Suku Penderita DM dengan Komplikasi Agama Penderita DM dengan Komplikasi

Berdasarkan gambar 6.2. di atas dapat diketahui bahwa proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan jenis kelamin tertinggi adalah pada perempuan 65,0 dan proporsi terendah adalah laki-laki 35,0. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Irianti 2004 di RSU Kisaran Kabupaten Asahan tahun 2001-2002, diperoleh bahwa proporsi perempuan yang menderita DM lebih banyak yaitu 58,8 daripada yang berjenis kelamin laki-laki 41,2. 43 Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Adnyana 2006 di Poliklinik Rumah Sakit Sanglah Denpasar yang mendapatkan proporsi laki-laki yang menderita DM lebih banyak yaitu 65,0 daripada yang berjenis kelamin perempuan yaitu 35,0. 44 Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan kejadian DM antara laki-laki dan perempuan.

6.1.3. Suku Penderita DM dengan Komplikasi

Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RS Vita Insani Pematangsiantar tahun 2011 berdasarkan suku dapat dilihat pada gambar berikut ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 6.3. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Suku di RS Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2011 Berdasarkan gambar 6.3. di atas diketahui bahwa proporsi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan suku tertinggi yaitu suku Batak 74,8, kemudian suku Jawa 16,3, Tionghoa 6,5, Melayu 1,6, dan India 0,8. Hal ini bukan berarti orang yang bersuku Batak lebih berisiko untuk menderita DM dengan komplikasi namun hanya menunjukkan bahwa penderita DM dengan komplikasi yang datang berobat ke rumah sakit tersebut mayoritas bersuku Batak. Proporsi penderita DM dengan komplikasi pada penelitian ini lebih tinggi pada suku Batak yang sudah merupakan penggabungan dari suku Batak Toba, Simalungun dan Mandailing. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sinaga 2009 di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun tahun 2004-2008 diperoleh bahwa proporsi penderita DM tertinggi adalah suku Batak sebesar 50,2. 45 74,8 16,3 6,5 1,6 0,8 Suku Batak Jawa Tionghoa Melayu India Universitas Sumatera Utara

6.1.4. Agama Penderita DM dengan Komplikasi

Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RS Vita Insani Pematangsiantar tahun 2011 berdasarkan agama dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 6.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Agama di RS Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2011 Berdasarkan gambar 6.4. di atas diketahui bahwa proporsi tertinggi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan agama yaitu agama Kristen Protestan 56,9, kemudian agama Islam 30,9, agama Budha 6,5, Kristen Katolik 4,9, dan proporsi terendah yaitu agama Hindu 0,8. Hal ini bukan berarti penganut agama Kristen Protestan lebih berisiko untuk menderita DM dengan komplikasi namun hanya menunjukkan bahwa penderita DM dengan komplikasi yang datang berobat ke rumah sakit tersebut mayoritas beragama Kristen Protestan. 56,9 30,9 6,5 4,9 0,8 Agama Kristen Protestan Islam Budha Kristen Katolik Hindu Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Marpaung 2006 di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2003-2004 diperoleh bahwa proporsi penderita DM tertinggi adalah agama Kristen Protestan sebesar 66,10. 46

6.1.5. Pekerjaan Penderita DM dengan Komplikasi