BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Ketersediaan sumber energi khususnya energi fosil semakin mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi dunia Arisurya , 2009.
Indonesia yang dahulu dikenal sebagai pengekspor minyak bumi, sekarang malah menjadi konsumen. Keadaan ini memaksa kita untuk memanfaatkan dan
mengembangkan berbagai potensi alternatif seperti halnya biodiesel yang dapat diturunkan dari minyak kelapa sawit. Biodiesel yang merupakan suatu metil ester
asam lemak, merupakan produk yang baik dan ramah lingkungan. Biodiesel dapat dibuat melalui reaksi transesterifikasi trigliserida minyak sawit dengan metanol
menjadi metil ester dan gliserol dengan bantuan suatu katalis Nasution, 2005.
Biodiesel yang dihasilkan dari pengolahan CPO crude palm oil masih mengandung berbagai macam komponen pengotor seperti vitamin, gliserol, asam
lemak bebas, sabun, sisa basa katalis dan juga air Darnoko et al, 2001.
Salah satu komponen minor yang juga dapat diklasifikasikan sebagai pengotor adalah karotenoid, selain juga beberapa mikronutrien lain seperti tokoferol, tokotrienol
dan sitosterol β-sitosterol yang berguna bagi kesehatan Ong et al, 1990
Karotenoid, tokoferol dan tokotrienol adalah senyawa berkadar ratusan ppm part per million dalam minyak mentah CPO yang tidak diperlukan dalam unjuk
kerja biodiesel sebagai bahan bakar dan dalam keadaan murni memiliki nilai ekonomis yang jauh lebih tinggi daripada biodiesel sawit, sehingga jika dipisahkan,
selain biodiesel maka diperoleh komponen minor yang sangat penting dipasaran. Pengolahan CPO menjadi biodiesel akan menyisakan karotenoid 5-10 dalam
biodiesel tersebut Siahaan, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Kandungan karotenoid pada miyak sawit ataupun biodiesel dapat dieksploitasi untuk produk kaya karotenoid atau konsentrat karotenoid. Produk kaya karotenoid
banyak digunakan pada produk pangan seperti sumber vitamin A maupun sebagai zat warna. Selain itu juga merupakan senyawa anti kanker, mencegah penuaan dini,
penyakit kardiovaskular, menanggulangi kebutaan akibat xeropthalmia, pemusnah radikal bebas, mengurangi penyakit degeneratif, meningkatkan kekebalan tubuh dan
dapat menurunkan atherosclerosis D’Odoico et al, 2000; Muhilal, 1991.
Salah satu peluang untuk meningkatkan daya saing biodiesel berbahan baku minyak sawit ini adalah dengan melakukan penjumputan recovery terhadap
karotenoid minyak sawit Zulkipli, 2007. Proses penjumputan atau juga disebutkan sebagai pemurnian biodiesel dari karotenoid telah dilakukan dengan berbagai metode
oleh banyak peneliti. Metode ini antara lain adalah metode penyabunan Sanjaya, 1996, destilasi molekuler Ooi et al, 1994, supercritical fluid extraction Sulaswatty,
1998, kromatografi kolom adsorpsi Hasanah, 2006; Ahmad, 2010; Wulandari, 2006; Ling, 2006, dan dengan teknologi membran Chu et al, 2009.
Adsorpsi merupakan metode yang lebih sering dipakai untuk pemisahan karotenoid. Berbagai jenis adsorben digunakan untuk mengadsorpsi komponen
karotenoid ini. Beberapa diantaranya adalah dengan memanfaatkan silika gel dan abu sekam padi Zulkipli, 2007, antalpulgit Arisurya, 2009, arang aktif, bleaching earth
dan bahkan memanfaatkan adsorben sintetis berbahan dasar polimer. Bahrain dkk 1998 memanfaatkan styrene divinyl benzene copolymers sebagai bahan penyerap
aktif unuk memisahkan karotenoid dari minyak sawit.
Dari sinilah penulis tertarik untuk memanfaatkan bahan polimer Kalsium maleat – grafting – High Density Polyethylenene HDPE sebagai adsorben untuk
memisahkan karotenoid dari metil ester minyak sawit. Adapun Kalsium maleat - grafting – HDPE ini diduga mempunyai struktur seperti :
Universitas Sumatera Utara
CH
2
- CH - CH
2
O
O
kalsiummaleat - grafting - HDPE
O Ca
O
CH
2
- CH - CH
2
Gambar 1.1. Adsorben Sintetis Kalsium maleat – grafting - HDPE dan Bagian-bagiannya
Senyawa kalsium maleat – grafting – HDPE ini diharapkan mempunyai 2 sisi yang berbeda sifat, dimana diharapkan ujung hidrokarbonnya bersifat sebagai gugus
liofilik yang akan berikatan dengan senyawa non polar seperti metil ester, sedangkan bagian ionnya adalah suatu liofobik.
Adanya orbital d
o
atau orbital d kosong pada atom logam kalsium diharapkan akan dapat berinteraksi dengan ikatan π asam dari karotenoid, sehingga diharakan
karotenoid akan tertahan pada kalsium maleat – grafting – HDPE sedangkan metil ester akan larut dalam pelarut polar seperti etanol.
1.2. PERMASALAHAN