Ruang Lingkup Pembahasan Metode Penelitian

tumbuhan seperti bunga peony yang merepresentasikan sebuah makna bagi pemilik tato. Sejarah unik dan makna simbolik yang terkandung dalam sebuah gambar tato tanpa disadari bagi masyarakat umum memiliki arti tersendiri, sama halnya dengan bentuk-bentuk seni lainnya yang ada dalam sebuah kebudayaan. Makna-makna simbolik yang terkandung dalam setiap gambar tato horimonoirezumi khususnya yang bergambar binatang seperti naga, singa anjing, kura-kura, harimau, ikan koi, dan ular yang masing-masing memiliki makna pertahanan, pengawalan atau perlindungan, panjang umur, kebahagiaan, kekuasaan, keganasan, ketekunan, keberanian, kesuburan dan lain-lain. Sehingga keterkaitan antara gambar tato dengan makna simbol tersebut menjadikan gambar tato ini menarik. Hal tersebut diatas menjadi ketertarikan penulis untuk meneliti makna-makna yang terkandung dalam gambar-gambar tato tradisional Jepang horimono khususnya yang bergambar binatang dan menuntaskan pertanyaan- pertanyaan mengenai makna tato itu sendiri. Untuk itu penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut : 1. Makna simbolik apa yang terkandung dalam gambar-gambar binatang pada tato Jepang horimonoirezumi ? 2. Bagaimanakah pandangan orang Jepang mengenai makna-makna yang terdapat dalam gambar-gambar tato Jepang horimonoirezumi ?

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam pembahasannya penulis menganggap perlu adanya pembatasan ruang lingkup permasalahan agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan Universitas Sumatera Utara berkembang jauh sehingga masalah yang akan dibahas dapat lebih terarah dalam penulisan nantinya. Dalam penelitian ini, ruang lingkup yang akan dibahas difokuskan pada interpretasi makna simbolik yang terkandung pada tato tradisional Jepang yang bergambar binatang yang umumnya sering digunakan sebagai objek pembuatan tato . Untuk mendukung penelitian ini penulis akan menjelaskan juga mengenai : 1. Pengertian dan sejarah tato secara umum 2. Makna yang terkandung dalam gambar horimonoirezumi yang bergambar binatang 3. Gambar-gambar tato 4. Pandangan masyarakat Jepang tentang tato atau horimonoirezumi 1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1. Tinjauan Pustaka Menganalisa data pada umunya ataupun isi dari suatu kebudayaan masyarakat tertentu, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu unsur-unsur kebudayaan universal cultural universal. Kebudayaan universal adalah unsur-unsur yang ada dalam semua kebudayaan di seluruh dunia, baik yang kecil, yang bersahaja, terisolasi maupun yang besar dan kompleks dengan suatu jaringan hubungan yang luas. Menurut Suryohadiprojo 1982 : 192, kebudayaan adalah hasil dari budi-daya dan hasil dari pemikiran manusia. Menurut C.K Luckhon dalam Koentjaraningrat 1976:203-204, unsur-unsur kebudayaan universal dalam kebudayaan di dunia ada tujuh buah Universitas Sumatera Utara unsur, yaitu : 1 bahasa, 2 sistem teknologi, 3 mata pencaharian atau ekonomi, 4 organisasi sosial, 5 sistem pengetahuan, 6 religi, 7 kesenian. Tato merupakan bagian dari hasil kesenian, termasuk didalamnya horimonoirezumi di Jepang. Tato merupakan adaptasi dari bahasa Inggris, yaitu tattoo yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan istilah “rajah”. Sementara itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi Edisi ke-4 2008 tato adalah gambar lukisan pada kulit tubuh. Tato merupakan salah satu seni body decorating dengan menggambar kulit tubuh dengan alat tajam berupa jarum, tulang, dan sebagainya, kemudian bagian tubuh yang digambar tersebut diberi zat pewarna atau pigmen berwarna-warni.

