BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab-bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai tinjauan pustaka, konsep, landasan teori dan metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini. Pada bab
ini, peneliti menganalisis gaya bahasa yang memfokuskan pada empat varian idiom bahasa Mandarin yang terdapat di dalam buku Chinese Idiomatic Phrases
for Foreign Students.
4.1 Hasil
Dari hasil penelitian terhadap gaya bahasa pada idiom bahasa Mandarin dapat dinyatakan bahwa terdapat sembilan gaya bahasa pada empat varian idiom bahasa
Mandarin. Gaya bahasa tersebut adalah: gaya bahasa perumpamaan b ǐyù,
termasuk di dalamnya simile míngyù, metafora ànyù, dan jièyù; gaya bahasa personifikasi depersonifikasi b
ǐnǐ; gaya bahasa metonimiasinekdoke jièdài; gaya bahasa hiperbola ku
āzhāng; gaya bahasa paronomasia shuāngguān; gaya bahasa duì’
ǒu; gaya bahasa antitesis duìbǐ; gaya bahasa repetisi fǎnfù; dan terakhir gaya bahasa erotesis f
ǎnwèn. Adapun fungsi dan makna gaya bahasa pada idiom bahasa Mandarin adalah
sebagai berikut. Gaya bahasa perumpamaan b ǐyù untuk mengumpamakan idiom
yang sulit dimengerti dengan hal-hal yang lebih mudah dimengerti. Gaya bahasa personifikasidepersonifikasi b
ǐnǐ berfungsi menjadikan idiom memiliki nilai
Universitas Sumatera Utara
33
humoris, berfigur, dan mudah dimengerti. Fungsi gaya bahasa metonimiasinekdoke jièdài adalah menjadikan idiom menjadi lebih berfigur dan
nyata. Sementara itu gaya bahasa hiperbola ku
āzhāng berfungsi sebagai penambah daya tarik idiom. Berbeda dengan fungsi gaya bahasa diatas, gaya bahasa duì’
ǒu memiliki fungsi menjadikan idiom terasa berirama pada saat diucapkan dan terasa
ringan pada saat didengar. Gaya bahasa paronomasia shu āngguān berfungsi
menjadikan makna idiom lebih beragam, menyenangkan, dan melemahkan ucapan eufenisme dan menajamkan makna.
Gaya bahasa antitesis duìb ǐ berfungsi untuk membandingkan dua hal yang
bertentanganberlawanan sehingga tampak jelas makna kedua sisi hal yang bertentangan itu, sedangkan gaya bahasa repetisi f
ǎnfù dan gaya bahasa erotesis f
ǎnwèn sama-sama berfungsi untuk menegaskan maksud. Bedanya gaya bahasa repetisi memanfaatkan pengulangan kata sedangkan gaya bahasa erotesis
memanfaatkan bentuk pertanyaan. Makna gaya bahasa pada empat varian idiom bahasa Mandarin dapat dilihat
dari segi kesamaan makna gaya bahasa perumpamaan, gaya bahasa hiperbola, gaya bahasa paronomasia, dan gaya bahasa erotesis, kedekatan makna gaya
bahasa metonimiasinekdoke, penerapan makna gaya bahasa personifikasidepersonifikasi, kesejajaran makna gaya bahasa duì’
ǒu, perbandingan makna gaya bahasa antitesis dan pengulangan makna gaya bahasa
repetisi.
Universitas Sumatera Utara
34
4.2 Pembahasan