasuk diabetes, hipertensi, aging, riwayat myocardial infarction. Beberapa penelitian menghubungkan proteinuria dengan stroke serta beberapa analisa dari Cardiovascular Health Study menyatakan bahwa protein dan perdarahan serebral sebagai prediktor dari transformasi perdarahan pada pasien stroke iskemik. Cerebral microbleed berhubungan dengan kerusakan pembuluh darah kecil pada penyakit iskemik dan berfungsi sebagai pertanda peningkatan resiko dari perdarahan intrakranial Weirr dkk, 2007; Ovbiagele B dkk, 2010.

II. 3. SERUM KALSIUM