diabetes, obesitas, dislipidemia,dengan athrerosclerosis.
Mikroalbuminuria berhubungan dengan faktor resiko stroke termasuk diabetes, hipertensi,
aging, riwayat
myocardial infarction. Beberapa penelitian
menghubungkan proteinuria dengan stroke serta beberapa analisa dari Cardiovascular Health Study
menyatakan bahwa protein dan perdarahan serebral sebagai prediktor dari transformasi perdarahan pada pasien
stroke iskemik. Cerebral microbleed
berhubungan dengan kerusakan pembuluh darah kecil pada penyakit iskemik dan berfungsi sebagai
pertanda peningkatan resiko dari perdarahan intrakranial Weirr dkk, 2007; Ovbiagele B dkk, 2010.
II. 3. SERUM KALSIUM
Pada stroke iskemik terjadi nekrosis pada neuron terutama sebagai disintegrasi struktur sitoskleton karena zat-zat neurotransmitter
eksitotoksik yang bocor pada proses hipoksia akut. Kerusakan yang terjadi akibat berkurangnya energi yang berkepanjangan pada sel-sel otak
yang menyebabkan apoptosis yang mengakibatkan kematian sel secara perlahan karena kehabisan energi pendukungnya. Otak membutuhkan
energi yang cukup besar untuk mempertahankan keseimbangan ion-ion yang berada di intraseluler seperti kalium dan ekstraselular seperti
naatrium Na
+
, kalsium Ca++ , dan khlor Cl. Keseimbangan ini dipertahankan melalui pompa ion aktif yang bergantung pada energi tinggi
Universitas Sumatera Utara
yaitu adenosine triphosphate
ATP dan adenosine diphosphat
ADP Ali M dkk, 2007.
Dalam keadaan iskemik sehingga tidak adanya bahan energi, akan terjadi kehilangan keseimbangan gradien antara Na
+
dan K
+
yang secara beruntun mengakibatkan gangguan keseimbangan Ca
++
. Hal ini akan menyebabkan masuknya Ca
++
kedalam sel secara masif yang selanjutnya mengakibatkan beban mitokondria secara berlebihan. Kalsium akan
mengaktifkan fosforilase membrane dan protein kinase. Akibatnya akan terbentuk asam lemak bebas FFA yang berpotensi menginduksi
prostaglandin dan asam arakidonat. Metabolisme asam arakidonat ini akan membentuk radikal bebas yang akan memacu agregrasi platelet dan
vasokonstriksi vaskuler. Selain itu keberadaan Ca
++
yang berlebihan dalam sel akan merusak beberapa jenis enzim termasuk protein kinase C
dan Ca
++
juga mengaktivasi enzim denuklease yang mengakibatkan terjadinya apoptosis Nicotera P, 2003.
Terjadinya akumulasi kolesterol menjadi penyebab berkurangnya distensibilitas arterial yang terjadi sebelum perubahan pada dinding
pembuluh darah. Pada fase pertama dari atherosclerosis
menunjukkan penebalan intima dengan peningkatan
smooth muscle cells dan
extracellular matrix. Smooth muscle cells ini diperoleh dari
hematopoetic stem cells
yang bermigrasi ddan proliferasi didalam intima. Jika lesi meluas maka semakin banyak
smooth muscle cells yang tertanam di
Universitas Sumatera Utara
lapisan intima yang menimbulkan apoptosis yang memungkinkan terjadinya kalsifikasi Patel P, 2008.
Studi yang dilakukan oleh Ovbiagele B 2006 menunjukkan kadar serum Ca
++
yang tinggi akan mengurangi stroke. Hipotesa itu menjelaskan efek primer pada peningkatan kadar serum Ca
++
memberikan peran pada pertanda molekul extraselular, aktivasi ini meningkatkan Ca
++
ekstraselular. Hal ini akan menimbulakn perubahan pada intraselluler
second messenger yang megawali jalur
antiapoptosis.Ovbiagele B,2006. Peningkatan kadar serum Ca
++
akan mengurangi jaringan yang iskemik dengan memodifikasi jalur eksitoksik. Jaringan yang iskemik akan
menyebabkan pengeluaran glutamate endogen dimana terjadinya akumulasi serum Ca
++
intraseluler melalui N methyl D Aspartat dan
voltage dependen calcium channels. Iskemik otak selalu berhubungan
dengan kalsium ekstraseluler. Pada iskemik pengurangan kadar serum kalsium mengarah ke disinhibisi yang menyebabkan terjadinya
depolarisasj membrane dan influx calsium.
Buck BH, 2007
II. 4. COMPUTED TOMOGRAPHY