Gel yang terbentuk disaring dengan penyaring vakum dan dicuci berulang- ulang dengan metanol. Hasil grafting dikeringkan dalam oven vakum pada
suhu 50
o
C selama 1 jam, lalu dilakukan karakterisasi dengan penentuan derajat grafting, uji titik lebur, dan analisis gugus fungsi dengan spektrofotometer FT-
IR.
B. Pembuatan Kalsium Maleat - grafting – HDPE
Sebanyak 10 gram Maleat anhidrida – grafting – HDPE dimasukkan kedalam labu leher tiga ukuran 500 mL dan ditambahkan kedalamnya 100 mL
xylan, kemudian dirangkai alat refluks yang dilengkapi dengan magnetik stirer. Lalu direfluks hingga semua maleat anhidrida – grafting – HDPE larut pada
suhu 140
o
C. Kedalam larutan tersebut secara perlahan-lahan ditambahkan 4 gram Kalsium Oksida CaO yang telah dilarutkan dalam 100 mL metanol.
Direfluks kembali selama 1 jam pada suhu 140
o
C. kemudian campuran dikeluarkan dan disaring dengan menggunakan penyaring vakum. Endapan
yang diperoleh lalu dicuci dengan metanol berulang-ulang dan dikeringkan pada oven vakum pada suhu 100
o
C selama 2 jam. Kalsium maleat – grafting – HDPE yang diperoleh selanjutnya dikarakterisasi dengan uji titik lebur, uji
kelarutan dan analisis gugus fungsi dengan spektrofotometer FT-IR.
C. Karakterisasi Maleat anhidrida - grafting – HDPE
1. Penentuan Derajat Grafting
Sebanyak 1 gr hasil grafting direfluks dengan 50 mL xylan hingga larut. Kemudian ditambahkan 1 mL aquadest lalu direfluks kembali selama 15
menit. Selanjutnya ditambahkan 3 tetes indikator phenolftalein 1 kedalamnya, lalu dititrasi dengan larutan KOH 0,05N dalam keadaan
panas. Titrasi dihentikan jika perubahan warna menjadi merah jingga dan dicatat volumenya serta dihitung derajat graftingnya melalui :
Selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Titik Lebur
Dimasukkan sampel hasil grafting yang telah dimurnikan kedalam pipa kapiler lalu dilakukan uji titik lebur menggunakan alat uji titik lebur.
D. Karakterisasi Kalsium maleat - grafting – HDPE
1. Uji Titik Lebur Dimasukkan sampel Kalsium maleat - grafting – HDPE kedalam pipa
kapiler lalu dilakukan uji titik lebur menggunakan alat uji titik lebur.
2. Uji Kelarutan
Sebanyak 0,05 gram Kalsium maleat – grafting – HDPE dimasukkan kedalam beberapa tabung reaksi, kemudian kedalam masing-masing
tabung reaksi ditambahkan metanol, etanol, aseton, benzena, kloroform, air,heksan dan xylan. Dikocok beberapa saat dan diamati hasilnya.
3.3.2. Studi pemisahan karotenoid dari biodiesel minyak sawit dengan menggunakan adsorben sintetis Kalsium maleat – grafting – HDPE
A. Adsorpsi karotenoid dari biodiesel minyak sawit
1. Studi pengaruh Etanol pelarut pada pemisahan karotenoid
Sebanyak 3 gram biodiesel minyak sawit dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan kedalamnya 5 mL etanol dan 1 gram
adsorben sintetis Kalsium maleat – grafting – HDPE , dikocok selama
beberapa saat, lalu didiamkan selama 1 malam, selanjutnya disentrifugasi selama 30 menit. Hasil kemudian disaring. Residu selanjutnya di desorpsi
dengan menggunakan 10 mL campuran n-heksan – aseton 9:1, lalu filtrat
Universitas Sumatera Utara
hasil proses adsorpsi dan hasil desorpsi yang diperoleh dipekatkan dengan proses bubling menggunakan N
2
dan dihilangkan pelarutnya dengan metode vakum untuk kemudian dianalisis kandungan karotenoidnya
dengan spektrofotometer UV – Visibel pada λ = 446 nm. Diulangi
perlakuan yang sama dengan jumlah pelarut etanol divariasikan yaitu 10 dan 15 mL.
