Joseph A. DeVito dalam bukunya The Interpersonal Communication Book DeVito, 2001: 80 menuliskan kecemasan berkomunikasi dapat dibagi menjadi
dua bagian, yaitu: 1. Kecemasan berkomunikasi yang muncul dalam diri seseorang trait
apprehension. Keadaan cemas ini muncul tanpa memperhatikan situasi khusus. Ketakutan muncul dalam situasi komunikasi diadik, kelompok kecil, berbicara di
depan umum, maupun komunikasi massa. 2. Kecemasan yang timbul karena situasi sosial yang menyebabkan seseorang
tidak mampu menyampaikan pesannya secara jelas state apprehension. Keadaan takut, akan terlihat jelas, khusus untuk situasi komunikasi tertentu. Devito
mencontohkan individu yang mungkin takut saat berbicara di depan umum tetapi tidak saat komunikasi diadik, atau individu yang merasakan kecemasan
berkomunikasi saat proses wawancara namun tidak ada kecemasan saat berbicara di depan umum. Kecemasan yang timbul karena situasi sosial ini sangatlah umum;
keadaan ini dialami banyak orang saat berada dalam situasi tertentu.
II.2.2 PERILAKU CEMAS
Kecemasan dapat menyebabkan penurunan frekuensi , kekuatan, dan ketertarikan dalam interaksi komunikasi pada individu sehingga individu memiliki
keengganan dalam berkomunikasi. Kecemasan yang tinggi menghindari situasi komunikasi; namun saat individu didorong untuk berpartisipasi, individu tersbut
akan berkomunikasi sesedikit mungkin. Individu-individu yang mengalami kecemasan yang tinggi akan merasa kurang puas dengan pekerjaan mereka,
mungkin karena mereka kurang berhasil dalam membangun hubungan-hubungan
Universitas Sumatera Utara
interpersonal. Semua perilaku ini tidak mengartikan bahwa kecemasan terjadi pada orang yang tidak bahagia. Kebanyakan individu yang cemas telah belajar
atau dapat belajar untuk menangani kecemasan berkomunikasi mereka. DeVito, 2001:80
Burgoon dalam Infante et. al, 1990:146 dalam penelitiannya menemukan beberapa aspek yang memberi kontribusi terhadap munculnya ketidakinginan
individu untuk berkomunikasi dengan orang lain, yaitu: 1. Alienasi sosial, persoalan ini terjadi ketika seseorang tidak mampu mengadopsi
nilai-nilai dan norma-norma kemasyarakatan. Individu tersebut dalam kesehariannya masih mengembangkan perasaan gelisah insecurity, isolasi,
dan perasaan tidak mempunyai kekuasaan powerlessness. 2. Introversi. Apa yang dimaksud sebagai introversi merupakan aspek lain yang
memberi kontribusi terhadap ketidakinginan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena orang yang mempunyai sifat tertutup introvert
tidak menempatkan komunikasi sebagai medium interaksi yang penting; dan karenanya komunikasi tidak cukup dibutuhkan oleh individu yang
berkepribadian tertutup. 3. Harga diri self-esteem. Harga diri merupakan satu bagian dari sindrom
ketidakinginan untuk berkomunikasi, karena individu yang mempunyai harga diri yang rendah akan merasa khawatir orang lain memberi reaksi negatif
kepadanya. Akibatnya, ia kurang termotivasi untuk berkomunikasi karena ia merasa tidak bisa untuk melakukannya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Patterson dan Ritts kecemasan sosial dan komunikasi memiliki parameter seperti:
1.aspek fisik seperti denyut jantung atau wajah yang memerah karena malu 2.aspek tingkah laku, seperti penghindaran dan perlindungan diri
3.aspek kognitif, seperti terlalu fokus pada diri sendiri self-focus serta timbulnya pemikiran negatif.
Dari ketiga parameter tersebut maka aspek kognitif dinilai sebagai yang paling dominan. Hal ini berarti kecemasan sosial dan komunikasi sebagian besar
berkenaan dengan bagaimana cara kita berpikir mengenai diri kita terkait dengan situasi komunikasi yang tengah dihadapi. Morissan, 2010:9
II.2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN BERKOMUNIKASI