BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan tidak hanya dinilai dari hasil akhir, tetapi proses. Banyak orang yang mendapatkan hasil yang baik tanpa menjalani proses yang baik dan
benar. Proses yang baik dan benar hampir selalu melalui perjalanan yang panjang, sukar, dan berliku-liku. Namun proses inilah yang menjadi pembelajaran
terpenting dalam membangun karakter dan hanya orang-orang yang memiliki karakter yang berkualitas yang benar-benar mau bertahan dan dapat melalui
proses tersebut. Demikianlah skripsi, karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari
persyaratan pendidikan akademis KBBI, dikatakan berhasil tidak hanya dilihat dari nilai akhir yang diberikan pada bobot 6 SKS saja. Jika keberhasilan skripsi
hanya dilihat dari nilainya saja, maka integritas bukanlah harga yang harus dimiliki.
Skripsi dikatakan berhasil saat peneliti mengerti dan memahami tujuan dan manfaat dari dilakukannya penelitian. Skripsi dikerjakan bukan untuk
mendapatkan nilai A pada mata kuliah skripsi, bukan pula sekedar memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana seperti yang selalu tertera pada sampul
depan skripsi. Tujuan penulisan skripsi adalah agar mahasiswa dapat berpikir logis, analitis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan
Universitas Sumatera Utara
dan menuangkan hasil pemikiran dan penelitian tersebut secara sistematis dan terstruktur http:www.Infoskripsi.com.
Skripsi adalah bukti integritas mahasiswa, implementasi ilmu yang telah diperoleh di perguruan tinggi, karya tertinggi mahasiswa S1 yang melibatkan rasa
dan karsa serta kemampuan intelijen dan emosional mahasiswa. Sebagai bukti integritas serta implementasi teoritis akhir mahasiswa, skripsi bermanfaat untuk
memberikan dedikasi kepada masyarakat dengan seluruh ilmu yang diperoleh mahasiswa selama di perguruan tinggi. Manfaat ini juga tertera dalam tridarma
perguruan tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat. Untuk manfaat inilah, proses yang baik dan benar adalah kunci keberhasilan skripsi.
Hasil akhir baik berupa nilai memuaskan, sangat memuaskan, maupun pujian dan pengakuan dari orang-orang adalah bonus dari proses yang telah dilalui
dengan baik dan benar. Namun, sangat disayangkan banyak mahasiswa yang lupa, pura-pura lupa, atau memang tidak lupa karena sama sekali tidak mengerti
manfaat skripsi pada kodratnya. Skripsi dipandang sebagai beban dan halangan besar yang harus dilewati secepat mungkin agar bisa maju, bukan lagi sebagai
dedikasi terbaik yang sudah seharusnya diberikan kepada masyarakat pada akhir pengabdian seorang mahasiswa. Proses tidak lagi berharga bahkan hampir tidak
terlintas dalam benak mahasiswa. Yang dipikirkan mahasiswa hanyalah cara paling instan dan mulus untuk selesai sampai bab akhir. Yang lebih memalukan
lagi, mahasiswa menginginkan cara termudah dengan nilai tertinggi, waktu tercepat, dan pujian dari banyak orang tanpa mempedulikan nilai guna
penelitiannya bagi masyarakat. Inilah produk sarjana yang diproduksi perguruan tinggi. Mahasiswa dengan mental yang sebenarnya belum siap untuk sarjana
Universitas Sumatera Utara
dengan kalimat penutup ‘Jangan lupakan almamater’ dengan bangga didistribusikan ke masyarakat untuk memajukan nama bangsa dan negara.
Yang menjadi pertanyaannya adalah ‘Mengapa ini semua bisa terjadi?’ dan ‘Mengapa hal ini bisa tergilas dari pandangan dunia pendidikan disaat semua
birokrat pendidikan berlomba-lomba untuk memperbaiki kualitas pendidikan institusinya?’ Salah satu hal yang sangat berkaitan dengan proses pengerjaan
skripsi yang mengikutsertakan mahasiswa dan perguruan tinggi adalah bimbingan skripsi.
