Perumusan Masalah Manfaat Penelitian

UlkusGanggren, 7 kali lebih mudah mengidap Gagal Ginjal Terminal, dan 25 kali lebih mudah mengalami kebutaan akibat kerusakan retina. 12 Berdasarkan penelitian Lina 2011 di RSU Herna Medan tahun 2009-2010 terdapat 134 penderita DM yang mengalami komplikasi. Proporsi penderita DM yang mengalami komplikasi yaitu penderita DM yang mengalami Gangren 26,1, Hipertensi 15,7, Nefropati Diabetik 13,4, TB Paru 12,8, Hipoglikemia 6,7, Stroke 6,7, Neuropati Diabetik 5,2, Hiperglikemia 4,5, Penyakit Jantung Koroner 3,7, Dispepsia 3,7 dan Retinopati Diabetik 1,5. Jenis pengobatan yang terbanyak diberikan kepada penderita DM komplikasi adalah Obat Hipoglikemik Oral sebanyak 80 orang 59,7. 13 Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan di RS Vita Insani Pematangsiantar tahun 2011 diketahui bahwa jumlah penderita DM dengan komplikasi yaitu 123 penderita. Melihat tendensi kenaikan prevalensi DM secara global dan komplikasi yang ditimbulkan akibat DM maka perlu dilakukan suatu penelitian tentang karakteristik penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RS Vita Insani Pematangsiantar tahun 2011.

1.2. Perumusan Masalah

Belum diketahuinya karakteristik penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RS Vita Insani Pematangsiantar tahun 2011. Universitas Sumatera Utara

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RS Vita Insani Pematangsiantar tahun 2011.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan sosiodemografi umur, jenis kelamin, suku, agama, pekerjaan, dan daerah asal. b. Untuk mengetahui distribusi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan tipe DM. c. Untuk mengetahui distribusi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan ada tidaknya pemeriksaan HbA1C. d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan jenis komplikasi. e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan kategori komplikasi. f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan pengobatan. g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan sumber biaya h. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita DM berdasarkan komplikasi.. i. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang. Universitas Sumatera Utara j. Untuk mengetahui Case Fatality Rate CFR DM dengan komplikasi di RS Vita Insani Pematangsiantar tahun 2011. k. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur berdasarkan kategori komplikasi. l. Untuk mengetahui perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan kategori komplikasi. m. Untuk mengetahui perbedaan tipe DM berdasarkan kategori komplikasi. n. Untuk mengetahui perbedaan proporsi kategori komplikasi berdasarkan pengobatan. o. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan kategori komplikasi. p. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak RS Vita Insani Pematangsiantar untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap sehingga dapat meningkatkan penatalaksanaan pasien DM. b. Sebagai sarana bagi penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama di bangku perkuliahan dan menambah wawasan penulis tentang permasalahan DM komplikasi. c. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya tentang penyakit DM dengan komplikasi di masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Diabetes Mellitus

Menurut American Diabetes Association ADA tahun 2010, Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua- duanya. 6 Hiperglikemia didefinisikan sebagai kadar glukosa puasa yang lebih tinggi dari 110 mgdL. Kadar glukosa serum puasa normal adalah 70 sampai 110 mgdL. Glukosa difiltrasi oleh glomerulus dan hampir semuanya difiltrasi oleh tubulus ginjal selama kadar glukosa dalam plasma tidak melebihi 160-180 mgdL. 14 Diagnosis klinis DM umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan klasik berupa poliuria, polidipsi, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Jika keluhan khas, pemeriksaan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mgdL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. Hasil pemeriksaan glukosa darah puasa ≥ 126 mgdL juga digunakan untuk patokan diagnosis. Untuk kelompok tanpa keluhan khas DM, hasil pemeriksaan glukosa darah yang baru satu kali saja abnormal belum cukup kuat untuk menegakkan diagnosis. Diperlukan pemastian lebih lanjut dengan mendapat sekali saja angka abnormal, baik kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mgdL, kadar glukosa darah sewaktu sewaktu ≥ 200 mgdL pada hari yang lain, atau kadar glukosa sewaktu ≥ 200 mgdL pada 2 jam pascapembebanan glukosa 75 g pada tes toleransi glukosa oral TTGO. 15 Universitas Sumatera Utara