BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Jepang sebagai negara besar dan maju memiliki kebudayaan yang kaya akan eksotisme dan mengundang banyak orang mempelajarinya . Sebagai salah
satu negara kuat, baik dalam hal identitas dan kekuatan ekonomi yang mampu menyaingi keadidayaan Amerika Serikat dan mayoritas negara maju di benua
Eropa, pengaruh Jepang tidak hanya dalam ruang lingkup ekonomi semata. Melalui jalur perekonomian, Jepang secara tidak langsung mulai menancapkan
pengaruh-pengaruh kebudayaannya dalam komunitas masyarakat dunia. Hal ini membuat kebudayaan Jepang mulai diterima oleh masyarakat dengan kebudayaan
berbeda dan menjadi salah satu kebudayaan yang universal.
Menurut C.K Luckhon dalam Koentjaraningrat 1976:203-204, unsur-
unsur kebudayaan universal dalam kebudayaan di dunia ada tujuh buah unsur universal, yaitu : 1 bahasa, 2 sistem teknologi, 3 mata pencaharian atau
ekonomi, 4 organisasi sosial, 5 sistem pengetahuan, 6 religi, 7 kesenian. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu unsur
kebudayaan adalah kesenian. Yang termasuk dalam kesenian adalah didalamnya seni musik, seni tari, seni pahatukir, seni lukis, seni rupa dan lain-lain. Tato
merupakan sebuah seni, dalam hal ini dapat digolongkan kedalam seni lukis. Secara spesifik, tato merupakan sebuah seni rajah tubuh yang berkembang di
berbagai negara di dunia tidak terkecuali Jepang. Tato dianggap sebagai salah satu bentuk kesenian karena proses menato merupakan sebuah proses kreativitas yang
Universitas Sumatera Utara
mencakup proses mendesain bentuk, aplikasi desain dalam media berupa tubuh manusia, hingga pewarnaan yang memerlukan tidak sekedar teknik, tapi juga
sense of art dan ketelitian. Seni tato merupakan suatu hasil kebudayaan yang berupa gambar yang
didalamnya terdapat makna. Makna pada gambar hanya dapat dipelajari melalui
makna semiotik, dimana makna semiotik menurut Pierce 1992: 1, mengatakan:
tanda-tanda memungkinkan kita berpikir, berhubungan dengan orang lain dan memberi makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta.
Beberapa kelompok masyarakat di dunia masih memandang tato sebagai hal yang negatif. Dalam artian bahwa orang yang memiliki tato dianggap sebagai
orang yang jahat, preman atau merupakan perilaku kriminal dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh, di Indonesia sendiri masih banyak kelompok masyarakat yang menilai orang-orang yang bertato sebagai orang jahat atau sering disebut
dengan preman. Walaupun faktanya pada beberapa suku di Indonesia, tato merupakan bagian dari prosesi adat dan ritus keagamaan. Contohnya pada
masyarakat suku Mentawai, Dayak, dan Bali. Sementara itu di Jepang, orang yang memiliki tato identik dengan yakuza
1
.
Yakuza secara umum diidentikkan dengan organisasi yang penuh dengan kekerasan dan kekejaman sehingga ditakuti dalam masyarakat. Yakuza memiliki
latar belakang yang panjang dan cukup unik sehingga membuatnya berbeda dari organisasi-organisasi kriminal lainnya di negara-negara lain di dunia.
___________
1
Yakuza merupakan suatu bentuk organisasi kriminal yang terbentuk pertama kali pada zaman Edo, tepatnya pada pemerintahan Shogun Tokugawa dan sampai sekarang organisasi ini masih tetap eksis dalam
masyarakat Jepang serta merupakan organisasi terbesar di Jepang.
