Obesitas Kegemukan Pola Makan Diet Kurangnya Aktivitas Fisik

jumlah kasusnya pada umur di atas 40 tahun, dan jumlah kasus paling banyak terjadi pada umur 61 sampai 70 tahun 48. 27

c. Obesitas Kegemukan

DM tipe 2 sering terjadi pada individu dengan berat badan lebih dan obes gemuk. Obesitas merupakan pemicu terpenting penyebab DM tipe 2. Menurut definisi, obesitas berarti berat badan berlebih sebanyak 20 dari berat badan ideal atau indeks massa tubuh IMT lebih dari 25 kgm 2 . 28 Dari berbagai penelitian didapatkan adanya keterkaitan erat antara IMT dan risiko terjadinya DM tipe 2. Risiko Relatif meningkat lebih dari 10 kali lipat di antara perempuan dari hasil penelitian the Nurses’ Health Study 2001 dengan IMT yang melebihi 29 kgm 2 dan diantara laki-laki dari hasil penelitian the Health Professional Followup Study 2001 dengan IMT yang melebihi 31 kgm 2 jika dibandingkan dengan mereka dalam kategori IMT yang lebih rendah. WHO memperhitungkan bahwa sekitar 64 DM tipe 2 yang diderita laki-laki Amerika dan 74 yang diderita perempuan Amerika seharusnya dapat dihindari jika IMT mereka dipertahankan pada atau di bawah 25 kgm 2 . 29

d. Pola Makan Diet

Pola makan merupakan determinan penting yang menentukan obesitas dan juga memengaruhi resistensi insulin. Dengan demikian, pola makan memainkan peranan yang penting dalam proses terjadinya DM tipe 2. Konsumsi makanan yang tinggi energi dan tinggi lemak, selain aktivitas fisik yang rendah, akan mengubah keseimbangan energi dengan disimpannya energi sebagai lemak simpanan yang jarang digunakan. Asupan energi yang berlebihan itu sendiri akan meningkatkan Universitas Sumatera Utara resistensi insulin, sekalipun belum terjadi kenaikan berat badan yang signifikan. Diet tinggi kalori, tinggi lemak dan rendah karbohidrat berkaitan dengan DM tipe 2. Diet yang kaya energi dan rendah serat akan meningkatkan kenaikan berat badan dan resistensi insulin kendati pada populasi yang berisiko rendah seperti orang-orang Eropa. 29

e. Kurangnya Aktivitas Fisik

Olahraga juga berperan dalam kontrol kadar gula darah. Otot yang berkontraksi atau aktif tidak atau kurang memerlukan insulin untuk memasukkan glukosa ke dalam sel, karena otot yang aktif lebih sensitif terhadap insulin, sehingga kadar glukosa darah jadi turun. 28 Untuk kedua tipe DM, olahraga terbukti dapat meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel sehingga glukosa darah turun. Pengidap DM tipe 1 harus berhati-hati sewaktu berolahraga karena dapat terjadi penurunan glukosa darah yang mencetuskan hipoglikemia. 18 Universitas Sumatera Utara

2.6. Komplikasi Diabetes Mellitus