PEMBAHASAN 1. Pembuatan Kalsium Maleat – grafting – HDPE Pembuatan maleat anhidrida – grafting – HDPE Spektroskopi FT – IR senyawa maleat anhidrida - grafting - HDPE

CH 2 - CH 2 - CH 2 + C C O O O polietilena maleat anhidrida inisiator pelarut CH 2 - CH - CH 2 O O O maleat anhidrida - grafting - HDPE CH 2 - CH - CH 2 Tabel 4.2. Pengaruh jumlah adsorben terhadap adsorpsi karoten dari biodiesel minyak sawit Konsentrasi Karotenoid dari Biodiesel Minyak Sawit Jumlah Adsorben yang ditambahkan Filtrat Proses Desorpsi Filtrat Proses Adsorpsi Konsentrasi karotenoid hasil desorpsi yang terjerap Bilangan Penyabunan mg KOHL Konsentrasi Karotenoid Recovery Bilangan Penyabunan mg KOHL 212 ppm 616 x 10 -3 mg 0,5 gram 20,95 ppm 12,57 x 10 -3 mg 1,98 74,18 274,31 ppm 548,62 x 10 -3 mg 89,06 320,55 1,0 gram 45,68 ppm 36,544 x 10 -3 mg 5,75 95,43 309,61 ppm 526,34 x 10 -3 mg 82,76 235,88 2,0 gram 80,88 ppm 88,968 x 10 -3 mg 13,99 132,04 320,28 ppm 480,57 x 10 -3 mg 75,56 212,85 4,0 gram 131,36 ppm 249,584 x 10 -3 mg 40,52 260,44 339,75 ppm 271,80 x 10 -3 mg 42,74 146,64 Keterangan :

1. Jumlah biodiesel minyak sawit yang digunakan 3,0 gram 2. Jumlah pelarut yang digunakan 10 mL

4.2. PEMBAHASAN 4.2.1. Pembuatan Kalsium Maleat – grafting – HDPE

a. Pembuatan maleat anhidrida – grafting – HDPE

Maleat anhidrat – grafting – HDPE dihasilkan melalui reaksi : Gambar 4.1. Reaksi pembuatan maleat anhidrida – grafting – HDPE menurut Ghaemy 2003 Hasil reaksi yang diperoleh mempunyai derajat grafting 12 , dimana derajat grafting yang diperoleh ini jauh lebih kecil dibandingkan derajat grafting yang dihasilkan oleh Ghaemy 2003 yakni sebesar 19 , namun Universitas Sumatera Utara lebih besar jika dibandingkan oleh hasil grafting yang dilakukan oleh Sitepu 2009 yakni sebesar 8 . Hal ini sebabkan karena perbedaan jenis proses yang dilakukan. Grafting yang dilakukan secara homogen dengan kondisi atmosfir dan perbandingan yang sesuai akan memberikan derajat grafting yang optimal Ghaemy, 2003. Senyawa maleat anhidrida – grafting – HDPE yang diperoleh berwarna kuning kecoklatan dan mempunyai titik lebur berkisar 142 – 145 o C titik lebur maleat anhidrida 57 - 60 o C dan titik lebur HDPE 135 o C, data ini menunjukkan bahwa telah terjadi grafting dan reaksi pengikatsilangan antara polietilena dengan maleat anhidrat. Ghaemy 2003 mempublikasikan bahwa maleat anhidrida – grafting – HDPE dengan derajat grafting lebih besar dari 10 akan berwarna kecoklatan dan tidak larut dalam aseton panas.

