Pembuatan maleat anhidrida – grafting – HDPE Pembuatan Kalsium Maleat – grafting – HDPE

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL PENELITIAN

4.1.1. Pembuatan Kalsium Maleat – grafting – HDPE

Pembuatan Kalsium maleat – grafting – HDPE dilakukan dalam 2 tahap yaitu

a. Pembuatan maleat anhidrida – grafting – HDPE

Pembuatan Maleat anhidrida – grafting – HDPE dilakukan secara homogen denga cara direfluks dengan pelarut xylan dengan perbandingan HDPE : maleat anhidrida : inisiator benzoil peroksida adalah 2 : 20 : 1, selama 4 jam pada kondisi gas N 2 , maka diperoleh hasil reaksi sebanyak 17 gram 17 . Hasil karakterisasi Maleat anhidrida – grafting – HDPE diperoleh titik lebur 142 – 145 o C, derajat grafting 12 dan berdasarkan analisis gugus fungsi dengan spektrofotometer FT-IR menunjukkan puncak – puncak serapan pada bilangan gelombang 3607 cm -1 , 2919 cm -1 dan 1733 cm -1 .

b. Pembuatan Kalsium Maleat – grafting – HDPE

Kalsium maleat – grafting – HDPE dihasilkan melalui reaksi antara maleat anhidrida – grafting – HDPE dengan CaO dalam metanol dimana CaO yang reaktif akan menyerang dan mengadisi cincin maleat. Adapun pada hasil reaksi diperoleh senyawa kalsium maleat – grafting – HDPE sebanyak 7 gram 70. Universitas Sumatera Utara Hasil karakterisasi Maleat anhidrida – grafting – HDPE berdasarkan analisis gugus fungsi dengan spektrofotometer FT-IR menunjukkan puncak – puncak serapan pada bilangan gelombang 2919 cm -1 , 2850 cm -1 , 1794 cm -1 , 1458 cm -1 , 1339 cm -1 , dan 864 cm -1 . Sementara dari uji kelarutan, diketahui bahwa senyawa tersebut tidak larut dalam metanol, etanol, air, heksan, kloroform, xylan dingin maupun panas, aseton dan benzena.

4.1.2. Studi Pemisahan Karotenoid dari Biodiesel Minyak Sawit

Pemisahan karotenoid dari biodiesel minyak sawit dengan menggunakan adsorben sintetis kalsium maleat - grafting – HDPE dengan pelarut etanol menghasilkan konsentrat karotenoid yang berada pada filtrat hasil proses adsorpsi dan proses desorpsi. Adapun data pemisahan karotenoid berdasarkan variasi jumlah pelarut yang digunakan dapat dilihat pada tabel 4.1 dan berdasarkan variasi jumlah penambahan adsorben dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.1. Pengaruh jumlah pelarut terhadap adsorpsi karoten dari biodiesel minyak sawit Konsentrasi Karotenoid dari Biodiesel Minyak Sawit Jumlah Pelarut Etanol yang ditambahkan Filtrat Proses Desorpsi Filtrat Hasil Adsorpsi Konsentrasi karotenoid hasil desorpsi yang terjerap Bilangan Penyabunan mg KOHL Konsentrasi Karotenoid Recovery Bilangan Penyabunan mg KOHL 212 ppm 616 x 10 -3 mg 5 ml 9,68 ppm 12,58 x 10 -3 mg 1,97 109,53 413,31 ppm 548,62 x 10 -3 mg 77,98 227,53 10 ml 45,20 ppm 36,156 x 10 -3 mg 5,68 102,22 314,71 ppm 535,01 x 10 -3 mg 84,12 224,98 15 ml 132,77 ppm 53,108 x 10 -3 mg 8,35 75,31 277,67 ppm 527,57 x 10 -3 mg 82,95 267,59 Keterangan : 1. Jumlah biodiesel minyak sawit yang digunakan 3,0 gram 2. Jumlah adsorben yang ditambahkan 1 gram Universitas Sumatera Utara CH 2 - CH 2 - CH 2 + C C O O O polietilena maleat anhidrida inisiator pelarut CH 2 - CH - CH 2 O O O maleat anhidrida - grafting - HDPE CH 2 - CH - CH 2 Tabel 4.2. Pengaruh jumlah adsorben terhadap adsorpsi karoten dari biodiesel minyak sawit Konsentrasi Karotenoid dari Biodiesel Minyak Sawit Jumlah Adsorben yang ditambahkan Filtrat Proses Desorpsi Filtrat Proses Adsorpsi Konsentrasi karotenoid hasil desorpsi yang terjerap Bilangan Penyabunan mg KOHL Konsentrasi Karotenoid Recovery Bilangan Penyabunan mg KOHL 212 ppm 616 x 10 -3 mg 0,5 gram 20,95 ppm 12,57 x 10 -3 mg 1,98 74,18 274,31 ppm 548,62 x 10 -3 mg 89,06 320,55 1,0 gram 45,68 ppm 36,544 x 10 -3 mg 5,75 95,43 309,61 ppm 526,34 x 10 -3 mg 82,76 235,88 2,0 gram 80,88 ppm 88,968 x 10 -3 mg 13,99 132,04 320,28 ppm 480,57 x 10 -3 mg 75,56 212,85 4,0 gram 131,36 ppm 249,584 x 10 -3 mg 40,52 260,44 339,75 ppm 271,80 x 10 -3 mg 42,74 146,64 Keterangan :

