2. Uji Titik Lebur
Dimasukkan sampel hasil grafting yang telah dimurnikan kedalam pipa kapiler lalu dilakukan uji titik lebur menggunakan alat uji titik lebur.
D. Karakterisasi Kalsium maleat - grafting – HDPE
1. Uji Titik Lebur Dimasukkan sampel Kalsium maleat - grafting – HDPE kedalam pipa
kapiler lalu dilakukan uji titik lebur menggunakan alat uji titik lebur.
2. Uji Kelarutan
Sebanyak 0,05 gram Kalsium maleat – grafting – HDPE dimasukkan kedalam beberapa tabung reaksi, kemudian kedalam masing-masing
tabung reaksi ditambahkan metanol, etanol, aseton, benzena, kloroform, air,heksan dan xylan. Dikocok beberapa saat dan diamati hasilnya.
3.3.2. Studi pemisahan karotenoid dari biodiesel minyak sawit dengan menggunakan adsorben sintetis Kalsium maleat – grafting – HDPE
A. Adsorpsi karotenoid dari biodiesel minyak sawit
1. Studi pengaruh Etanol pelarut pada pemisahan karotenoid
Sebanyak 3 gram biodiesel minyak sawit dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan kedalamnya 5 mL etanol dan 1 gram
adsorben sintetis Kalsium maleat – grafting – HDPE , dikocok selama
beberapa saat, lalu didiamkan selama 1 malam, selanjutnya disentrifugasi selama 30 menit. Hasil kemudian disaring. Residu selanjutnya di desorpsi
dengan menggunakan 10 mL campuran n-heksan – aseton 9:1, lalu filtrat
Universitas Sumatera Utara
hasil proses adsorpsi dan hasil desorpsi yang diperoleh dipekatkan dengan proses bubling menggunakan N
2
dan dihilangkan pelarutnya dengan metode vakum untuk kemudian dianalisis kandungan karotenoidnya
dengan spektrofotometer UV – Visibel pada λ = 446 nm. Diulangi
perlakuan yang sama dengan jumlah pelarut etanol divariasikan yaitu 10 dan 15 mL.
2. Studi Pengaruh Jumlah Adsorben pada Pemisahan Karotenoid
Sebanyak 3 gram biodiesel minyak sawit dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan kedalamnya 10 mL etanol dan 0,5 gram
adsorben sintetis Kalsium maleat – grafting – HDPE , dikocok selama
beberapa saat, lalu didiamkan selama 1 malam, selanjutnya disentrifugasi selama 30 menit. Hasil disaring. Residu selanjutnya di desorpsi dengan
menggunakan 10 mL campuran n-heksan – aseton 9:1, lalu filtrat hasil proses adsorpsi dan hasil desorpsi yang diperoleh dipekatkan dengan
proses bubling menggunakan N
2
dan dihilangkan pelarutnya dengan metode vakum untuk kemudian dianalisis kandungan karotenoidnya
dengan spektrofotometer UV – Visibel pada λ = 446 nm. Diulangi
perlakuan yang sama dengan jumlah adsorben divariasikan yaitu 1 gr dan 2 gr.
3. Penentuan Kadar Karotenoid dengan Spektrofotometer UV- Visibel
Penentuan karotenoid dalam sampel dengan spektrofotometer UV-Vis mengikuti prosedur kerja MPOB Malayan Palm Oil Board, yaitu dimana
0,10 – 0, 20 + 0,01 gram sampel ditimbang didalam labu takar 10 mL, lalu diencerkan dengan IsoOktan hingga tanda batas, lalu diukur
absorbansinya dengan spektrofotometer UV- Visibel pada λ = 446 nm
dengan panjang cell 1 cm. Dilakukan juga prosedur yang sama untuk blanko, dimana kadar karotenoid sebagai β-karotenoid ditentukan melalui
rumus :
Universitas Sumatera Utara
Dengan prosedur yang sama seperti diatas dilakukan juga untuk menentukan kadar karoten pada sampel awal biodiesel minyak sawit.
4. Penentuan Bilangan Penyabunan