Bimbingan skripsi makna dasarnya adalah bimbingan dalam proses skripsi. Beberapa proses dalam pengerjaan skripsi antara lain mahasiswa yang
tidak fokus pada judul penelitiannya, bingung terhadap latar belakang masalah, kurang mengerti terhadap teori-teori yang akan digunakan, kurang memahami
metodologi penelitian, bahkan sering kali timbul masalah saat mengumpulkan data, kesulitan dalam menganalisis data, dan kerumitan dalam membahas data
secara sistematis dan terstruktur dan berbagai hal lainnya dalam proses penyelesaian skripsi yang tidak hanya menguji kecerdasan intelijen mahasiswa
namun menguji kecerdasan emosional mahasiswa juga. Dengan adanya kondisi seperti ini, bimbingan skripsi adalah metode yang tepat untuk mencapai hasil
maksimal dan berkualitas dari hasil penelitian ilmiah mahasiswa. Sebenarnya bimbingan skripsi memiliki peran penting dalam proses
pengerjaan skripsi. Namun peran itu kurang dianggap penting oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Bimbingan skripsi hanya dilihat sebagai formalitas, seperti
tempat persetujuan dari dosen pembimbing untuk melangkah ke bab berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
Seharusnya pemaknaan seperti ini adalah penghinaan bagi dosen pembimbing karena ilmu yang dimiliki serta perannya sebagai pembimbing bukan hanya
sekedar berguna untuk paraf saja. Sayangnya, dosen pembimbing juga kurang menyadari atau seolah-olah tidak menyadari keberadaan mahasiswa yang kurang
memahami tujuan penulisan skripsi. Berhasil atau tidaknya skripsi adalah tanggung jawab dari mahasiswa yang
melakukan penelitian tersebut. Namun keberhasilan skripsi juga dipengaruhi oleh lingkungan mahasiswa. Ketika motivasi internal mahasiswa dalam proses
penyusunan skripsi menurun, motivasi eksternal dari lingkungan sangat dibutuhkan. Dan dosen pembimbing skripsi adalah bagian dari lingkungan
mahasiswa tersebut. Dengan kata lain, keberhasilan skripsi juga merupakan tanggung jawab dosen pembimbing yang notabene adalah utusan dari perguruan
tinggi agar secara langsung membimbing mahasiswa. Dosen pembimbing skripsi mempunyai peran membimbing mahasiswa
agar mahasiswa memahami etika penelitian ilmiah terutama yang menyangkut plagiarisme dan sikap ilmiah, menetapkan masalah penelitian, menelusuri
literatur, menyusun usul penelitian, mampu menerapkan teknik presentasi yang baik, mampu menulis skripsi, mampu melakukan ujian lisan saat
mempertanggungjawabkan hasil pengerjaan skripsinya di hadapan dosen penguji http:www.eng.unri.ac.id. Oleh sebab itu, peranan dosen pembimbing saat
bimbingan skripsi sangatlah penting dalam mendukung mahasiswa dalam penelitian dan proses pengerjaan skripsinya. Melalui bimbingan skripsi, dosen
pembimbing skripsi bertanggung jawab untuk membimbing mahasiswa sehingga mahasiswa mengerti etika penelitian ilmiah, tidak mengalami tekanan mental
Universitas Sumatera Utara
dalam proses penelitian dan penyelesaian skripsi, serta menghasilkan skripsi yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat.
Namun fenomena yang ditemukan adalah penyebab kecemasan yang dialami mahasiswa tingkat akhir bukan hanya karena kerumitan proses penelitian
ilmiah yang akan dihadapi, tetapi juga karena kekhawatiran mahasiswa terhadap dosen yang membimbing mahasiswa dalam bimbingan skripsi serta terhadap
metode bimbingan skripsi dosen tersebut. Mahasiswa mengalami ketidakpastian terhadap karakter dosen yang akan membimbing mereka. Mahasiswa
mengharapkan untuk dibimbing oleh dosen tertentu yang sesuai dengan karakternya dan merasa cemas jika mendapatkan dosen pembimbing yang di
kalangan mahasiswa telah mendapatkan label ’kejam, kaku, perfeksionis, sangat mendominasi, dan banyak permintaan’.
Kecemasan dan ketidakpastian yang dialami mahasiswa berpengaruh terhadap interaksi komunikasi antarpribadi mahasiswa dengan dosen pembimbing
dalam bimbingan skripsi. Dalam proses bimbingan skripsi, semua mahasiswa selalu mengalami kecemasan dan ketidakpastian. Namun yang menjadi perhatian
adalah tidak semua mahasiswa dapat mengatasi kecemasan dan ketidakpastiannya dalam bimbingan skripsi.