2. Studi Pengaruh Jumlah Adsorben pada Pemisahan Karotenoid
Sebanyak 3 gram biodiesel minyak sawit dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan kedalamnya 10 mL etanol dan 0,5 gram
adsorben sintetis Kalsium maleat – grafting – HDPE , dikocok selama
beberapa saat, lalu didiamkan selama 1 malam, selanjutnya disentrifugasi selama 30 menit. Hasil disaring. Residu selanjutnya di desorpsi dengan
menggunakan 10 mL campuran n-heksan – aseton 9:1, lalu filtrat hasil proses adsorpsi dan hasil desorpsi yang diperoleh dipekatkan dengan
proses bubling menggunakan N
2
dan dihilangkan pelarutnya dengan metode vakum untuk kemudian dianalisis kandungan karotenoidnya
dengan spektrofotometer UV – Visibel pada λ = 446 nm. Diulangi
perlakuan yang sama dengan jumlah adsorben divariasikan yaitu 1 gr dan 2 gr.
3. Penentuan Kadar Karotenoid dengan Spektrofotometer UV- Visibel
Penentuan karotenoid dalam sampel dengan spektrofotometer UV-Vis mengikuti prosedur kerja MPOB Malayan Palm Oil Board, yaitu dimana
0,10 – 0, 20 + 0,01 gram sampel ditimbang didalam labu takar 10 mL, lalu diencerkan dengan IsoOktan hingga tanda batas, lalu diukur
absorbansinya dengan spektrofotometer UV- Visibel pada λ = 446 nm
dengan panjang cell 1 cm. Dilakukan juga prosedur yang sama untuk blanko, dimana kadar karotenoid sebagai β-karotenoid ditentukan melalui
rumus :
Universitas Sumatera Utara
Dengan prosedur yang sama seperti diatas dilakukan juga untuk menentukan kadar karoten pada sampel awal biodiesel minyak sawit.
4. Penentuan Bilangan Penyabunan
Sebanyak 0,1 gram sampel ditimbang didalam Gelas erlenmeyer, ditambahkan kedalamnya 25 mL KOH 3 ethanolik, lalu dipanaskan
selama 10-15 menit, selanjutnya dititrasi dengan menggunakan HCl 1 N dengan penambahan indikator phenolftalein, prosedur yang sama
dilakukan juga untuk blanko. Bilangan penyabunan ditetapkan dengan :
Dengan prosedur yang sama seperti diatas dilakukan juga untuk menentukan bilangan penyabunan pada sampel awal biodiesel minyak
sawit.
Universitas Sumatera Utara
Bagan Penelitian
3.3.3. Pembuatan Kalsium Maleat – grafting – HDPE A. Pembuatan Maleat anhidrida – grafting – HDPE dari Polietilena dan
Maleat anhidrida dalam kondisi homogen dengan kehadiran inisiator Benzoil Peroksida
dimasukkan kedalam labu leher tiga 1000 mL ditambahkan 100 ml xylan
dirangkai alat refluks
dilebur pada suhu 140
o
C sambil distirer
ditambahkan 5 gram benzoil peroksida
direfluks kembali + 10 menit
ditambahkan 100 gram maleat anhidrida yang telah dilarutkan dalam xylan sedikit demi sedikit melalui
corong penetes
direfluks kembali pada suhu 140
o
C sambil di stirrer selama 4 jam
ditambahkan 40 mL aseton sedikit demi sedikit melalui dinding tabung
dibiarkan beberapa saat hingga semua gel terbentuk
disaring dengan penyaring vakum
B. dicuci denga aseton
dicuci berulang ulang dengan metanol dikeringkan pada suhu 50
o
C dalam keadaan vakum selama 1 jam
Larutan maleat anhidrida – grafting – HDPE dalam xylan
Gel Filtrat
Hasil Maleat Anhidrida
– grafting – HDPE
10 gram HDPE
Larutan HDPE dalam xylan
Universitas Sumatera Utara
