Terapi insulin pada pasien DM tipe 2 dapat dimulai antara lain untuk pasien dengan kegagalan terapi oral, kendali kadar glukosa darah yang buruk HbA1C
7,5 atau kadar glukosa darah puasa 250 mgdL, riwayat pankreatektomi, atau disfungsi pankreas, riwayat fluktuasi kadar glukosa darah yang lebar, riwayat
ketoasidosis, riwayat penggunaan insulin lebih dari 5 tahun, dan penyandang DM lebih dari 10 tahun.
41
Oleh karena itu, penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RS Vita Insani tahun 2011 kemungkinan telah mengalami kegagalan terapi
oral, memiliki kendali kadar glukosa yang buruk atau telah menderita DM dalam waktu yang lama sehingga sebagian dari penderita mendapat suntikan insulin
disamping terapi OHO. Penderita DM tipe 2 yang mendapat terapi insulin disamping terapi OHO adalah penderita yang mengalami komplikasi akut seperti Ketoasidosis
Diabetik dan Hiperglikemia, juga penderita DM yang mengalami komplikasi kronik maupun kompliksi akut dan kronik.
Hal ini sesuai dengan penelitian Tarigan 2011 di RS Herna Medan tahun 2009-2010 diperoleh bahwa penderita DM dengan komplikasi yang terbanyak adalah
yang mendapatkan pengobatan OHO yaitu 59,7.
13
6.7. Sumber Biaya Penderita DM dengan Komplikasi
Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RS Vita Insani Pematangsiantar tahun 2011 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.11. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di
RS Vita Insani Tahun 2011
Berdasarkan gambar 6.11. di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan sumber biaya adalah biaya sendiri
86,2 dan proporsi terendah adalah Askes 0,8. Rumah Sakit Vita Insani adalah rumah sakit non pemerintah yang melayani
pasien dengan Asuransi Kesehatan Askes, biaya perusahaan dan biaya sendiri. Penderita DM dengan komplikasi yang bekerja sebagai ibu rumah tangga,
wiraswasta, pensiunan dan petani datang berobat dengan biaya sendiri sehingga sumber biaya pengobatan dijumpai lebih banyak dengan biaya sendiri. Penderita DM
dengan komplikasi yang berobat dengan biaya sendiri kebanyakan berasal dari luar kota Pematangsiantar sedangkan yang berobat dengan biaya perusahaan kebanyakan
berasal dari kota Pematangsiantar.
86,2 13,8
0,8
Sumber Biaya
Biaya Sendiri Biaya Perusahaan
Askes
Universitas Sumatera Utara
6.8. Keadaan Sewaktu Pulang Penderita DM dengan Komplikasi
Distribusi proporsi penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap di RS Vita Insani tahun 2011 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
Gambar 6.12. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu
Pulang di RS Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2011
Berdasarkan gambar 6.12. di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi penderita DM dengan komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah pasien
yang pulang berobat jalan PBJ 78,9 dan proporsi terendah adalah pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain 4,9.
CFR penderita DM dengan komplikasi yaitu 5,7. Berdasarkan penelitian diatas diketahui semua penderita DM dengan komplikasi yang meninggal berumur
40 tahun dan 4 orang diantaranya berumur 51-60 tahun, 5 orang berjenis kelamin laki-laki dan semuanya merupakan penderita DM tipe 2. Pengobatan dengan OHO
78,9 10,5
5,7 4,9
Keadaan Sewaktu Pulang
Pulang berobat jalan PBJ Pulang atas permintaan
sendiri PAPS Meninggal
Dirujuk ke RS lain
Universitas Sumatera Utara
dan suntik insulin 5 orang dan OHO 2 orang. Penderita DM dengan komplikasi yang meninggal terdapat 6 orang yang mengalami komplikasi kronik, yaitu 3 orang
diantaranya mengalami Stroke, 1 orang mengalami Stroke dan Neuropati, 1 orang mengalami PJK dan Gastritis, dan 1 mengalami Gastritis. Penderita DM dengan
komplikasi yang meninggal terdapat 1 orang saja yang mengalami komplikasi akut yaitu penderita yang mengalami Hipoglikemia yang berumur 76 tahun, dan sebelum
meninggal dalam waktu 24 jam pasien tersebut sudah mengalami koma. Penderita DM yang pulang atas permintaan sendiri, 6 orang pada kelompok
umur 51-60 tahun, 12 orang mengalami komplikasi kronik dan 1 orang mengalami komplikasi akut dan kronik, serta 12 orang merupakan penderita DM tipe 2 dan 1
orang penderita DM tipe 1. Semua penderita yang dirujuk ke RS lain berumur 40 tahun, 3 orang diantaranya pada kelompok umur 51-60 tahun dan semuanya
mengalami komplikasi kronik. Penderita dirujuk karena komplikasi sudah berat dan tidak bisa ditangani oleh pihak RS sehingga dirujuk ke RS lain yang fasilitasnya lebih
baik. Hal ini sesuai dengan penelitian Simamora 2011 di RS Santa Elisabeth
Medan tahun 2010, bahwa proporsi tertinggi penderita DM dengan komplikasi adalah penderita yang pulang berobat jalan PBJ 76,6.
47
Universitas Sumatera Utara
6.9. Analisis Statistik