b. Spektroskopi FT – IR senyawa maleat anhidrida - grafting - HDPE

Berdasarkan hasil analisis gugus fungsi dengan spektrofotometer FT- IR terlihat puncak serapan pada bilangan gelombang 2919 cm -1 menunjukkan adanya vibrasi C-H sp 3 pada -CH 2 - dan puncak pada bilangan gelombang 1733 cm -1 menunjukkan vibrasi gugus C=O. Adanya vibrasi gugus C=O menunjukkan telah terbentuk senyawa maleat anhidrida – grafting – HDPE. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Zhang 2010 bahwa jika maleat anhidrida – grafting – HDPE telah terbentuk, akan muncul suatu vibrasi simetrik dan asimetrik C=O karbonil pada bilangan gelombang sekitar 1786 cm -1 dan 1863 cm -1 . Ghaemy 2003 memberikan penjelasan tentang struktur maleat anhidrida – grafting – HDPE sebagai berikut : CH 2 - CH - CH 2 O O O maleat anhidrida - grafting - HDPE CH 2 - CH - CH 2 Gambar 4.2. Struktur maleat anhidrida - grafting – HDPE menurut Ghaemy 2003 Universitas Sumatera Utara Dijelaskan pula bahwa, maleat anhidrida - grafting – HDPE ini akan memberikan serapan pada daerah 1779 cm -1 dan 1859 cm -1 yang berasal dari uluran cincin C=O karbonil pada anhidrida siklik serta pada bilangan gelombang 1221 cm -1 yang merupakan uluran C-O dari cincin maleatnya. Sementara, menurut Yang 2003 suatu maleat anhidrida - grafting – HDPE yang memberikan serapan pada daerah 1864 – 1819 cm -1 uluran asimetrik gugus karbonil, 1786 – 1784 cm -1 uluran simetrik gugus karbonil, 1224 cm -1 uluran cincin asimetrik =C-O-C= dan 1064 cm -1 serta1051 uluran simetrik =C-O-C= adalah karakteristik denga suatu eter. Adanya cincin maleat yang siklik akan memberikan serapan pada daerah 919 cm -1 yang mungkin tumpang tindih dengan 2 buah pita uluran pada 867 cm -1 dan 892 cm - 1 menandakan uluran C=C, sedangkan gugus –O-C=O-R akan memberikan serapan pada bilangan gelombang 1722 cm -1 . Dari data ini, Yang 2003 memberikan beberapa struktur yang mungkin dari maleat anhidrida - grafting – HDPE yakni : CH CH O O O H C O O O m Struktur 1 CH CH O O O CH H 2 C O O O m Struktur 2 O O n + m + 2 Struktur 3 Gambar 4.3. Struktur maleat anhidrida - grafting – HDPE menurut Yang 2003 Dari hasil data FT-IR yang dihasilkan, maka disimpulkan bahwa struktur maleat anhidrida - grafting – HDPE yang kami peroleh adalah mendekati struktur yang diberikan oleh Ghaemy 2003. Universitas Sumatera Utara CH 2 - CH - CH 2 O O O maleat anhidrida - grafting - HDPE + CaO CH 3 OH CH 2 - CH - CH 2 O O kalsium maleat - grafting - HDPE O Ca O CH 2 - CH - CH 2 CH 2 - CH - CH 2

c. Pembuatan Kalsium Maleat – grafting – HDPE

Dokumen yang terkait

Peranan Kalsium Pada Adsorben Kalsium Polistirena Sulfonat dan Kalsium Stearat Terhadap Adsorpsi dan Desorpsi Tokoferol dan Tokotrienol dari Campuran Metil Ester Minyak Kemiri

8 106 69

Penggunaan Polistirena Sulfonat Sebagai Katalis Transesterifikasi Minyak Jarak Pagar (Jatropha Curcas) Berkadar Asam Lemak Bebas Tinggi

1 48 60

Peranan Divinil Benzena Terhadap Kompatibilitas Campuran Low Density Polyethylene (LDPE) Dan Abu Ban Bekas Menggunakan Inisiator Dikumil Peroksida

1 35 65

Pengaruh Konsentrasi Maleat Anhidrida Terhadap Derajat Grafting Maleat Anhidrida Pada Polipropilena Terdegradasi Dengan Inisiator Benzoil Peroksida

3 57 60

Kualitas Papan Komposit Plastik pada Berbagai Kadar Aditif Berbahan Limbah Batang Kelapa Sawit dan High Density Polyethylene (HDPE)

0 58 84

Pengaruh Konsentrasi Maleat Anhidrat Terhadap Derajat Grafting Maleat Anhidrat Pada High Density Polyethylene ( HDPE ) Dengan Inisiator Benzoil Peroksida

3 61 57

Pengaruh Waktu Terhadap Derajat Grafting Maleat Anhidrat Dalam High Density Polyethylene (HDPE) Dengan Inisiator Benzoil Peroksida

1 53 47

PENGARUH PENGGUNAAN SERAT HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON TERHADAP KUAT TARIK BETON

2 28 19

Optimasi Penggunaan Adsorben pada Proses Pemisahan Karotenoid dari Metil Ester Kasar Minyak Sawit dengan Metode Kromatografi Kolom Adsorpsi.

0 11 90

OPTIMASI PENGGUNAAN ADSORBEN PADA PROSES PEMISAHAN KAROTENOID DARI MINYAK KELAPA SAWIT DAN METILESTER MINYAK SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI KOLOM.

0 4 21