B. Pembuatan Kalsium Maleat - grafting – HDPE
dimasukkan kedalam labu tiga 500
mL ditambahkan 100 mL xylan
direfluks hingga larut pada suhu 140
o
C sambil distirer
ditambahkan 4 gram Kalsium Oksida
CaO yang telah dilarutkan terlebih
dahulu dalam 100 mL metanol setetes
demi setetes melalui corong penetes sambil terus diaduk dan
dipanaskan pada suhu 140
o
C selama
1 jam didinginkan
disaring
dicuci dengan metanol berulang ulang dikeringkan dalam oven vakum pada suhu 100
o
C selama 2 jam
C. Karakterisasi Maleat anhidrida - grafting – HDPE
1. Uji Titik Lebur
dimasukkan kedalam pipa kapiler diletakkan pada alat penguji titik lebur
diuji titik leburnya
10 gram Maleat anhidrida – grafting - HDPE
Larutan Maleat anhidrida – grafting - HDPE
Residu Filtrat
Hasil
Maleat anhidrida – grafting - HDPE
Hasil
Universitas Sumatera Utara
2. Penentuan Derajat Grafting
dimasukkan kedalam labu leher dua 100
mL ditambahkan 50 mL xylan
direfluks hingga semua Kalsium maleat –
grafting – HDPE larut sambil distirer
pada suhu 140
o
C
ditambahkan 1 mL aquadest direfluks kembali pada suhu 140
o
C selama 15 menit sambil distirer
ditambahkan 3 tetes indikator phenolftalein
dititrasi dengan KOH 0,05 N hingga perubahan warna menjadi merah
lembayung dalam keadaan panas diukur volume KOH 0,05 N yang
digunakan dihitung derajat graftingnya
D. Karakterisasi Kalsium Maleat - grafting – HDPE
1. Uji Titik Lebur
dimasukkan kedalam pipa kapiler diletakkan pada alat penguji titik
lebur diuji titik leburnya
1 gram Maleat anhidrida – grafting - HDPE
Larutan Asam maleat – grafting - HDPE
Hasil
Kalsium Maleat – grafting - HDPE
Hasil
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Kelarutan
dimasukkan kedalam tabung reaksi
ditambahkan air
dikocok diamati
Keterangan : Dilakukan prosedur yang sama untuk pelarut metanol, etanol, heksan, aseton,
kloroform, benzene dan xylan
Kalsium maleat– grafting - HDPE
Hasil
Universitas Sumatera Utara
Studi pemisahan karotenoid dari biodiesel minyak sawit dengan menggunakan adsorben sintetis Kalsium maleat – grafting – HDPE
A. Studi pemisahan Karotenoid dari biodiesel minyak sawit
dimasukkan kedalam tabung reaksi
ditambahkan adsorben Kalsium maleat –
grafting – HDPE ditambahkan etanol
dikocok kuat hingga beberapa saat
didiamkan selama 1 malam disentrifugasi selama 30 menit
didesorpsi dengan menggunakan
dipekatkan heksan – aseton 9:1
dengan jalan di dipekatkan dengan jalan di bubling dengan gas N
2
bubling dengan N
2
dihilangkan pelarutnya dengan metode vakum dihilangkan
ditimbang pelarutnya
dianalisis kadar karotenoid dengan UV-Visibel dengan metode
pada λ = 446 nm vakum
ditimbang dianalisis kadar
karotenoid dengan UV-Visibel
pada λ =
446 nm
Biodiesel Minyak Sawit
Residu Filtrat
Hasil Hasil
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : 1.
Jumlah biodiesel minyak sawit yang digunakan 3 gram 2.
Digunakan 2 jenis studi yaitu dengan variasi jumlah etanol 5 mL, 10 mL dan 15 mL dengan jumlah adsorben tetap dan variasi jumlah adsorben 0,5 gr, 1,0 gr dan
2,0 gram dengan jumlah etanol tetap 10 mL.
B. Penentuan Kadar Karotenoid dengan Spektrofotometer UV-Visibel