Perilaku Makan dengan Kejadian Dismenorea

permen. Sedangkan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin jarang dikomsumsi, meskipun buah-buahan dapat dibeli dari penjual yang menggunakan sepeda didepan gerbang sekolah, sehingga dalam diet mereka rendah zat gizi terutama vitamin. Disamping itu remaja putri suka minum minuman ringan soft drink, teh, kopi yang frekuensinya lebih sering dibandingkan mereka miunum susu. Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa meskipun sebagian besar remaja putri sarapan dirumah, diasrama, dan ada juga yang sarapan disekolah, tetapi masih ada beberapa remaja putri yang tidak sarapan dengan alasan buru- buru berangkat sekolah dan sarapan diasrama kurang enak. Alasan lain karena malas dan tidak suka sarapan. Sebagian besar sarapan yang dimakan remaja putri pada saat sarapan adalah nasi, roti, telur goreng dan beberapa menambahkan sayur pada menu mereka dan sedikit yang meminum susu. Sedangkan makanan yang biasa dimakan saat sarapan disekolah adalah nasi, gorengan dan ada beberapa yang makan snack saja. Menurut Depkes 2003 disamping kuantitas dan kualitas hidangan saat sarapan sebaiknya terdiri dari sumber zat tenaga, sumber zat pembangun, dan sumber zat pengatur dalam jumlah yang seimbang serta mengandung sepertiga kecukupan gizi dalam sehari- hari. Oleh karena itu, jika dilihat dari makanan yang dikomsumsi remaja putri pada waktu sarapan mempunyai kualitas sarapan yang belum dapat memenuhi kecukupan gizi remaja.

5.5 Perilaku Makan dengan Kejadian Dismenorea

Dari hasil penelitian diketahui bahwa lebih dari setengah responden mengalami dismenora sebanyak 61.17 hal ini dapat disebabkan oleh pengetahuan remaja yaitu 45.9, sikap 50.58 dan tindakan 51.85 dalam kategori kurang. Universitas Sumatera Utara Dari hasil wawancara remaja lebih suka mengkomsumsi makanan yang mereka sukai dari pada makanan yang bergizi. Remaja lebih gemar mengkomsumsi snack yang rasanya manis, asin dan lebih sering mengkomsumsi minuman ringan seperti soft drink. Hal ini dapat memperberat rasa nyeri yang dialami pada saat menstruasi. Sebab komsumsi makanan yang tinggi mengandung gula akan menyebabkan lonjakan gula darah, ketika kadar gula darah tiba-tiba menurun setelah lonjakan ini akan memberikan efek emosisional seperti kesal dan bahkan lesu. Kadar gula akan tidak stabil dan dapat menyebabkan kram saat menstruasi. Pola makan yang tinggi lemak, karbohidrat dan protein akan meningkatkan berat badan yang lebih dan hal ini akan secara langsung meningkatkan status gizi pada kondisi lebih. Penerapan pola makan seperti ini akan meningkatkan kerja organ-organ tubuh sebagai bentuk haemodialisa kemampuan tubuh untuk menetralisir pada keadaan semula dalam rangka pengeluaran kelebihan tersebut. Dalam hal ini berdampak pada sistem hormonal pada tubuh. Adanya gangguan tersebut akan memperngaruhi kerja organ-organ tubuh secara maksimal termaksud organ seksual perempuan berupa peningkatan hormon progesteron, estrogen, FSH, LH dan prostaglandin dimana hormon tersebut merangsang kontraksi rahim yang dapat menyebabkan rasa nyeri. Menurut Barner 1996 secara fisiologis wanita yang mengalami nyeri haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh perutnya terasa bengah. Tetapi pada beberapa remaja keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat yang biasa dikomsumsi, selain olahraga yang teratur Mitayani dan Wiwi, 2010. Universitas Sumatera Utara Diet yang adekuat pada remaja adalah diet yang bervariasi dan seimbang, meliputi cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Dengan diet yang adekuat maka status gizi remaja putri akan baik, maka akan tercapai derajat kesehatan maksimal, fungsi hormon estrogen dan progesterone maksimal, akan terhindar dari premenstruasi syndrome dan keluhan nyeri haid Desi Purwitasari dan Dwi Maryani, 2009. 5.6 Pola Makan dan Kejadian Dismenorea 5.6.1 Jumlah Komsumsi Vitamin A Terhadap Kejadian