Universitas Sumatera Utara
Di Jepang sendiri tato pada awalnya merupakan sebuah bagian dari ritus keagamaan pada masyarakat asli Jepang yaitu bangsa Ainu di Zaman Jomon. Pada
perkembangan selanjutnya, tato mulai mengalami pergeseran makna karena dijadikannya tato sebagai bentuk hukuman yang digunakan untuk mengasingkan
pelanggar hukum dari masyarakat, yang biasanya terdapat di sekitar lengan untuk setiap kejahatan yang dilakukannya.
Tato pun dapat memiliki makna lain selain sebagai hukuman, diantaranya adalah sebagai penanda anggota suatu perkumpulan masyarakat. Jika setiap orang
dalam satu kelompok masyarakat melakukan suatu kegiatan yang sama maka setiap orang di dalam kelompok itu juga harus melakukan hal yang sama. Hal
tersebut juga berlaku dalam organisasi yakuza
1
yang diidentikkan dengan tato. Oleh karena itu semua anggota yakuza harus ditato. Pada saat ini tato digunakan
sebagai simbol atau lambang dari masing-masing organisasi yakuza tempat dia bergabung.
Dalam bahasa Jepang, tato dikenal dengan istilah horimono
彫り 物
Secara harfiah kata horimono berasal dari kata “hori” yang berarti ukiran atau pahatan. Sedangkan “mono” adalah barang atau benda. Jadi horimono adalah
benda yang berukir atau berpahat. Namun kata tersebut biasanya digunakan untuk
kegiatan mengukirmemberi ornamen pada mata pedang. Atau “irezumi
入れ墨
atau
入墨
,” secara harfiah berarti memasukkan tinta. dipakai untuk kegiatan merajah tubuh yang disebut “irezumi”. Akan tetapi irezumi selalu diidentikkan
untuk merajah tubuh seorang kriminal.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu lebih sering digunakan kata horimono untuk merujuk ke
kegiatan pentatoan agar tidak selalu identik dengan narapidana kriminal. Kata
horimono dianggap lebih sopan dan dapat digunakan untuk menunjuk berbagai
jenis rajahan Animonster volume 119, Horimono:Japanese Tattoos Februari 2009.
Proses penatoan tradisional Jepang merupakan sesuatu yang sangat menyakitkan. Peralatan yang digunakan terbuat dari tulang kayu yang dipahat dan
pada ujungnya dipasang jarum. Proses ini memakan waktu yang tidak sebentar, bahkan untuk tato seluruh tubuh waktu yang diperlukan bisa mencapai lebih dari
100 jam tergantung dari gambar yang diinginkan oleh seseorang yang ingin membuat gambar tato tersebut.
Kegiatan menato seluruh tubuh ini bukan hanya digunakan oleh anggota yakuza di Jepang. Kegiatan ini juga dilakukan oleh anggota kelompok mafia di
Amerika seperti Mara Salvatrucha atau yang lebih dikenal sebagai MS – 13 dan kelompok TRIAD yang merupakan bentuk lain mafia di negara China.
Umumnya pemilik tato menyatakan bahwa mereka menggambar tato di tubuhnya karena dianggap memiliki nilai artistik. Gambar yang biasa dijadikan
desain tato adalah gambar binatang, gambar bunga, gambar dewa, gambar pahlawan dan tokoh kabuki. Dari setiap gambar tato tersebut memiliki makna
simbolik masing-masing. Misalnya, ada yang bermakna pertahanan, pengawalan, kebahagiaan, ketabahan, keberuntungan, pengabdian, dan lain-lain. Keterkaitan
antara gambar tato dan pemaknaan tersebut sangat menarik untuk dibahas pada skripsi ini. Dengan demikian, penulis dalam skripsi ini ingin membahas tentang
Universitas Sumatera Utara
makna simbolik dari gambar-gambar tato tradisional Jepang horimono
khususnya yang bergambar binatang. Dari penjelasan diatas peneliti tertarik untuk membahas mengenai tato
tradisional Jepang horimono, mulai dari sejarahnya, makna simbolik yang terkandung dalam setiap gambar horimono hingga perkembangannya.
1.2. Perumusan Masalah