Salah satu contoh mahasiswa yang tidak mampu mengatasi kecemasan dan ketidakpastian dalam dirinya adalah mahasiswa yang memohon kepada
departemen untuk mengganti dosen pembimbingnya saat dia mengetahui dosen pembimbingnya adalah seorang dosen yang tidak sesuai dengan karakternya.
Mahasiswa ini dikatakan tidak dapat mengatasi kecemasan dan ketidakpastiannya
Universitas Sumatera Utara
karena dia memutuskan untuk tidak melakukan interaksi komunikasi dengan dosen pembimbingnya. Kecemasan dan ketidakpastian yang sangat tinggi dan
tidak dapat diatasi membuat individu membatasi dirinya berkomunikasi dengan individu lainnya.
Kecemasan dan ketidakpastian jika tidak dapat diatasi oleh mahasiswa, maka akan mengalami peningkatan. Kecemasan dan ketidakpastian yang semakin
meningkat dapat menghambat komunikasi antarpribadi dosen pembimbing dan mahasiswa dalam bimbingan skripsi.
Salah satu kelebihan komunikasi antarpribadi yaitu komunikasi antarpribadi selalu dimulai dari proses hubungan yang bersifat psikologis dan
proses tersebut mengakibatkan keterpengaruhan diantara individu-individu pelaku komunikasi antarpribadi. Proses komunikasi yang bersifat psikologis ini yang
menyebabkan komunikasi antarpribadi sangat berperan terhadap psikologi individu-individu pelaku komunikasi. Komunikasi antarpribadi dapat
mempengaruhi kognitif, afektif, dan behavioral khalayaknya. Interaksi dosen pembimbing dengan mahasiswa dalam bimbingan skripsi
memerlukan peranan komunikasi antarpribadi yang dapat mempengaruhi kognitif, afektif, dan behavioral mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya. Peranan
dosen pembimbing diharapkan mampu mengurangi permasalahan yang akan dialami mahasiswa dalam proses pengerjaan skripsi, namun terdapat kondisi riil
dimana dosen pembimbing skripsi menjadi salah satu permasalahan bagi mahasiswa dalam proses pengerjaan skripsinya. Mahasiswa merasa khawatir bila
akan bertemu dengan dosen pembimbingnya dan mengalami kecemasan
Universitas Sumatera Utara
berkomunikasi saat bimbingan skripsi. Bahkan kekuatiran tersebut membuat mahasiswa menjadikan atau menganggap hal yang wajar bila bimbingan skripsi
hanya sebagai pertemuan untuk persetujuan tiap bab, bukan untuk berdiskusi atau mendapatkan pengarahan dari dosen pembimbing.
Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa yang sedang melakukan bimbingan skripsi di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik FISIP USU. Pemilihan lokasi penelitian di FISIP USU dilakukan karena pada fakultas inilah ditemukan beberapa kasus kecemasan mahasiswa dalam
interaksi komunikasi dengan dosen dalam bimbingan skripsi dikarenakan dosen pembimbing skripsi yang tidak sesuai dengan harapan mahasiswa. Bila melihat
pada salah satu tujuan komunikasi antarpribadi adalah untuk memelihara hubungan yang bermakna dengan orang lain, maka yang menjadi pertanyaannya
adalah bagaimana kecemasan dan ketidakpastian mahasiswa dalam interaksi komunikasi antarpribadi dengan dosen pembimbing dalam bimbingan skripsi,
serta bagaimana komunikasi antarpribadi yang terjadi antara dosen pembimbing dengan mahasiswa dalam bimbingan skripsi di FISIP USU. Penelitian ini
setidaknya dapat membantu dalam memperoleh pengetahuan mengenai bagaimana selama ini subjek penelitian membangun komunikasi antarpribadinya
dan sejauhmana hal ini berpengaruh terhadap proses penyelesaian dan hasil tugas akhir mahasiswa tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti fenomena kecemasan berkomunikasi dan ketidakpastian mahasiswa
dalam interaksi komunikasi antarpribadi dengan dosen pembimbing dalam bimbingan skripsi pada mahasiswa FISIP USU.
Universitas Sumatera Utara
I.2. Perumusan Masalah