MINYAK KELAPA SAWIT Studi Penggunaan Adsorben Sintetis Kalsium Maleat – Grafting – High Density Polyethylene (HDPE) Pada Pemisahan Karotenoid Dari Biodiesel Minyak Sawit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. MINYAK KELAPA SAWIT

Tanaman kelapa sawit Elais guinensis Jacq. adalah tanaman berkeping satu yang masuk dalam genus Elais, family Palmae, kelas division Monocotyledonae, sub division spermathopyta. Elais berasal dari kata Elaion yang berarti minyak, dalam bahasa Yunani, guinensis berasal dari Guinea Pantai Barat Afrika. Jacq. Berasal dari nama botanis Amerika yang menemukannya, yaitu Jacquine. Tanaman ini tumbuh pada iklim tropis dengan curah hujan 2000 mmtahun dan suhu 22-32 o C Lubis, 1992. Minyak kelapa sawit berasal dari buah tanaman kelapa sawit yang didapat dengan cara mengekstrasksi buah tersebut. Kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak yang berlainan sifatnya, yaitu minyak yang berasal dari sabut mesokarp yang disebut dengan Crude Palm Oil CPO, dan minyak yang berasal dari inti kernel yang disebut Palm Kernel Oil PKO Soemaatmadja, 1981. Perbedaan minyak sawit dngan minyak inti sawit adalah adanya pigmen karotenoid yang berwarna kuning merah pada minyak sawit. Perbedaan lainnya yaitu dalam kandungan asam lemaknya. Pada minyak inti sawit terdapat asam kaproat dan asam kaprilat yang tidak terdapat pada minyak sawit Muchtadi, 1992. CPO mengandung lebih kurang 1 komponen minor yang terdiri dari karotenoid, tokoferol, tokotrienol, sterol, fosfolipid dan glikolipid, terpen dan gugus alifatik, serta elemen sisa trace element lainnya. Komponen terbesar dari karotenoid adalah β-karoten dan α-karoten yang mencapai 90 dari total karotenoid yang terdiri dari 13 jenis Ong et al, 1990. Universitas Sumatera Utara Ketaren 1986 menggambarkan pengolahan minyak sawit secara umum dengan beberapa tahap, yaitu ekstraksi, pemurnian, dan winterisasi fraksinasi. Ekstraksi adalah salah satu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi yaitu rendering, mechanical expression dan solvent extraction. Tujuan utama dari proses pemurnian minyak sawit adalah menghilangkan rasa serta bau tidak enak, warna yang tidak menarik, dan memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi atau digunakan sebagai bahan mentah dalam industri. Pada umumnya, minyak untuk tujuan bahan pangan dimurnikan melalui tahap sebagai berikut : 1 pemisahan bahan berupa suspensi dan dispersi koloid dengan cara penguapan, degumming, dan pencucian dengan asam; 2 pemisahan asam lemak bebas dengan netralisasi; 3 dekolorisasi dengan pemucatan; 4 deodorisasi; dan 5 pemisahan gliserida jenuh stearin dengan cara pendinginan. Winterisasi adalah bagian dari pemurnian minyak hasil ekstraksi. Winterisasi yaitu proses pemisahan bagian gliserida jenuh atau bertitik cair tinggi dari trigliserida bertitik cair rendah. Pada suhu rendah, trigliserida padat tidak dapat larut dalam trigliserida cair Ketaren, 1986. Minyak sawit memiliki dua jenis asam lemak utama, yaitu asam palmitat dan asam oleat. Kandungan asam palmitat dalam minyak sawit sebesar 40-46 dan asam oleat 39-45. Asam palmitat merupakan asam lemak rantai panjang yang memiliki titik cair melting point yang tinggi, yaitu 64 o C. Kandungan asam palmitat yang tinggi ini membuat minyak sawit lebih tahan terhadap oksidasi ketengikan dibandingkan jenis minyak lain. Asam oleat merupakan asam lemak tidak jenuh rantai panjang dengan panjang rantai C 18 dan memiliki satu ikatan rangkap. Titik cair asam oleat lebih rendah dibandingkan asam palmitat, yaitu 14 o C Ketaren, 1986. Tabel 2.1. Komponen dalam minyak kelapa sawit No. Komponen Kuantitas 1. Asam Lemak Bebas ALB 3,0 – 4,0 2. Karotenoid 500 – 700 ppm 3. Fosfolipid 500 – 1000 ppm 4. Dipalmitostearin 1,2 Universitas Sumatera Utara 5. Tripalmitin 5,0 6. Dipalmitolein 37, 7. Palmito stearin olein 10,7 8. Palmito olein 42,8 9. Triolein linoleat 3,1 Sumber Pahan, 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Jakarta : Penebar Swadaya. Keunikan lain dari minyak kelapa sawit adalah tingginya kandungan karotenoid dan tokoferol Darnoko, 2006. Minyak kelapa sawit adalah sumber karotenoid terbesar dari alam yang terdapat dalam bentuk retinol provitamin A, mengandung 15 sampai 300 kali lebih besar dibandingkan dalam wortel dan sayuran Latif, 2001

2.2. KAROTENOID

Dokumen yang terkait

Peranan Kalsium Pada Adsorben Kalsium Polistirena Sulfonat dan Kalsium Stearat Terhadap Adsorpsi dan Desorpsi Tokoferol dan Tokotrienol dari Campuran Metil Ester Minyak Kemiri

8 106 69

Penggunaan Polistirena Sulfonat Sebagai Katalis Transesterifikasi Minyak Jarak Pagar (Jatropha Curcas) Berkadar Asam Lemak Bebas Tinggi

1 48 60

Peranan Divinil Benzena Terhadap Kompatibilitas Campuran Low Density Polyethylene (LDPE) Dan Abu Ban Bekas Menggunakan Inisiator Dikumil Peroksida

1 35 65

Pengaruh Konsentrasi Maleat Anhidrida Terhadap Derajat Grafting Maleat Anhidrida Pada Polipropilena Terdegradasi Dengan Inisiator Benzoil Peroksida

3 57 60

Kualitas Papan Komposit Plastik pada Berbagai Kadar Aditif Berbahan Limbah Batang Kelapa Sawit dan High Density Polyethylene (HDPE)

0 58 84

Pengaruh Konsentrasi Maleat Anhidrat Terhadap Derajat Grafting Maleat Anhidrat Pada High Density Polyethylene ( HDPE ) Dengan Inisiator Benzoil Peroksida

3 61 57

Pengaruh Waktu Terhadap Derajat Grafting Maleat Anhidrat Dalam High Density Polyethylene (HDPE) Dengan Inisiator Benzoil Peroksida

1 53 47

PENGARUH PENGGUNAAN SERAT HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON TERHADAP KUAT TARIK BETON

2 28 19

Optimasi Penggunaan Adsorben pada Proses Pemisahan Karotenoid dari Metil Ester Kasar Minyak Sawit dengan Metode Kromatografi Kolom Adsorpsi.

0 11 90

OPTIMASI PENGGUNAAN ADSORBEN PADA PROSES PEMISAHAN KAROTENOID DARI MINYAK KELAPA SAWIT DAN METILESTER MINYAK SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI KOLOM.

0 4 21