1. Jumlah biodiesel minyak sawit yang digunakan 3,0 gram 2. Jumlah pelarut yang digunakan 10 mL

4.2. PEMBAHASAN 4.2.1. Pembuatan Kalsium Maleat – grafting – HDPE

Dokumen yang terkait

Peranan Kalsium Pada Adsorben Kalsium Polistirena Sulfonat dan Kalsium Stearat Terhadap Adsorpsi dan Desorpsi Tokoferol dan Tokotrienol dari Campuran Metil Ester Minyak Kemiri

8 106 69

Penggunaan Polistirena Sulfonat Sebagai Katalis Transesterifikasi Minyak Jarak Pagar (Jatropha Curcas) Berkadar Asam Lemak Bebas Tinggi

1 48 60

Peranan Divinil Benzena Terhadap Kompatibilitas Campuran Low Density Polyethylene (LDPE) Dan Abu Ban Bekas Menggunakan Inisiator Dikumil Peroksida

1 35 65

Pengaruh Konsentrasi Maleat Anhidrida Terhadap Derajat Grafting Maleat Anhidrida Pada Polipropilena Terdegradasi Dengan Inisiator Benzoil Peroksida

3 57 60

Kualitas Papan Komposit Plastik pada Berbagai Kadar Aditif Berbahan Limbah Batang Kelapa Sawit dan High Density Polyethylene (HDPE)

0 58 84

Pengaruh Konsentrasi Maleat Anhidrat Terhadap Derajat Grafting Maleat Anhidrat Pada High Density Polyethylene ( HDPE ) Dengan Inisiator Benzoil Peroksida

3 61 57

Pengaruh Waktu Terhadap Derajat Grafting Maleat Anhidrat Dalam High Density Polyethylene (HDPE) Dengan Inisiator Benzoil Peroksida

1 53 47

PENGARUH PENGGUNAAN SERAT HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON TERHADAP KUAT TARIK BETON

2 28 19

Optimasi Penggunaan Adsorben pada Proses Pemisahan Karotenoid dari Metil Ester Kasar Minyak Sawit dengan Metode Kromatografi Kolom Adsorpsi.

0 11 90

OPTIMASI PENGGUNAAN ADSORBEN PADA PROSES PEMISAHAN KAROTENOID DARI MINYAK KELAPA SAWIT DAN METILESTER MINYAK SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI KOLOM.

0 4 21