1.4.2. Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan landasan teori dalam mengungkapkan kebenaran yang terdapat di dalamnya. Jika membicarakan makna simbolik yang terkandung dalam horimono atau irezumi, erat kaitannya dengan simbol atau gambar yang ada pada tubuh seseorang. Oleh karena itu, pembahasan mengenai makna simbolik horimonoirezumi memerlukan pendekatan semiotik atau teori semiotika. Semiotika adalah studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya. Makna semiotik menurut Pierce 1992: 1, yaitu ia mengatakan tanda- tanda memungkinkan kita berpikir, berhubungan dengan orang lain dan memberi makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Universitas Sumatera Utara Selain itu, penulis juga menggunakan teori interaksi simbolik yang bercikal bakal dari faham fenomenologi, berusaha memahami tentang suatu “gejala” erat hubungannya dengan situasi, kepercayaan, motif pemikiran yang melatarbelakangi. Moeleong, 2000:9 mengatakan, ”Penekanan kaum Fenomenologis adalah aspek subjektif dari perilaku orang. Mereka berusaha masuk ke dalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sehingga mereka mangerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan di sekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari.” Teori interaksi simbolik berpandangan bahwa seseorang berbuat dan bertindak bersama dengan orang lain, berdasarkan konsep makna yang berlaku pada masyarakatnya; makna itu adalah produk sosial yang terjadi pada saat interaksi; aktor sosial yang terkait dengan situasi orang lain melalui proses interpretasi atau tergantung kepada orang yang menafsirkannya Jhonson Pardosi dalam Logat Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume IV No. 2 Oktober Tahun 2008. Interaksi simbolik menurut Effendy 1989: 352 adalah suatu faham yang menyatakan bahwa hakekat terjadinya interaksi sosial antara individu dan antar individu dengan kelompok, kemudian antara kelompok dengan kelompok dalam masyarakat, ialah karena komunikasi, suatu kesatuan pemikiran di mana sebelumnya pada diri masing-masing yang terlibat berlangsung internalisasi atau pembatinan. Selain itu, penulis juga akan menyinggung tentang sejarah munculnya tato sehingga dalam penelitian ini penulis juga akan menggunakan pendekatan historis. Menurut Ratna 2004 : 66, pendekatan historis melihat konsekuensi Universitas Sumatera Utara karya sastra sebagai sarana untuk memahami aspek-aspek kebudayaan yang lebih luas dimana karya sastra adalah gambaran kehidupan masyarakat di zamannya. Dalam perjalanan historisnya, horimonoirezumi mengalami perkembangan dan mengalami banyak perubahan mulai dari cara pembuatannya hingga makin banyaknya pilihan gambar. Dan perubahan-perubahan tersebut tidak lepas dari kondisi masyarakat pendukungnya. Berdasarkan beberapa pendekatan diatas seperti pendekatan semiotik, digunakan penulis untuk menginterpretasikan tanda-tanda atau simbol-simbol yang ada dalam tato. Pendekatan interaksi simbolik digunakan penulis untuk menjelaskan segala hal yang saling berhubungan dengan pembentukan makna dari suatu benda atau lambang atau simbol. Dan pendekatan historis digunakan penulis untuk menjelaskan tentang sejarah tato. 1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui bagaimana sejarah tato dan horimonoirezumi serta perkembangannya hingga sekarang. b. Untuk mengetahui makna simbolik apa saja yang terkandung dalam setiap gambar horimonoirezumi. Universitas Sumatera Utara

1.5.2. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan bermanfaat dan berguna bagi pihak-pihak tertentu, yaitu : 1. Bagi peneliti sendiri dapat menambah wawasan mengenai sejarah dan perkembangan tato serta makna yang terkandung dari setiap gambar horimonoirezumi atau tato Jepang khususnya yang bergambar binatang. 2. Memberikan informasi kepada masyarakat luas pada umumnya dan mahasiswa Sastra Jepang pada khususnya tentang makna dari gambar horimonoirezumi yang bergambar binatang.

1.6. Metode Penelitian

Metode adalah alat untuk mencapai tujuan dari suatu kegiatan. Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan semiotik, dimana penelitian ini dilakukan seobjektif mungkin berdasarkan fakta yang ada dengan pengkajian tanda atau simbol dan makna. Menurut Koentjaraningrat 1976 : 30, penelitian yang bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu dalam memecahkan masalah penelitian, mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, mengkaji dan menginterpretasikan data. Menurut Endraswara 2008:5, metode penelitian yang menggunakan metode deskriptif merupakan sebuah penelitian terurai dalam bentuk kata-kata Universitas Sumatera Utara atau gambar jika diperlukan, bukan berbentuk angka. Penelitian ini juga mencakup penelitian secara kualitatif. Endraswara 2008:5 kembali menjabarkan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak menggunakan angka-angka, tetapi mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empiris. Dengan metode tersebut diatas, penulis akan menganalisa makna simbolik yang terdapat dalam horimono atau irezumi melalui gambar-gambarnya. Untuk dapat mendeskripsikan suatu masalah dengan tepat dan akurat serta penelitian yang berkesinambungan berkesinambungan maka sebagai pendukung digunakan metode kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan suatu aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan penelitian yang ditujukan untuk mewujudkan jalan memecahkan permasalahan penelitian. Beberapa aspek penting perlu dicari dan digali, meliputi : masalah, teori, konsep dan penarikan kesimpulan dan saran Nasution, 2001 : 14 Dengan kata lain, studi kepustakaan library research adalah pangumpulan data dengan cara membaca buku-buku atau referensi yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Data yang diperoleh dari referensi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan kesimpulan serta saran. Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan metode terjemahan translation method yaitu metode yang berkenaan dengan rencana pelaksanaan analisis, pengalihan, penyerasian penerjemahan Machali, 2000 : 48. Karena data dan sumber bacaan yang diperoleh hampir seluruhnya menggunakan teks bahasa Inggris. Universitas Sumatera Utara Dalam metode ini, penulis memanfaatkan sumber-sumber yang didapatkan dari koleksi pribadi dan koleksi buku di perpustakaan pusat USU, perpustakaan pusat dan jurusan Sastra Jepang Universitas Bung Hatta, perpustakaan Konsulat Jenderal Jepang di Medan serta jurnal-jurnal ataupun artikel-artikel yang dimuat di majalah maupun internet sebagai sumber data. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN UMUM MAKNA SIMBOLIK PADA TATO HORIMONOIREZUMI DALAM MASYARAKAT JEPANG

2.1. Pengertian Tato